3 Cara Untuk Mencapai Impian

Sebutkan sesuatu yang sangat kau inginkan. Misalnya uang, rumah, mobil, motor, laptop, komputer, uang, pekerjaan, pacar, kekasih, istri, suami, sahabat, atau apapun yang menjadi keinginan mu. Sekarang coba kau jawab, kenapa kau belum juga mendapatkannya? Kenapa?

Apakah karena krisis ekonomi? Orang tua mu? Pekerjaan mu? Bisnis mu? Atasan mu? Partner mu? Tetangga mu? Negara mu? Partai mu? President mu? Atau siapa? Menurut mu, siapa penyebab utama yang harus dipersalahkan? Sudah menemukan jawabannya?

Pernahkah kau merasa penasaran, bingung, dan heran, kenapa di dunia yang fana ini, begitu banyak orang yang tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? Pernahkah kau memikirkan, kenapa sebagian orang begitu sulit mendapatkan apa yang kau inginkan?

Pernahkah kau berkeinginan mencari cara termudah untuk mendapatkan apa yang kau inginkan? Pernahkah kau merasa sangat frustasi, lalu berpendapat bahwa hidup ini tidak lebih dari sebuah penderitaan yang panjang dan melelahkan?

Pernahkah kau merasa iri, melihat orang lain yang begitu menikmati indahnya hidup ini? Tidakkah kau ingin mencari tahu kenapa sebagian orang begitu mudah mendapatkan apa yang diinginkannya? Tidakkah kau ingin mengetahui apa yang menjadi rahasianya? Sudahkah anda membayar pajak hari ini? (pesan sponsor, red).

Okey, kami rasa pertanyaannya sudah terlalu banyak. Dan kami rasa kau sudah mulai tahu kemana kira-kira arah pembicaraan kita selanjutnya. So, menurut mu, kira-kira, apa ya... yang menjadi rahasia mereka? Dan, dimana kira-kira mereka menyimpannya? Bisakah kita juga menemukannya?

Ingin tahu? Benar ingin tahu? Tidak menyesal? Baik, tapi sebelum itu, kami persilahkan anda untuk percaya, tapi anda juga tetap diperbolehkan untuk tidak mempercayainya. Jangan takut, ini negara bebas bung. Baik tanpa banyak bacot lagi, wadiabalat.... berikut ini rahasianya...

Percayakah kau kalo ada orang yang bilang bahwa rahasia itu sebenarnya ada di dalam diri setiap manusia? Dan, percayakah kau kalo ada orang yang berani bilang bahwa rahasia itu letaknya dekat, bahkan sangat dekat? Apa kau juga percaya kalo ada yang bilang... saking dekatnya letak rahasia itu, hingga jarang orang yang melihatnya?

Percaya? Baik, kami percaya kau mulai percaya. Tapi tahukah kau dimana letak rahasia itu? Yang katanya dekat, sangat dekat, bahkan lebih dekat dari urat leher mu? Dimana? Yep, kau betul, yaitu di pikiran mu. Tepatnya, dialam pikiran bawah sadar mu. Nope, bukan, rahasia itu tidak terletak pada tingkat IQ atau kepintaran mu.

Gimana? Mulai meragukan rahasia ini? Mulai bertanya-tanya... apa benar tingkat IQ seseorang tidak bisa menjamin bahwa orang tersebut bisa mendapatkan... atau tidak bisa mendapatkan yang diinginakannya?

Konon, menurut sebagian pendapat, jika seseorang tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, maka itu tidak lain dan tidak bukan, disebabkan oleh dirinya sendiri. Tepatnya, oleh keinginannya sendiri. Yang artinya, dialah yang sebenarnya yang membuat hal itu terjadi atau tidak terjadi. Yep, pendapat ini mungkin terdengar menyakitkan.

Orang yang berpendapat seperti ini mengatakan bahwa... jika seseorang tidak bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginannya, itu tidak lain dan tidak bukan karena pikirannya sendirilah yang menginginkan hal itu. Dengan kata lain... pikirannya menolak untuk percaya bahwa dia mampu mendapatkannya.

Singkatnya begini... Dia menginginkan sesuatu... tapi pada saat yang bersamaan dia juga menginginkan sesuatu yang berlawanan. Hingga tanpa dia sadari, hal itu membuat pikiran bawah sadarnya menjadi bingung. Contohnya? Katakanlah dialam pikiran mu kau menginginkan seorang kekasih, tapi di saat bersamaan, kau tidak ingin terikat.

Contoh lain? Katakanlah kau ingin jadi orang yang populer, tapi di saat bersamaan, kau juga tidak ingin menjadi pusat perhatian. Contoh lain lagi? Katakanlah saat ini kau ingin memiliki tubuh yang fit dan sehat, tapi disaat bersamaan, kau juga tidak ingin melakukan apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan tubuh yang seperti itu.

(Photo: Numpang Mejeng, red)

Gimana? Mulai jelas maksudnya? Mulai masuk akal? Yep, kami rasa kau mulai mengerti maksudnya. Dan jika dipikir-pikir secara sadar, ternyata hal itu memang benar adanya.

Seringkali, sadar atau tidak sadar, ternyata kita telah memasukkan dua perintah yang berlawanan arah kedalam pikiran. Lalu, menurut mu, apa mungkin dua-duanya bisa seiring sejalan? Tidak bukan? Yang pastinya, hanya ada satu saja yang bisa berjalan, betul?

Contoh lain misalnya tatkala kau mengatakan "Aku ingin dapat duit yang banyak," tapi disaat yang bersamaan kau juga mengatakan pada diri sendiri bahwa "Aku tidak pantas mendapatkannya." Nah, menurut mu, dengan dua pernyataan yang berlawanan arah ini, apa mungkin pikiran mu tidak menjadi bingung. Bingung bukan?

Yep, betul, kami jamin kau pasti bingung. Disaat pertama kau menginginkan sesuatu. Tapi disaat itu juga kau membuat pernyataan yang membatalkan keinginan mu itu. Dan hal itu membuat pikiran mu jadi bingung.

Dan karena bingung, kau tidak yakin dengan apa yang kau lakukan. Langkah mu penuh dengan keraguan. Hati mu dipenuhi kebimbangan. Pikiran mu selalu dirasuki kegalauan. Matamu kemerahan. Tangan mu gemetaran. Rambut mu acak-acakan. Pipimu kemerahan. Dan bibirmu sariawan.

Dan hasilnya? Kau tidak akan pernah mendapat apa yang tadi kau inginkan. Sebab apa? Sebab, kau sendirilah yang membatalkannya, alias tidak menginginkan apa yang tadi kau bilang kau inginkan, betul? Jadi, berhentilah selalu menyalahkan hal-hal yang diberada diluaran. Kendalikan dulu dirimu, baru menyalahkan orang lain.

Jadi solusinya gimana dong?

Menurut khabar... ada tiga tahap dasar untuk mengatasinya.

  1. Tentukan target.
  2. Fokus pada target tersebut.
  3. Atasi pikiran-pikiran jelek yang membuatmu jadi tidak pede.

Kelihatannya mudah, betulkah? Tuuu... tuuuuh... mulai ga pede lagi kan...

Related Posts:

MERAIH PELUANG INDUSTRI KREATIF


Oleh Jakob Oetama

Indonesia adalah negara kepulauan yang besar, terdiri atas 17.504 pulau dengan keragaman dan kekayaan budaya bangsa. Terdapat 1.068 suku bangsa, dan berkomunikasi dengan 665 bahasa daerah di seluruh Nusantara.

Indonesia dikaruniai iklim subtropis yang bersahabat, tanah yang subur, serta alam yang sangat indah. Selain itu, Indonesia kaya dengan spesies langka flora dan fauna mencakup mamalia, kupu-kupu, reptil, burung, unggas, dan amfibi berjumlah 3.025 spesies.

Tumbuhan yang hidup di Indonesia berjumlah sekitar 47.000 spesies atau setara dengan 12 persen dari seluruh spesies tumbuhan di dunia.

Dalam bidang seni dan budaya terdapat sedikitnya 300 gaya tari tradisional yang berasal dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan budaya bangsa Indonesia adalah potensi besar dalam mendukung tumbuhnya industri kreatif Indonesia yang saat ini memberikan kontribusi kepada pendapatan domestik bruto (PDB) senilai Rp 104,6 triliun.

Industri kreatif Indonesia

Rata-rata kontribusi PDB industri kreatif Indonesia tahun 2002-2006 sebesar 6,3 persen dari total PDB Nasional dengan nilai Rp 104,6 triliun. Nilai ekspor industri kreatif mencapai Rp 81,4 triliun dan berkontribusi sebesar 9,13 persen terhadap total nilai ekspor nasional dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 5,4 juta pekerja.

PDB industri kreatif menduduki peringkat ke-7 dari 10 lapangan usaha utama yang ada di Indonesia. PDB industri kreatif saat ini masih didominasi oleh kelompok fesyen, kerajinan, periklanan, dan desain.

Pemerintah telah mengidentifikasi lingkup industri kreatif mencakup 14 subsektor, antara lain, industri perangkat lunak (software), pasar barang seni, industri kerajinan, fesyen, advertising, desain, animasi, film, video dan fotografi, musik, serta permainan interaktif.

Indonesia memiliki potensi kekayaan seni budaya yang beragam sebagai fondasi tumbuhnya industri kreatif. Keragaman budaya itu sendiri sebagai bahan baku industri kreatif, munculnya aneka ragam kerajinan dan berbagai produk Indonesia, memunculkan juga berbagai bakat (talent) dari masyarakat Indonesia di bidang industri kreatif.

Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berupaya menjadi salah satu elemen penggerak industri kreatif, yakni menyiapkan tenaga yang berbakat tersebut menjadi terampil dan berdaya saing tinggi untuk berhasil di industri kreatif.

UMN merancang kurikulum yang berorientasi kreatif dan kewirausahaan (entrepreneurship) berikut sarana laboratorium yang baik di bidang ICT (information and communication technology) serta laboratorium multimedia (animasi desain).

Alasan mengembangkan

Indonesia perlu terus mengembangkan industri kreatif. Alasannya, industri kreatif memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan. Selain itu, industri kreatif menciptakan iklim bisnis yang positif dan membangun citra serta identitas bangsa.

Di sisi lain, industri kreatif berbasis pada sumber daya yang terbarukan, menciptakan inovasi dan kreativitas yang merupakan keunggulan kompetitif suatu bangsa serta memberikan dampak sosial yang positif.

Meski demikian, untuk menggerakkan industri kreatif diperlukan beberapa faktor. Di antaranya, arahan edukatif, memberikan penghargaan terhadap insan kreatif, serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Fenomena global

Saat ini ekonomi industrial telah beralih ke Ekonomi Kreatif dan korporasi berada di simpang jalan. Atribut yang cocok untuk abad ke-20 tidak lagi sesuai di abad ke-21 sehingga korporasi harus berubah secara dramatis.

Daya yang paling penting saat ini adalah tumbuhnya kekuatan ide. Itulah sebabnya, sebagian besar tenaga kerja kini berada pada sektor jasa atau menghasilkan produk abstrak, seperti data, software, berita, hiburan, periklanan, dan lain-lain.

Belanja modal di Amerika Serikat untuk teknologi informasi berlipat lebih dari tiga kali lipat sejak 1960, dari hanya 10 persen menjadi 35 persen.

Pergantian abad merupakan pergantian dari hamburger ke software. Software adalah ide. Meskipun masih ada pembuat hamburger di abad ke-21, tetapi kekuatan, prestise, dan uang akan mengalir ke perusahaan dengan modal intelektual yang sangat berharga.

Bila dibandingkan, McDonald’s yang memiliki pegawai 10 kali lebih banyak, nilai kapitalisasi pasarnya hanya 1/10 Microsoft.

Pada era ekonomi yang berbasis pada ide, potensi untuk sukses seperti Yahoo, Google adalah jauh lebih besar karena ide bersifat menular. Ide dapat menyebar ke populasi yang sangat besar dalam waktu yang cepat.

Sekali sebuah ide, seperti program komputer telah dikembangkan, biaya untuk penggandaan hampir nol, tetapi dengan potensi keuntungan yang sangat besar.

Dalam era ekonomi kreatif, isu penting yang harus diatasi adalah pembajakan. Buku, musik atau software sulit untuk dibuat, tetapi sangat mudah digandakan, apalagi dengan kehadiran internet. Padahal pencurian terhadap hak cipta intelektual sangat mematikan inovasi.

Di era ekonomi kreatif, tersedia modal yang sangat banyak tetapi justru ide bagus yang sangat kurang. Jadi pemilik modal sepertinya kehilangan kekuatan di abad ke-21 ini, sedangkan wirausahawan dan pemilik ide-lah yang memegang peranan.

Hak milik intelektual

Dalam Ekonomi Kreatif, hak milik intelektual yang paling penting bukanlah software, musik atau film, tetapi apa yang berada di dalam kepala karyawan.

Ketika aset berupa benda fisik, seperti batu bara, misalnya, pemegang saham memiliki seluruhnya. Tetapi kalau aset terpenting adalah orang, mereka tidak sepenuhnya memiliki karena berada di orang tersebut.

Bila orang tersebut pindah, maka mereka akan membawa serta aset-aset berupa ide. Yang terbaik yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menciptakan lingkungan yang bisa membuat orang terbaik tetap betah. Aset yang sebenarnya adalah ide.

Jakob Oetama, Presiden Komisaris Kompas Gramedia. Disampaikan pada acara Studium Generale Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di Kampus UMN, Summarecon-Serpong, Tangerang

[Kompas, 24 Oktober 2008 ]

Related Posts:

Bagaimana Cara Mengatur Duit?

Pepatah bilang... Duit mu harimau mu... yang selalu siap menerkam mu. Yep, bukan mulut saja yang bisa menjadi harimau, duit juga bisa. Ga percaya? Pernah mendengar orang kaya yang punya banyak penghasilan tapi tetap dililit utang? Pernah melihat orang-orang kaya yang selalu gelisah dan ketakutan dikejar-kejar hutang?

Yep, bukan orang berpenghasilan minim saja yang kekurangan duit, bahkan orang-orang yang katanya punya banyak sumber penghasilan pun, sering merasa tak pernah punya cukup duit. Mengapa? Apakah itu cuma perasaan mereka saja? Atau memang penghasilan mereka yang kurang?

Mungkin. Itu mungkin memang cuma masalah perasaan. Atau mungkin juga penghasilan mereka yang tak sebesar pengeluaran. Seperti kata orang bijak tadi... duit itu sama seperti mulut... bila tidak bisa mengaturnya... bersiaplah untuk mendapat masalah darinya. Dan seperti juga mulut, bukan ukuran yang jadi masalah... melainkan... bagaimana cara mengggunakan... alias mengaturnya.... ini kata orang bijak lho... bukan menurut hemat kami.

Nah, gimana menurut sampeyan? Opo sampeyan sudah percoyo... bahwa duit itu hampir sama dengan mulut? Opo sampeyan masih kurang yakin? Baeklah... kami akan mencoba mencari perumpamaan laen. Begini mas... menurut sampeyan... ada nggak hubungan antara mulut dengan perasaan?

Yep, tentu ada. Bagaimana sampeyan menggunakan mulut, pasti akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perasaan sampeyan, betul? Lalu, menurut sampeyan... ada nggak hubungan antara duit dengan perasaan? Ada nggak hubungan antara bagaimana perasaaan sampeyan, dengan bagaimana cara sampeyan mengatur atau menggunakan duit?

Kalo menurut para pakar finansial sih... hubungan itu ada, bahkan sangat erat. Dan... menurut sumber yang amat sangat dapat dipercaya... bagaimana cara seorang anak manusia mengatur duit itu ... akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana perasaan si anak tadi terhadap duit. Contohnya?

Begini mas... coba sampeyan ingat-ingat... kapan terakhir kali sampeyan mengeluarkan duit? Mungkin kemarin, beberapa jam, atau bahkan menit yang lalu, betul begitu? Sudah ingat? Sekarang coba sampeyan ingat-ingat lagi, untuk apa sampeyan mengeluarkan duit itu? Sudah ingat? Sekarang coba sampeyan tanyaken pada diri sampeyan sendiri, apa alasan sampeyan mengeluarkan duit itu? Hayooo... ngaku aja mas...

Apa duit itu sampeyan gunaken buat beli kebutuhan sehari-hari, misalnya sembako? Ato mungkin juga untuk membeli sesuatu yang sampeyan butuhkan atau inginkan saat itu? Bagaimana dengan perasaan sampeyan saat itu? Merasa takut ga punya cukup duit buat membayar?

Opo sebelumnya... sampeyan pernah... bahkan selalu merasa khawatir dengan harga barang yang ingin dibeli? Apa keputusan sampeyan untuk membeli barang itu, akan memberi pengaruh yang besar kondisi keuangan nantinya? Apa yang sampeyan rasaken setelah membelanjakan uang? Merasa bersalah? Atau malah senang?

Gimana? Sudah bisa melihat hubungan antara duit dengan perasaan? Masih belum? Coba sampeyan inget-inget kejadian... dimana suatu ketika... tatkala dengan atau tanpa sampeyan sadari... keputusan sampeyan untuk membeli sesuatu, ternyata telah memberi dampak emosional yang sangat besar terhadap kehidupan sampeyan dan keluarga.

Sudah inget? Sekarang coba sampeyan jawab, kira-kira... apa yang membuat kejadian itu menjadi begitu emosional? Nah... jadi... betul bukan? Bagaimana cara sampeyan membelanjaken duit, akan memberi pengaruh terhadap kondisi emosional atau perasaan sampeyan? Jadi intinya... duit itu lebih bersifat emosional ketimbang logikal.

Teori dan fakta ini dikemukakan oleh para pakar finansial lho mas. Dan bukan hasil rekayasa atau imajinasi kami semata. Fakta ini mereka dapat dari hasil penelitan dan keluhan-keluhan yang mereka dapat dari orang-orang yang sedang, atau sering mendapat masalah keuangan.

Dari hasil penelitian itu, akhirnya mereka menyimpulkan bahwa, setidaknya ada tiga alasan utama kenapa seorang anak manusia membelanjakan uangnya. Coba perhatikan tiga alasan ini baek-baek mas, sebab ini mungkin akan sangat berguna buat sampeyan nantinya, baek sebagai pembeli, ataupun penjual. Berikut ini alasan-alasannya:

Impulsive atau Dorongan Hati

Menurut para pakar tadi... bagaimana cara seorang anak manusia menghabiskan duitnya, cenderung dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat psychologis. Maksudnya? Bagaimana seseorang mengatur atau membelanjakan duitnya, akan sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman hidup yang pernah dilalui dan dialaminya. Contohnya?

Misalnya... seseorang yang pernah mengalami masa kecil yang katakanlah... selalu kekurangan, hingga hampir selalu tidak bisa mendapatkan apa yang diinginkannya. Hal ini ternyata telah memberi dampak pada kondisi kejiwaannya. Dan untuk menutupi kehilangan itu, dia mencoba memenuhinya dengan cara membeli apapun yang dia inginkan. Tanpa peduli apakah barang itu memang dibutuhkan, atau tidak. Dan akibatnya?

Yep, dia menjadi orang yang kosumeristik, alias suka mengkonsumsi hal-hal yang berbau mistik.... eh salah... maksudnya... suka menghambur-hamburkan uang untuk hal-hal yang sebenarnya sama sekali tidak dia butuhkan. Nah, menurut sampeyan, apakah cara mengatur duit seperti itu adalah hal yang:

  1. Tidak Baik.
  2. Agak Tidak Baik.
  3. Kurang Baik.
  4. Kurang Baik Sekali.
  5. Sangat Kurang Baik Sekali.
  6. Semuanya Benar.

Yep, jawabannya tentu saja adalah f. Sebab apa? Sebab, kebiasaan ini akan berakibat sangat tidak baik sekali terhadap orang yang bersangkutan. Kebiasaan ini akan menjauhkan dia dari kebiasaan menyimpan uang untuk jangka waktu yang cukup lama. Dia menjadi cenderung untuk selalu menghabiskan uangnya. Kasihanilah Dia. Tidakkah dia tahu bahwa, semakin lama menyimpan uang, maka akan semakin tinggi nilainya?

Krisis Ekonomi

Tahukah engkau bahwasanya... krisis ekonomi itu ternyata akan sangat berpengaruh terhadap bagaimana seseorang seharusnya membelanjakan uangnya? Yep, kami yakin kau pasti sudah tahu. Krisis ekonomi yang kami maksud bukan sekedar krisis ekonomi secara nasional maupun global. Melainkan lokal alias krisis yang terjadi dalam lingkup kecil.

Misalnya seseorang yang tiba-tiba dipecat. Atau bisnisnya bangkrut. Atau kena tipu habis beneran (bukan habis-habisan). Kejadian-kejadian seperti itu, akan memberi pengaruh yang besar terhadap bagaimana orang tersebut membelanjakan uangnya. Kejadian tersebut akan mempengaruhi bagaimana perasaannya terhadap uang.

Kewajiban-kewajiban

Lo pasti sangat tahu, bagaimana cara seseorang membelanjakan uangnya, pasti sangat dipengaruhi oleh seberapa banyak kewajibannya finansial yang harus dipenuhinya. Misalnya dalam hal pajak, kredit, utang, iuran, dll. Seseorang yang punya banyak kewajiban, tentu akan berbeda dengan orang yang punya lebih sedikit kewajiban, betul?

Banyak orang yang stress karena memikirkan penghasilannya yang habis cuma buat memenuhi kewajiban-kewajiban tersebut. Dia jadi takut untuk membelanjakan uangnya. Bahkan untuk sekedar memenuhi kebutuhannya (primer). Apalagi untuk hal-hal yang bersifat sekunder. Berbeda dengan orang yang hanya punya sedikit kewajiban, betul?

Kejadian-kejadian Emosional

Impulsive, krisis, kewajiban, hanyalah sebagian kecil dari adalah hal-hal yang bisa berakibat pada bagaimana seseorang mengatur duitnya. Sebab, kejadian-kejadian bersifat emosional yang berhubungan dengan duit, bisa memberi efek yang jauh lebih besar, yaitu menjauhkan pemahaman kita mengenai cara mengatur duit. Benarkah?

Yep, itu benar. Orang umumnya berpendapat bahwa, semakin besar pemasukan, maka semakin kayalah mereka jadinya, betul? Dan akibatnya, mereka berlomba-lomba mencari pemasukan tambahan, betul? Karena mereka beranggapan, dengan penghasilan tambahan, maka semua kebutuhan mereka akan bisa terpenuhi, betul?

Lalu, apa pendapat itu salah? Bukan, bukan salah, tapi tidak selalu benar. Menurut para pakar tadi, bukan besarnya pemasukan yang menentukan, melainkan, seberapa baik pengaturannya. Mpu Sendok dalam kitabnya yang berjudul Pujangga Mandaka Karmala Jaya dengan tegas-tegas mengatakan bahwa: It matters not how much you make, only how well you manage your money that counts.

Yang artinya... yang penting itu bukan ukurannya bung... melainkan cara penggunaannya. Yep, kami tahu, kata-kata ini mungkin mengandung sedikit unsur porno terapi dan porno terasi. Tapi ketahuilah, sesungguhnya, unsur-unsur itu tidak pernah sedikitpun terlintas di benak kami. Kami hanya ingin sedikit berimprovisasi, cuma itu, sumpah mampus.

So, apa benar yang penting itu bukan ukurannya, melainkan cara pengaturannya? Pernah mendengar orang yang mendapat penghasilan tambahan tapi malah menjadi jauh lebih miskin dari sebelumnya? Pernah menemukan orang yang punya sumber penghasilan tambahan tapi pendapatannya malah berkurang? Belum pernah? Carilah... dan kau akan mengerti dengan sendirinya.

Jadi, gimana? Gimana seharusnya cara kita mengatur duit? Apakah dengan menyimpannya, menggenggammnya, menyembunyikannya rapat-rapat, dan berusaha untuk tidak membelanjakannya sama sekali? Tentu tidak. Kita orang tentu tidak mau menjadi orang yang kikir dan super irit, betul? Tapi kita orang juga tentu tidak mau jadi orang yang boros dan super mubazir, betul? Sebab kita orang tahu, dua-duanya itu sama buruknya, betul?

Nah, ingin tahu kelanjutannya? Bagaimana dengan ebook Money Mastery Methods yang kemarin kami anjurkan? Sudahkah anda mendownloadnya? Sudah membacanya? Sudah mempraktekkannya? Adakah perubahan yang anda rasakan? Belum? Sabar aja bang... coba terus... cepat ato lambat... kami yakin sampeyan pasti akan merasakannya. Dijamin!!! or Your Money Back!!!

Related Posts:

MEWUJUDKAN JABAR KREATIF


Oleh IU RUSLIANA

KRISIS global terus menelan korban. Bangkrutnya beberapa korporasi, ketatnya pengucuran kredit perbankan dan pemutusan hubungan kerja (PHK) di industri manufaktur seperti tekstil, alas kaki, furnitur, dan yang lainnya terus terjadi. Korporasi besar yang masih bertahan tampaknya akan berhati-hati dalam berekspansi. Pertumbuhan ekonomi 5 persen di 2009 adalah angka yang paling realistis.

Kini hanya ada beberapa pelaku dan sektor industri yang bisa diharapkan bakal menjadi kekuatan penggerak ekonomi, yaitu pemerintah dan partai politik. Pemerintah dengan anggaran belanja tahun 2009, seribu triliun rupiah lebih harus menjadi stimulus ekonomi. Termasuk kebijakan menggenjot kredit perumahan kelas menengah ke bawah dan kredit motor serta menurunkan harga BBM (premium dan solar) ke Rp 4.500,00 per 15 Januari 2009 adalah salah satu kebijakan penting. Demikian juga partai politik, kampanye yang besar-besaran dengan dana triliunan rupiah diyakini akan menggerakkan ekonomi nasional yang tengah terpuruk.

Harapan itu ada, namun apakah akan selamanya begini? Adakah potensi besar yang harusnya disyukuri dan menjadi penopang menuju kemandirian ekonomi? Pada konteks Jawa Barat, misalnya, beberapa industri diperkirakan segera melakukan PHK, karena dampak krisis, menyusul menurunnya order dari pasar Eropa dan Amerika Serikat. Dengan jumlah pengangguran yang bakal meningkat, apakah program padat karya yang sifatnya insidental saja yang bisa diandalkan? Bukankah sebaiknya dana bantuan sosial ekonomi yang disalurkan bisa menggerakan ekonomi berbasis masyarakat lokal.

Ekonomi Kreatif

Sebagai bangsa yang kaya sumber daya alam dan keragaman budaya, kita harus menyadari potensi ekonomi yang berasal dari gagasan kreatif masyarakat. Masyarakat Indonesia, apalagi masyarakat Jawa Barat, telah menyatukan diri dengan budaya dan alam sehingga melahirkan pelbagai produk yang unik dan kreatif. Industri kreatif Indonesia menyumbangkan sekitar 4,75% dari Produk Domestik Bruto atau PDB Indonesia pada 2006, berada di atas sektor listrik, gas, dan air bersih. Laju pertumbuhan industri kreatif Indonesia tahun 2006 sebesar 7,3% per tahun, melebihi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang 5,6%. (Bisnis Indonesia, 24/10/2007).

Menurut Agung Bawantara (2008), di negara maju Inggris, industri kreatif digenjot untuk menggerakkan perekonomian negara. Hebatnya, sumbangan industri kreatif di negeri ini mencapai 8,7 persen yang melampaui pendapatan Inggris dari sektor industri manufaktur. Di Korea, geliat industri kreatif mengalami pertumbuhan sekitar 20 persen per tahun dan berada pada posisi kedua setelah industri finansial.

Maka pemerintah Indonesia, dalam menunjang keajekan industri kreatif, pada 2006 meluncurkan Indonesian Design Power 2006-2010. Ini dilakukan untuk menggenjot industri kreatif sehingga mampu memberikan pendapatan negara sebesar 10 persen pada 2016. Melihat potensi negara ini, dengan kekayaan budaya dan alam, optimisme mewujudkan program itu bukan isapan jempol. Tentunya dengan memperhatikan pranata pendukung yang dapat mewujudkan cita-cita 10 persen pada tahun 2016.

Pranata yang mesti diperhatikan dalam mengembangkan industri kreatif mulai dari masyarakat lokal, institusi formal (pemerintah), lembaga pendidikan, agen, studio, toko, sampai pada keberadaan komunitas dan institusi. Aspek-aspek yang terkait dengan pengembangan kreativitas, mulai dari proses sampai pemanfaatan sarana informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan perkembangan ekonomi kreatif, sisi teknologi, dan prospek bisnis adalah komoditas yang harus mulai digarap serius.

Jabar Kreatif

Untuk konteks Jawa Barat, potensi ekonomi kreatif telah ada namun perlu kebijakan khusus untuk mengembangkannya. Misalnya, industri kreatif di Kota Bandung, sebagai kota yang dihuni 60 persen kalangan muda di bawah 40 tahun dan tempat berkembangnya perguruan tinggi, industri kreatif tumbuh pesat. Hal ini merupakan potensi besar bagi perkembangan industri kreatif di Jawa Barat. Apalagi sektor industri kreatif menyumbang 7,8 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jabar. (www.tempointeraktif.com).

Penting kiranya mendorong kemampuan masyarakat (individu) agar mampu berkreasi dan menjadi bagian dari sektor industri kreatif. Maka, hal yang penting diperhatikan untuk mendorong tumbuhnya budaya kreatif. Pertama, pemanfaatan internet dan saluran informasi (information tool) untuk dapat memetik dan mempelajari kreativitas dunia. Kedua, menciptakan pasar domestik dan pasar ekspor yang menyerap berbagai produk kreatif ini. Ketiga, dengan cara menggandeng komunitas kreatif.

Kita tidak bisa berharap kepada APBD dan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) APBN 2009 yang mencapai Rp 23,969 triliun. Itu hanya stimulus. Jawa Barat punya potensi ekonomi kreatif yang besar dan unik. Unik karena tiap daerah punya ciri khas dan terbukti menjadi penggerak ekonomi masyarakat di daerah tersebut. Tahu cibuntu, tahu sumedang, ubi cilembu, tas dan sepatu Cibaduyut, kerajinan rotan Cirebon, kerajinan kulit Garut, dodol garut, factory outlet Kota Bandung, dan sederet potensi ekonomi kreatif yang tak tertandingi dan telah melakukan kegiatan ekspor. Industri ini tak pernah mati karena menjadi bagian dari budaya masyarakat. Namun, tak bisa tumbuh pesat karena belum ada sentuhan serius dari pemerintah.

Pemerintah daerah tidak perlu mencari-cari ke luar daerah apalagi ke luar negeri. Kita telah punya potensi, tinggal dikembangkan dan dikelola dengan baik. ITB, IPB, UIN Bandung, UPI, dan kampus terkemuka lain ada di Jawa Barat. Mengapa tidak, industri kreatif berbasis teknologi dikembangkan melalui kerja sama pemerintah daerah dengan kalangan akademik. Sinergi stakeholder; pemerintah, komunitas kreatif, dunia usaha, kampus, dan masyarakat lokal menjadi penting dilakukan untuk membangun industri kreatif ini.

Ke depan, konsep one village one product (OVOP) bisa dikembangkan, bukan hanya berorientasi pada pasar domestik, tapi juga pasar dunia. Ini soal political will dan merupakan bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesungguhnya. Jika ini dikelola dengan serius dan sinergi antar-stakeholder tercipta dengan baik, bukan mustahil jika toko sepatu Cibaduyut menjamur di Eropa dan dodol garut jadi menu orang Asia. Wallahu`alam.***

Penulis, mahasiswa Program S-2 Ekonomi Keuangan Syariah Universitas Indonesia (UI) dan pengajar pada Fakultas Ushuluddin UIN Bandung.

[Pikiran Rakyat, 18 Februari 2009]

Related Posts:

Sukses di Bisnis Network Marketing

Kamu pasti sudah tahu, siapa yang kami maksud dengan network marketing itu, betul? Yep, betul sekali. Seorang network marketing itu adalah orang yang menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan, untuk memasarkan produk atau jasanya, lalu mendapat penghasilan baik dari hasil penjualan, maupun perekrutan.

Menurut mu, model bisnis seperti ini menarik tidak? Yep, tentu sangat menarik. Kenapa, apanya yang menarik? Yep, karena biasanya, tidak butuh modal besar-besaran untuk memulai bisnis model beginian. Dan karena modalnya kaga besar-besar amat, berarti resiko yang bakal dihadapi juga kaga amat-amat besar, betul?

Dan itu artinya, hampir semua orang bisa melakukannya, betul? Yep, betul, hampir semua orang pasti bisa. Kalo emang hampir semua orang pasti bisa, tapi kenapa koq tidak semua orang bisa sukses dengan model bisnis beginian? Padahal, katanya, bisnis model beginian mudah dan murah untuk dijalankan? Apa masalahnya?

Nah, itu juga yang kami pengen tahu. Kami sendiri juga sering merasa heran dan bingung, kenapa koq tidak semua orang bisa sukses ngejalanin model bisnis yang beginian. Kami juga ingin tahu rahasia-rahasia apa yang ada di balik kesuksesan seseorang yang ngejalanin bisnis beginian. Kamu pingin tahu juga?

Konon, ada tiga prinsip utama yang harus di ketahui dan dilakoni oleh tiap orang yang kepingin serius ngejalanin dan ngenikmatin hasil yang berlimpah dari model bisnis beginian. Yaitu:

  • Tidak ada jalan pintas. Hmmm... sayang sekali. Padahal banyak orang menginginkan jalan pintas. Bahkan konon, katanya nih... hampir semua orang yang merasa tertarik bisnis model ini, pada awalnya karena mereka menganggap bisnis model ini adalah jalan terpintas untuk mencapai apa yang menjadi impiannya.

Padahal... nyatanya... bahkan bisnis model beginianpun ternyata tidak bisa menjanjikan jalan pintas. Bahkan model beginianpun ternyata mensyaratkan pelakunya untuk selalu siap bekerja keras dan bekerja cerdas. Dan itu harus dimulai dengan cara menguasai skill-skill yang telah terbukti keampuahannya.

  • Tidak ada alasan. Wah... ini lebih susah lagi. Apalagi buat mereka yang telah terdidik untuk selalu pintar mencari alasan. Konon, kalo kepingin sukses dibisnis model ini, pelakunya harus menjauhkan sifat selalu mencari-cari alasan diluaran. Maksudnya?

Setiap kali mengalami kegagalan, si pelaku tadi mestinya segera sadar, bahwa ada sesuatu yang salah dan harus segera dirubah. Dan perubahan yang dimaksud bukan dengan cara mencari perusahaan, sistem, atau ide yang baru. Melainkan, dirinyalah yang harus diperbarui.

Mungkin sikapnya, cara dia mempresentasikan diri, cara berkomunikasinya, atau cara dia memahami bagaimana bisnis tersebut bekerja. Kalo bener-bener kepingin sukses, si pelaku tadi musti berhenti mencari-cari alasan dan selalu menyalahkan hal-hal yang berada diluaran. Begitulah kira-kira maksudnya.

  • Tidak ada hadiah untuk sekedar mencoba. Maksudnya? Karena bisnis ini sepertinya murah dan mudah, maka jangan heran jika banyak orang yang ingin mencobanya, yep mencoba. Dan begitulah akhirnya, mereka memperlakukan bisnis ini sebagai bahan percobaan. Dan hasilnya?

None, nol, zero, nothing, nada. Memang benar bisnis ini murah dan mudah. Tapi jangan tertipu oleh kemurahan dan kemudahannya. Bisnis model beginian bisa juga menjadi sangat kejam dan menyakitkan, kenapa? Yep, karena dia tidak akan memberi ampun buat mereka yang sekedar coba-coba.

Salah satu sebab kenapa tidak semua orang bisa mendapat hasil dari bisnis model begini adalah karena sebenarnya memang tidak semua orang siap untuk melakukan apa yang dibutuhkan. Itu artinya, bisnis ini hanya akan memberi hadiah kepada mereka yang memang sudah siap dan layak untuk menerimanya.

Jadi begitulah, itu tadi tiga prinsip utama yang katanya... harus dianut, dipercayai, dipahami, dan dilakoni oleh orang yang kepingin sukses dan menjadi seorang network marketing superstar. Gimana menurut lo? Apa kau percaya dengan semua kata-kata mutiara nan indah bak permata itu? Percaya? Baguuuus. Tapi... apa tiga itu saja sudah cukup?

Sayangnya belum. Konon, selain tiga prinsip yang cukup menakutkan tadi, masih ada beberapa hal lagi yang harus diketahui oleh orang yang kepingin sukses dibisnis model network marketing ini, yaitu:

Berani Bermimpi.

Kenapa harus berani bermimpi? Yep, karena konon... katanya... banyak orang yang menganggap bisnis model beginian tidak lebih dari sekedar mimpi. Coba pikir... dengan modal yang hemat, hasil yang berlipat-lipat, bonus dan hadiah yang begitu memikat, bisa dapat mobil bahkan pesawat, dan hanya butuh waktu yang singkat... bagaimana mungkin orang tidak akan menganggapnya sebagai mimpi?

Apalagi dengan kondisi seperti sekarang, mao beli minyak aja susah... apalagi beli mobil, betul? Dan memang begitulah kira-kira... kenyataan yang harus dihadapi oleh orang-orang yang menjalani bisnis model ini. Hanya mereka yang tetap berani untuk terus bermimpi saja... yang bisa bertahan. Selebihnya?

Punya Arah dan Tujuan

Mimpi... konon... kegagalan yang sering dialami oleh orang-orang yang pernah menjalani bisnis model beginian, antara lain karena mereka menjalankannya seperti saat sedang bermimpi... tak jelas, tak berarah, dan tak beraturan.

Padahal, meski bisnis ini seperti mimpi, tapi tetap membutuhkan perencanaan yang matang dan profesional. Tanpa perencanaan, tanpa perhitungan, tanpa arah dan tujuan, bisnis model begini... sepertinya akan tetap seperti mengejar mimpi.

Percaya Kau Bisa

Henry Ford bilang... ‘‘If you think you can, or think you can’t, you are right.’’ Dan Henry Ford ternyata benar. Bisa atau tidaknya seseorang untuk sukses di bisnis model beginian... amat sangat tergantung dari apa yang dipercayai oleh orang itu sendiri. Jika dia percaya dia bisa... maka dia bisa. Atau sebaliknya.

Melakukan Apa Yang Sudah Direncanakan

Punya perencanaan, arah, dan tujuan saja, ternyata tidak cukup. Perencanaan, arah, dan tujuan yang jelas, tidak akan berarti apa-apa, jika tidak dikerjakan, betul? Apalagi masing-masing perusahaan yang menjalankan bisnis model ini, biasanya punya perencanaan yang berbeda-beda.

Dari yang paling sederhana, sampe yang rumit dan butuh pemahaman tingkat tinggi. Dan itu bisa membingungkan, terutama buat pendatang baru. Mungkin karena merasa pusing dan bingung itulah, akhirnya mereka frustasi dan malas untuk mengerjakan apa yang sudah direncanakan sebelumnya. Dan akibatnya?

Bertanggung Jawab

Konon... dalam bisnis model ini... tak perduli seberapapun bagus produknya, atau seberapa hebat perusahaan yang diikuti, atau bahkan seberapa matang perencanaan yang telah dibuat, sukses atau tidaknya seseorang itu... sepenuhnya... berada ditangan orang itu sendiri, 100%. Kenapa?

Yep, karena menjalankan bisnis model ini, sama persis seperti seseorang yang sedang menjalankan perusahaannya sendiri. Dialah sang Komisaris, Direktur, Bendahara, sekaligus... pekerjanya. So, maju mundurnya perusahaan yang dia pimpin, sepenuhnya berada di tangannya sendiri.

Mungkin itu juga yang menyebabkan banyak orang yang gagal menjalankan bisnis model ini. Kenapa? Yep, antara lain karena mereka terlalu bergantung pada orang lain. Mereka hanya ingin hasil, dan orang lain yang mengerjakan tugasnya. Tapi mereka lupa, orang lain juga punya keinginan yang sama. Lalu, siapa dong yang bekerja?

Nah, itu tadi beberapa hal yang harus di ketahui dan dimengerti oleh orang-orang yang kepingin sukses di bisnis model network marketing. Apa cuma itu? Tentu tidak. Itu belum semuanya. Masih banyak lagi hal-hal yang harus di ketahui dan dikuasai kalo bener-bener kepingin menjadi superstar di bisnis network marketing. Tapi berhubung waktu dan kesempatan, maka kami cukupkan dulu segitu. Besok-besok kita tambah lagi... biar banyak.

Related Posts:

Cari Duit Dengan Kekuatan Pikiran

Susah cari duit? Ingin punya banyak duit? Tapi tidak tahu caranya? Ingin tahu caranya? Ingin tahu bagaimana cara orang kaya menjaring duit? Ingin tahu metode apa yang mereka gunakan? Benar ingin tahu?

Tapi sebelum itu, pastikan dulu... bahwa kau merasa nyaman dengan keinginan itu. Pastikan bahwa kau tidak sedang berperang melawan keinginan mu sendiri. Pastikan, dan yakinkan bahwa kau memang layak mendapatkan apa yang kau inginkan. Kenapa ini penting?

Sebab, apa yang akan kau lakukan nanti, akan sangat bergantung pada apa yang kau yakini. Jika kau sendiri tidak yakin bahwa kau memang pantas mendapatkan apa yang kau inginkan, itu sama artinya dengan kau sedang berperang melawan diri mu sendiri. Percayalah, energi mu akan cepat habis, bahkan jauh sebelum kau memulainya.

Jika kau melakukan metode-metode berikut ini sambil berperang melawan dirimu sendiri, maka... langkah mu akan penuh dengan keraguan. Hati mu akan selalu diliputi kebimbangan. Keyakinan mu akan mudah dipatahkan. Semangat mu akan hilang dipersimpangan. Harapan mu akan sirna di terjang kegalauan. Impian mu akan hilang ditelan jaman... Dan beberapa kalimat semi puitis lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu disini.

Konon, teknik-teknik penguasaan uang, atau istilah gaulnya... Money Mastery Methods, itu tidak lain dan tidak bukan seperti sebuah permainan. Yup, tepatnya... Permainan Pikiran, atau istilah kerennya... Mind Game. Dan karena ini adalah permainan pikiran, maka yang paling berperan tentu saja adalah pikiran. Yaitu pikiran mu.

Karena itulah, sangat penting untuk memastikan bahwa kau merasa layak untuk mendapatkan itu (uang, kekayaan, kesejahteraan, dll). Kau harus percaya bahwa kau memang pantas. Untuk mendapatkan kepercayaan itu, bisa kau lakukan dengan cara mencari alasan kenapa kau menginginkan kekayaan tersebut. Gimana? Sudah merasa yakin?

Berikut metode-metodenya:

  • Amplop Pernyataan - Yang harus kau lakukan untuk menggunakan metode ini... Pertama, tentukan apa atau barang apa yang ingin kau beli dan dapatkan. Misalnya... Komputer, Laptop, Motor, Mobil, Rumah, Liburan, atau apapun yang menjadi keinginan mu. Mungkin saat ini kau sudah punya cukup duit untuk membelinya, namun memilih untuk menundanya dulu. Sabarlah.

Langkah kedua, ambil amplop, lalu tuliskan benda atau hal yang kau inginkan tadi di bagian depan amplop. Ketiga, ambil sejumlah uang lalu masukkan kedalam amplop tadi. Mengenai jumlahnya, tergantung dari kemampuan mu. Mungkin 10 ribu, 100 ribu, atau 1 juta, bebas. Kemudian, tulis tanggal dan jumlah uang saat ini, di bagian depan amplop. Lalu simpan amplop tersebut di tempat yang aman.

Lalu, secara teratur, entah satu atau dua hari sekali, atau dua minggu sekali, masukkan lagi sejumlah uang, tuliskan tanggal, jumlah uang yang ditambahkan, dan total uang yang ada di amplop. Lakukan terus, dan simpanan mu akan terus bertambah, seiring bertambahnya keyakinan. Cepat atau lambat... kau akan punya uang yang cukup untuk mendapatkan apa yang kau inginkan.

Gimana? Mudah bukan? Metode ini memang tampak biasa-biasa saja dan tidak ada keistimewaannya. Tapi ketahuilah, sekali kau berhasil melakukannya, metode ini akan membuat mu semakin percaya bahwa kau memang memiliki kemampuan untuk mendapatkan apapun yang kau inginkan. Gimana? Ingin mencobanya?

  • Taruh uang di banyak tempat dan biarkan - Metode ini sangat mudah, yang harus kau lakukan hanyalah menaruh uang ditempat-tempat yang sering kau lihat. Misalnya dimeja kerja, di dinding kamar, di lemari, dan lain-lain. Lalu biarkan. Lihat, dan biarkan, jangan di ambil atau diganggu gugat. Emang gunanya apa?

Konon, metode ini sangat ampuh untuk mengirimkan pesan-pesan ke alam pikiran bawah sadar mu. Dengan meletakkan uang ditempat-tempat yang sering terlihat, lalu membiarkannya, itu akan membuat mu selalu berpikir bahwa kau memilikinya, bukan sebaliknya. Artinya?

Kaulah sang pemilik uang, bukan uang yang memiliki mu. Kaulah sang raja, dan uang adalah budak mu. Bukan sebaliknya, kau yang menjadi budaknya. Metode ini juga ampuh untuk menghentikan kebiasaan buruk lain, yaitu menghabiskan semua uang yang kau punya. Gimana? Ingin mencoba? Metode ini terbukti ampuh lho.

Saat kau melihat uang tersebut, katakan pada diri sendiri "Wow... aku punya simpanan uang dimana-mana. Senang rasanya bisa punya dan menyimpan uang." Dengan meninggalkan uang dimana-mana, juga akan menghilangkan rasa "keterikatan" dengannya. Keterikatan, maksudnya?

Yep, semua orang punya hubungan yang khusus dengan yang namanya uang. Banyak yang mencintainya, tapi tidak sedikit pula yang membencinya. Membencinya? Yep, meski mereka mengatakan bahwa mereka menginginkan uang, tapi sebenarnya mereka juga takut dengan uang. Dan karena merasa takut, maka saat memilikinya, mereka ingin segera menyingkirkannya (menghabiskannya), betul?

  • Selalu bawa uang cash yang cukup - Gimana rasanya kalo lagi ga punya uang di kantong? Takut, malu, minder, ga pede. Takut, terutama kalo lagi jalan-jalan dan kepingin membeli sesuatu, trus takut kalo-kalo uangnya ga cukup. Malu, kalo pas ketemu temen dan ga bisa traktir. Minder dan ga pede, karena merasa buntu.

Nah, kalo kamu kepingin mendapatkan kekayaan, terlebih dulu kau wajib merubah pikiran dan perasaan seperti itu. Konon... untuk benar-benar menjadi kaya, terlebih dulu kau harus berpikir dan merasa bahwa kau sudah kaya. Gunanya? Yep, lagi-lagi buat mengubah cara berpikir dan menambah keyakinan.

Caranya? Salah satunya itu tadi, dengan berusaha untuk selalu menyimpan dan membawa uang cash yang cukup di dalam kantong. Gimana menurut mu? Apa cara ini cukup masuk akal?

Nah, itu tadi beberapa metode yang kami dapatkan dari eBook yang kami baca. Apa cuma itu? Tentu tidak. Di dalam eBook itu, terdapat setidaknya 86 metode yang bisa kamu pilih yang menurut mu paling cocok, sesuai, dan masuk akal. Di dalam eBook itu juga kamu akan mendapatkan keterangan yang lebih jelas dan lengkap dari yang bisa kami sampaikan disini. Gimana? Tertarik untuk membacanya? Silahkan download secara gratis disini.

Related Posts:

TAHUN INDONESIA KREATIF & SDM BERKARAKTER


Oleh Firman Hermana

Setelah diluncurkannya Cetak Biru Ekonomi Kreatif, pemerintah mencanangkan tahun 2009 sebagai Tahun Indonesia Kreatif. Peluang dari tahun ekonomi kreatif yang akan muncul sangat banyak. Sebanyak 5,4 juta (5,9 persen) dari penyerapan tenaga kerja, sebesar 6,3 persennya dari produk domestik bruto (PDB). Terutama untuk pasar dalam negeri sangat besar kontribusinya karena dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif di dalam negeri. Sumbernya, bahan bakunya, dan segala macam yang digunakan, sebagian besar dari dalam negeri.

Nilai perekonomian dari sumbangan ekonomi kreatif Rp 100 triliun di 2006. Kalau diperkirakan pertumbuhannya 6 persen, berarti Rp 112 triliun pada saat ini pertumbuhannya mengikuti ekonomi, kata Menteri Perdagangan Mari E Pangestu. Menurutnya, kinerja dan karya para pelaku 14 sektor industri kreatif akan lebih luas sehingga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan memberi kontribusi bagi perekonomian nasional. Pasar produk ekonomi kreatif maupun SDM kreatif masih terbuka lebar yakni sebesar 47 persen dari total penduduk Indonesia atau sebesar 143,8 juta yang usianya di bawah 29 tahun.

Daniel Pink dalam bukunya, The Whole New Mind (2006), mengatakan bahwa sektor-sektor yang bisa dikembangkan oleh negara-negara maju, yang sulit ditiru oleh negara-negara lainnya, adalah sektor yang lebih banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia, seperti aspek art, beauty, design, play, story, humor, symphony, caring, empathy and meaning. Karena ini memerlukan kemampuan spesifik manusia yang melibatkan kreativitas, keahlian, dan bakat. Sedangkan sektor industri dan informasi, lebih banyak memerlukan kemampuan otak kiri (berpikir linier, mekanistik, rutin/hafalan dan parsial). Hal ini berarti kualitas SDM yang diperlukan adalah manusia yang berkarakter dan kreatif.

SDM Berkarakter

Tentunya ini tantangan baru bagi negara-negara yang selama ini lebih memfokuskan pendidikannya pada pengembangan otak kiri manusia. Hal inilah yang telah membuat banyak negara maju merevisi strategi pendidikannya. Misalnya tujuan pendidikan di Korea Selatan di abad ke-21 adalah menempatkan aspek pengembangan kreativitas sebagai prioritas utama. Di Singapura sejak tahun 2005, sistem pendidikannya dinamakan “holistic education” yaitu membangun moral anak didik, intelektual, sosial dan estetika.

Negara yang berhasil adalah yang berproduksi melalui pengembangan industri/ekspansi manufaktur, atau berniaga. Untuk itu, sikap kerja keras, dedikasi dan keahlian (workmanship) yang dimiliki SDM-nya pada semua lini produksi merupakan kunci utama yang harus dimiliki. Artinya, negara tersebut akan memberikan prioritas pada pengembangan karakter SDM yang kondusif untuk sebuah masyarakat produsen (producer society).

Jepang, Korea, Taiwan, dan RRC adalah negara-negara yang terkenal sebagai negara produsen yang andal dan karakter bangsanya terkenal sebagai bangsa yang mempunyai etos kerja tinggi, hemat, dan mau “bersusah-susah dulu” untuk “membangun istana masa depan”. Tak berlebihan menyebut Hong Kong dan Singapura sebagai contoh kawasan kecil yang tak memiliki sumber daya alam, namun keduanya boleh bangga karena termasuk yang terkaya di dunia, karena etos kerja dan kualitas kerjanya yang bagus.

Apabila negara-negara maju merasa semakin sulit untuk dapat bersaing dengan China dan India dalam berbagai sektor industri dan teknologi informasi, bagaimana dengan Indonesia yang rata-rata kualitas SDM-nya masih relatif lebih rendah? Sebetulnya Indonesia mempunyai potensi besar dalam bidang creative economy.

Namun, pertanyaannya adalah apakah kita sudah siap bersaing dengan negara-negara lain yang terus mengembangkan kualitas produk dan jasanya secara kreatif dan inovatif? Selain itu, apakah Indonesia bisa menjadi tempat yang kondusif bagi tumbuhnya manusia-manusia kreatif, berkarakter (jujur, beretos kerja tinggi, disiplin, ramah, baik hati, toleran dan sebagainya), sehingga menarik untuk para investor? Semuanya bermuara dari bagaimana mereka dididik dan dipersiapkan.

Pendidikan yang Membunuh Kreativitas

Sayangnya banyak praktik pembelajaran di sekolah kita justru menghambat berkembangnya kreativitas anak-anak. Menurut Howard Garner, sistem pendidikan yang salah dapat membunuh kreativitas anak-anak sehingga hanya tinggal 10% dari potensinya ketika usia 8 tahun. Ketika salah didik ini berlangsung sampai pada usia 12 tahun, potensi kreativitasnya menurun hingga hanya 2%. Jadi, pendidikan usia dini dan sekolah dasar adalah masa-masa emas untuk mengembangkan potensi kreativitas manusia. Sebesar 95% pertumbuhan otak terjadi pada usia di bawah 12 tahun. Apabila kita salah mendidiknya, pertumbuhan struktur jaringan otak akan terhambat, dan dampaknya adalah permanen.

Sejumlah pakar mengatakan bahwa banyak praktik pendidikan yang dianggap sebagai “creative killers”, dan itu ternyata masih lazim dilakukan di Indonesia. Terlalu menekankan praktik menghafal isi teks buku, sistem tes yang membutuhkan jawaban baku/standar (misalnya benar atau salah, sistem pilihan berganda), serta melatih memori jangka pendek (menghafal hanya untuk bisa menjawab tes, dan akan lupa beberapa hari kemudian) adalah berbahaya bagi perkembangan kreativitas. Cara-cara tersebut hanya mengembangkan kemampuan berpikir yang paling rendah (LOTS-Lower Order Thinking Skills). Setara dengan kemampuan berpikir beo yang bisa dilatih untuk menghafal lagu tertentu. Bayangkan anak-anak didik kita sejak kelas 1 SD sudah dipersiapkan untuk berpikir dengan cara seperti ini, sehingga mereka terbiasa berpikir linier, sederhana atau textbook thinking.

Selain itu, materi pembelajaran yang diberikan secara parsial dan abstrak telah membuat para murid tidak bisa berpikir HOTS (Higher Order Thinking Skills) yaitu konseptual (keterkaitan antarmateri pelajaran serta keterkaitannya dengan kehidupan nyata), berpikir sintesis untuk memberikan solusi/pemecahan masalah, serta berpikir kritis untuk menyaring dan mengolah berbagai informasi yang ada. Proses pembelajaran yang kaku (murid lebih banyak menyimak, tanpa diskusi aktif), beban pelajaran yang terlalu berat, rasa tertekan dan ketakutan siswa akan kegagalan, serta guru yang kaku/galak, melengkapi daftar panjang creative killers yang masih berlangsung dalam proses pendidikan kita. Anak bisa berkembang menjadi pribadi yang rendah diri, takut mengambil risiko, pasif dan tidak berkarakter.

Inilah mungkin yang menyebabkan jumlah wiraswasta kita hanya di bawah 1%, karena untuk menjadi wiraswasta memerlukan kreativitas dan sikap berani mengambil risiko, serta karakter yang percaya diri, disiplin dan beretos kerja tinggi. Oleh karena itu, reformasi pendidikan demi menghasilkan manusia yang kreatif dan HOTS adalah mutlak apabila kita mau berhasil dalam era ekonomi kreatif.

Penulis adalah alumnus University of Gottingen Jerman.

Sinar Harapan, 5 Februari 2009

Related Posts:

EKONOMI KREATIF NAIK DAUN


Oleh Darwis SN

Presiden RI pada pembukaaan Pameran Pekan Budaya Indonesia baru-baru ini kembali mengajak untuk bersiap-siap menyambut era Ekonomi Kreatif yang sering disebut sebagai ekonomi gelombang ke-4. Istilah Ekonomi Kreatif pertama kali didengungkan oleh John Howkins, orang Inggris yang menulis buku “Creative Economy, How People Make Money from Ideas”. Dia seorang yang multiprofesi yang selain membuat film juga aktif menyuarakan ekonomi kreatif kepada pemerintah Inggris. Maka, dia banyak terlibat dalam diskusi-diskusi pembentukan kebijakan ekonomi kreatif di kalangan pemerintahan negara-negara Eropa. Menurut definisi Howkins, Ekonomi Kreatif adalah kegiatan ekonomi dimana input dan output-nya adalah Gagasan.

Tokoh berikutnya adalah Richard Florida, seorang doktor ekonomi dari Amerika. Dalam buku-bukunya, “The Rise of Creative Class” dan “Cities and the Creative Class”, dia menyuarakan tentang industri kreatif dan kelas kreatif di masyarakat. Menurut Dr. Florida, “Seluruh umat manusia adalah kreatif, apakah ia seorang pekerja di pabrik kacamata atau seorang remaja di gang senggol yang sedang membuat musik hip-hop. Perbedaanya adalah pada statusnya (kelasnya), karena ada individu-individu yang secara khusus bergelut di bidang kreatif (dan mendapat faedah ekonomi secara langsung dari aktivitas tersebut). Tempat-tempat dan kota-kota yang mampu menciptakan produk-produk baru yang inovatif tercepat akan menjadi pemenang kompetisi di era ekonomi ini”.

Robert Lucas, pemenang Nobel di bidang ekonomi, mengatakan bahwa kekuatan yang menggerakkan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi kota atau daerah dapat dilihat dari tingkat produktivitas klaster orang-orang bertalenta dan orang-orang kreatif atau manusia-manusia yang mengandalkan kemampuan ilmu pengetahuan yang ada pada dirinya.

Ketika sektor industri telah beralih ke negara-negara berkembang karena ongkos produksi yang lebih rendah dengan murahnya upah tenaga kerja, negara-negara maju lebih memfokuskan pada sektor jasa dan teknologi informasi (TI), sehingga keunggulan komparatif negara-negara maju dalam bidang ini tidak mudah tersaingi oleh-negara-negara berkembang. Saat itu, mereka yang bekerja dalam IT mempunyai pendapatan yang jauh lebih tinggi daripada mereka yang bekerja di sektor-sektor lainnya.

Merevisi Strategi Pendidikan

Namun ketika China dan India berhasil mencetak tenaga-tenaga ahli dalam bidang ini dalam jumlah yang amat besar, telah membuat negara-negara maju kerepotan, karena upah tenaga IT menjadi murah. Perubahan cepat teknologi IT juga telah menurunkan harga perangkat lunak dan keras bidang IT. Maka, berkembanglah wacana baru tentang era creative economy; creative industry dan baru-baru ini Bill Gates menggunakan istilah creative capitalism.

Adanya proses globalisasi dengan dunia yang begitu cepat berubah, memerlukan kemampuan manusia yang cepat beradaptasi, cepat berpikir untuk mencari solusi dan imajinatif serta penuh ide untuk dapat mengembangkan strategi/desain/inovasi baru, karena umur sebuah teknologi/produk/desain tidak akan lama. Artinya, negara-negara yang mempunyai keunggulan komparatif dalam sektor creative economy akan menguasai masa depan.

Daniel Pink dalam bukunya The Whole New Mind (2006) mengatakan bahwa sektor-sektor yang bisa dikembangkan oleh negara-negara maju, yang sulit ditiru oleh negara-negara lainnya, adalah sektor yang lebih banyak melibatkan kemampuan otak kanan manusia, seperti aspek art, beauty, design, play, story, humor, symphony, caring, empathy and meaning.

Karena ini memerlukan kemampuan spesifik manusia yang melibatkan kreativitas, keahlian, dan bakat. Sektor industri dan informasi, lebih banyak memerlukan kemampuan otak kiri (berpikir linier, mekanistik, rutin/hafalan dan parsial). Hal ini berarti kualitas SDM yang diperlukan adalah manusia yang berkarakter dan kreatif.

Tentunya ini sebuah tantangan baru bagi negara-negara yang selama ini lebih memfokuskan pendidikannya pada pengembangan otak kiri manusia. Hal inilah yang telah membuat banyak negara-negara maju merevisi strategi pendidikannya.

Misalnya, tujuan pendidikan di Korea Selatan di abad ke-21 adalah menempatkan aspek pengembangan kreativitas sebagai prioritas utama. Di Singapura sejak tahun 2005, sistem pendidikannya dinamakan holistic education, yaitu membangun moral anak didik, intelektual, sosial dan estetika.

Etos Kerja dan SDM Indonesia

Orang percaya bahwa sebuah negara yang berhasil adalah negara yang berproduksi melalui pengembangan industri/ekspansi manufaktur, atau berdagang (merchant). Untuk itu, sikap kerja keras, dedikasi dan keahlian (workmanship) yang dimiliki SDM-nya pada semua lini produksi menjadi kunci utama yang harus dimiliki.

Artinya, negara tersebut akan memberikan prioritas pada pengembangan karakter SDM yang kondusif untuk sebuah masyarakat produsen (producer society). Contohnya Jepang, Korea, Taiwan (dan China daratan yang sekarang sedang pesat tumbuh), adalah negara-negara yang terkenal sebagai negara produsen yang andal, dan karakter bangsanya terkenal mempunyai etos kerja tinggi, hemat, dan mau “bersusah-susah dulu” untuk “membangun istana masa depan”.

Tak berlebihan menyebut Hong Kong dan Singapura sebagai contoh kawasan kecil yang tak memiliki sumberdaya alam, namun keduanya boleh bangga karena termasuk yang terkaya di dunia, karena etos kerja dan kualitas kerjanya yang bagus.

Apabila negara-negara maju merasa semakin sulit untuk dapat bersaing dengan China dan India dalam berbagai sektor industri dan teknologi informasi, bagaimana dengan Indonesia yang rata-rata kualitas SDM-nya masih relatif lebih rendah?

Tentunya banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengejar ketinggalannya agar bisa bersaing di era globalisasi. Dengan adanya perdagangan bebas dan terbuka AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang dimulai sejak 2004, dan APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) pada 2020, persaingan antarnegara menjadi head-to-head, di mana negara yang bisa berhasil dalam perekonomian global adalah negara yang bisa memproduksi barang dan jasa dengan cepat, kualitas bagus, harga bersaing, desain menarik, strategi pemasaran yang jitu dan lain-lain.
Kembali lagi, kuncinya adalah kualitas SDM yang semuanya bermuara dari bagaimana mereka dididik dan dipersiapkan.

Sebetulnya Indonesia mempunyai potensi besar dalam bidang creative economy. Namun pertanyaannya adalah, apakah kita sudah siap bersaing dengan negara-negara lain yang terus mengembangkan kualitas produk dan jasanya secara kreatif dan inovatif?

Selain itu, apakah Indonesia bisa menjadi tempat yang kondusif bagi tumbuhnya manusia-manusia kreatif, berkarakter (jujur, beretos kerja tinggi, disiplin, ramah, baik hati, toleran dan sebagainya), sehingga menarik untuk para investor?

Penulis adalah pemerhati kebijakan
publik. Alumnus University of Adelaide Australia.

Sinar Harapan, 27 juni 2008

Related Posts:

Mengenal Format PDF

Pernah mendownload dan mungkin secara tak sengaja menemukan file yang mempunyai ekstensi atau akhiran PDF? Kami yakin sebagian besar orang pasti sudah cukup akrab dan mulai menyukai jenis format yang satu itu. Yep, untuk saat ini... konon... format PDF telah dinobatkan menjadi salah satu jenis format yang paling populer. Kenapa? Apa sebabnya? Apa keistimewaan yang dimiliki oleh format PDF? Siapa pembuatnya? Nyok same-same kite pleajari.

Kata bapak... PDF itu nduk... sebenar-benarnya adalah singkatan dari Portable Document Format. Format PDF ini pertama kali dan masih tetap terus dikembangkan oleh Adobe Systems. Kenapa? Untuk apa mereka melakukannya? Hal itu mereka lakukan semata-mata demi mencari kejayaan dan ketenaran, sekaligus mencari dan menemukan sebuah format dokumen yang unik untuk digunakan pada software buatan mereka, yaitu... Acrobat viewers.

Dan seperti nama yang disandangnya... Portable, yang artinya kira-kira... mudah digunakan untuk semua jenis perangkat, kata bapak... format ini juga dibuat dan ditujukan agar bisa dibuka dan digunakan pada semua jenis platform dan komputer. Mulai dari Windows, Linux, hingga ke Machintos. Mulai dari PC, ponsell... sampai ke PDA, dan entah apalagi nanti.

Dan hebatnya lagi, dimanapun, alat apapun yang digunakan untuk membuat dan melihat format PDF ini, semuanya akan tampak sama persis. Misalnya, katakanlah seseorang membuat dokumen PDF dari komputer yang menggunakan platform Windows. Kemudian, setelah selesai, dia ingin mengirimkan file tersebut ke teman-temannya yang menggunakan komputer berbasis Linux, Machintos, juga PDA. Apakah itu akan menjadi masalah?

Nope. Bagaimana dokumen PDF tersebut akan di tampilkan oleh komputer dan PDA sang teman-teman tadi, akan sama persis dengan bagaimana dokumen tersebut dibikin oleh komputer sang pembuat. Hebat bukan? Coba lakukan hal ini dengan format dokumen lain. Format DOC (MS. Word) atau XLS (Excel) misalnya. Rasa-rasanya hal itu masih sulit untuk dilakukan.

Emang sih... saat ini sudah semakin banyak jenis dokumen yang bisa Lintas Platform. Tapi rasa-rasanya, belum ada yang mampu menyaingi ke Portable-an dari format PDF. Mungkin itulah salah satu alasan mengapa format PDF ini disukai oleh orang banyak dan kebanyakan orang. Para internet marketer misalnya, mereka menggunakan format PDF ini sebagai format standard untuk membuat dan menyebarkan pesan-pesan moral mereka.

Karena itulah teman... jangan heran jika kelak suatu hari nanti, kamu akan sering menemukan file-file yang berformat PDF ini di internet. Tapi... apakah file-file PDF itu cukup aman untuk di download dan dibuka? Apa file-file PDF itu nggak berbahaya? Apa file-file PDF itu nggak malah menjadi sarana untuk penyebar virus dan sumber malapetaka?

Nope. Kamu nggak perlu takut, resah, gelisah, atau merasa ogah untuk mendownload dan membuka file-file yang berformat PDF. Tidak seperti jenis format-format dokumen lain yang sangat rentan dan selalu menjadi sasaran para penyebar virus dan malapetaka, format PDF ini relatif jauh lebih aman dan jauh dari segala ancaman virus.

Setidaknya... kami belum pernah mendengar ada virus yang mendekam di file PDF. Atau mungkin telinga kami saja yang budi (budek dikit) hingga tidak pernah mendengarnya? Bagaimana dengan mu? Apa komputer mu pernah terjangkiti virus gara-gara mendownload atau membuka file PDF? Gimana ceritanya? Cerita'in dunk!!!

Bagaimana dengan versi? Apa format PDF juga ada versi-versian? Yup, tentu saja. Seperti saudara-saudaranya yang lain, format PDF itu juga punya banyak versi. Dari mulai versibandung, versibaya... versimalang... eh salah... ma'af... kalo versi itu mah... singkatan dari versatuan sepak bola Indonesia.

Yang kami maksud sebenarnya adalah... file-file PDF itu sebenarnya memang punya bermacam-macam versi. Sampai saat ini dan nanti, pihak pembuat dan pemilik syah dari format PDF, yaitu... Adobe... masih terus menerus dan tak henti-hentinya, dan juga tak bosan-bosannya mengembangkan format PDF ini. Versi ini biasanya dimulai dengan angka. Misalnya versi 1.3, 1.4, 1.5, 1.6, 1.7... dst.

Lalu, apakah versi-versi yang berlainan itu ada perbedaannya? Tentu saja kawan. Jika tidak, ngapain orang-orang Adobe mau repot mengubah-ubah dan memberi versi yang berlainan. Pengubahan dan pembaruan versi tersebut semata-mata memang dimaksudkan untuk terus menambahkan fitur-fitur dan berbagai kelebihan serta kecanggihan kedalam file-file yang berformat PDF.

Semakin tinggi versinya, berarti semakin banyak pula fitur dan kelebihan yang ditambahkan kedalamnya. Emang, apa saja kelebihan dan fitur-fitur yang ada di dalam file yang berformat PDF itu? Oohh... banyak... buanyak sekali. Akan sangat panjang dan melelahkan... kalo mao diceritaken sekaligus semuanya disini. Tapi ndak usah khawatir... nanti kita bakal membahasnya disini. Tapi sebelum itu, kita pelajari dulu format-format standard dari file PDF, mau?

Seperti bidang-bidang komputer lainnya, misalnya networking, printing, transfering, capturing, screening, viewing, coding, softwering, platforming, dan bau pesing... agar tidak terjadi kekacauan dan kesimpangsiuran dalam penggunaan file-file yang berformat PDF, maka... dibuatlah standarisasi untuk file berformat PDF.

Untuk saat ini, ada empat format PDF yang diakui dan sudah distandarisasi, yaitu:

  • PDF/X. Standard ini merupakan sub-bagian dari format PDF yang digunakan oleh industri percetakan. Standarisasi ini dimaksudkan agar file-file yang menggunakan format PDF/X ini bisa dicetak dengan tingkat keakuratan yang sama oleh semua jenis printer.
  • PDF/E. Kalo format PDF yang satu ini khusus ditujukan untuk enginer atau teknisi. Standarisasi ini dibuat dengan tujuan agar semua designer memiliki keragaman dalam membuat file PDF yang digunakan untuk menyimpan dan menyebarkan hasil design-nya.
  • PDF/A. Standard ini khusus ditujukan untuk dokumen-dokumen yang akan dijadikan arsip. Standarisasi ini dibuat dengan tujuan untuk memastikan bahwa file-file arsip yang disimpan dengan format PDF/A ini akan tetap bisa dibuka dan digunakan dimasa-masa yang akan datang.
  • PDF/UA. Saat tulisan ini dibuat... konon... standard yang satu ini masih dalam tahap drafting atau perancangan. Standard ini dibuat dengan tujuan untuk membuat format PDF yang Universal. Format ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan akses dan kemudahan pada semua user yang menggunakan handled devices, misalnya PDA.

Nah, itu tadi format-format standard dari file-file PDF. Lalu, bagaimana dengan program untuk membuka dan membuat file-file berformat PDF? Apakah program-program itu ada jenis-jenisnya juga? Tentu ada. Pihak Adobe tentu saja tidak bodoh dan sangat sadar bahwa ada banyak bidang industri yang ingin menggunakan format PDF ini.

Karena itu, mereka juga sudah menyiapkan berbagai jenis produk, misalnya:

  • Adobe Reader - Atau biasa kita kenal dengan nama Acrobat Reader. Program ini dibuat, lalu dibagikan oleh pihak Adobe secara gratis, dan dapat digunakan juga diistribusikan oleh siapapun yang berkepentingan. Program ini berguna untuk membuka, menampilkan, mencetak, membuat komentar dan review, dari file-file yang berformat PDF.

Adobe Reader

  • Acrobat Elements - Program ini dibuat untuk memberikan licensi secara massal (dalam jumlah yang banyak). Misalnya 100 buah atau lebih. Produk ini ditawarkan oleh Adobe kepada perusahaan-perusahaan yang ingin membeli produk Acrobat dalam jumlah yang banyak (borongan). Fitur-fitur yang terdapat didalam produk ini antara lain untuk menampilkan, mencetak, dan membuat file berformat PDF.
  • Acrobat Standard dan Professional - Tidak seperti Acrobat Element, Acrobat Standard dan Professional lebih ditujukan untuk konsumen perorangan. Fitur-fitur yang terdapat didalamnya antara lain: Form field authoring, Professional printing, Adding Adobe Reader usage rights, Redaction, Batch processing, Creating index files, Creating PDF Files.

Acrobat Standard dan Professional

  • Acrobat 3D - Semua fitur yang terdapat di dalam produk Acrobat Profesional, juga disertakan ke dalam produk Acrobat 3D ini. Namun, however, akan tetapi... Acrobat 3D ini lebih ditujukan untuk kalangan engineering atau teknisi. Acrobat 3D juga memiliki fitur-fitur tambahan, misalnya: Acrobat 3D Toolkit, 3D Capture untuk UNIX, dan mampu mengkonversi file-file berformat CAD menjadi PDF.

Acrobat 3D

Nah, itu tadi beberapa jenis produk yang ditawarkan oleh pihak Adobe. Masing-masing produk dibuat dan dirancang khusus sesuai dengan kebutuhan dari konsumen yang menjadi target. Lalu, bagaimana dengan mu? Produk mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan mu? Apakah kau cuma ingin menampilkan dan mencetak file PDF saja?

Jika begitu, maka, Acrobat Reader sudah cukup untuk kebutuhan mu. Kamu bisa mendownload atau mengcopy, lalu menggunakannya secara bebas dan gratis. Yep, ga perlu membayar, atau merasa berdosa karena merasa tidak membayar, atau tidak merasa berdosa karena membayar, atau merasa membayar karena tidak berdosa. Atau karena berdosa, lalu tidak membayar. Entahlah... kami sendiri jadi bingung karenanya.

Tapi kalo kamu ingin membuat atau mengkonversi file menjadi PDF atau sebaliknya, berarti kamu membutuhkan lebih dari sekedar Acrobar Reader. Mungkin kamu bisa mencoba Acrobat Standard, Profesional, atau bahkan Acrobat 3D.

Nah adik-adik... sampai disini, berarti perkenalan kita dengan file berformat PDF a'a cukupkan dulu sampe disini. Besok-besok, kita sambung lagi dengan cerita-cerita yang lebih seru dan menegangkan, seputar membuat dan mengkonversi file-file menjadi PDF. Gimana? Masih tertarik? Tungguin ya....

Related Posts:

10 Rahasia Dalam Mencari Pekerjaan

Maukah kau mengetahui rahasia-rahasia apa yang tersembunyi dibalik kesuksesan seseorang yang akan, telah, dan selalu mendapatkan pekerjaan yang diinginkannya? Tidakkah kau sangat ingin tahu, rahasia apa yang dimiliki oleh orang-orang yang sepertinya, dan tampaknya begitu mudah mendapatkan setiap pekerjaan yang mereka inginkan?

Tidakkah kau merasa iri, dengki, dongkol, marah, benci, syirik, muak, dan ingin muntah sebanyak yang kau bisa, tatkala melihat dan mengetahui orang lain sepertinya begitu mudah untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, sedangkan kau yang telah berusaha mati-matian, bahkan hampir mati beneran tapi tetep ga dapet-dapet juga?

Ngaku aja deh... mencari pekerjaan itu bukanlah perkara yang mudah, terlebih disaat krisis global seperti sekarang ini, disaat perusahaan-perusahaan sedang giat-giatnya, dan berlomba-lomba untuk adu ketangkasan memecat para karyawannya. Apa mungkin masih ada harapan diluar sana? Apa mungkin masih ada tersisa lowongan pekerjaan diluar sana? Apa mungkin masih ada perusahaan yang mau menerima karwayan baru?

Mungkin... kemungkinan itu akan selalu tetap ada. Selama kau masih meyakininya... akan selalu ada kemungkinan diluar sana. Yakinlah kau bisa... dan kau pasti bisa. Dan tahukah kau wahai kawan... Keyakinan... itu ternyata adalah rahasia yang pertama. Rahasia ini kami dapat setelah kami berusaha mencari petunjuk seputar tips-tips dan trik-trik yang berhubungan dengan mencari pekerjaan.

Menurut petunjuk yang kami dapat, satu rahasia yang paling mendasar... bahkan juga mungkin merupakan rahasia yang paling utama untuk sukses dalam mencari dan mendapat pekerjaan adalah... Keyakinan, yaitu keyakinan dan percaya pada kemampuan mu untuk sukses. Konon... tanpa keyakinan itu, maka peluang mu akan semakin menipis. Jika kau sendiri tidak percaya dengan kemampuan mu, maka siapa yang akan percaya? Betul?

Masih menurut petunjuk yang kami dapat... Katanya... saat kau mulai mempercayai diri sendiri... maka hal-hal baik dan menyenangkan akan mulai mendekati. Di dalam kitab-kitab dunia persilatan juga sering disebutkan bahwa... When you believe that you are a great person…you can achieve great things! Yang artinya... Siapa yang percaya.. Dialah yang akan berjaya... Percayalah.... atau Meranalah sepanjang masa...

Keyakinan... entah itu sekedar mencari teman, kencan, pacar, jodoh, termasuk mencari pekerjaan... semuanya akan jauh lebih mudah saat dirimu memiliki keyakinan dan merasa bangga akan dirimu sendiri, ketimbang saat kau merasa rendah diri, depresi, atau tertekan, betul?

Menurut petunjuk yang kami dapat... Membangun dan mempertahankan sikap yang positip itu... adalah hal yang paling utama untuk sukses dalam mencari dan mendapatkan pekerjaan. Tapi terkadang... bahkan hal yang penting seperti itu sekalipun seringkali mudah untuk terlupa dan terlewatkan. Oleh karena itu, sang pemberi petunjuk kemudian memberikan beberapa tipsnya untuk membangun dan mempertahankan sikap yang positif, yaitu:

  • Percaya bahwa kau adalah "orang yang hebat.” - Benarkah? Apa benar aku ini orang yang hebat? Apa kehebatan ku? Bisa apa aku? Punya apa aku? Siapa aku? Apa pendidikan ku? Siapa orang tua ku? Apa modal ku? Stop!!! Berhentilah bertanya hal-hal yang konyol dan hanya akan semakin mengurangi rasa percaya diri mu. Percayalah!!!

Konon... setiap orang itu... dengan gaya dan caranya sendiri... sebenarnya adalah... orang yang "hebat." Tidak percaya? Wah... kalo gitu... bersegeralah untuk mulai percaya. Jika kau sendiri saja tidak mampu meyakinkan dirimu untuk percaya... maka bagaimana mungkin... kau mampu meyakinkan orang lain untuk percaya pada kemampuan mu, betul?

  • Mengertilah bahwa semua yang terjadi itu bukan tanpa sebab - Seperti manusia lain pada umumnya, mungkin saat ini kau juga sedang mengalami hal-hal yang sulit dan berat untuk dilalui. Mungkin apa yang selama ini kau dapat tidak sesuai dengan apa yang kau harap.

Tapi percayalah nduk... semua itu pasti ada sebab dan sisi positipnya. Mungkin ada yang salah dengan apa yang selama ini telah kau lakukan. Mungkin ada sesuatu yang perlu kau perbaiki. Mungkin apa yang terjadi saat ini adalah semata-mata demi kebaikan mu sendiri. Cobalah renungi... dan cari sisi positip dari setiap hal yang terjadi... begitu kata si mbah.

  • Lalukan 3R (Rest, relaxation, and reflection) - Menurut petunjuk... sebelum memulai suatu perburuan (job hunting), sangat penting bagimu untuk mempersiapkan dan mengumpulkan energi dan rasa antusias sebanyak yang kau mampu. Caranya... lakukan 3R tadi. Carilah dan lakukanlah kegiatan-kegiatan yang bisa memberimu energi dan semangat serta ide-ide yang baru.

Misalnya berjalan-jalan di taman, atau tamasya naik onta keliling kota bersama sanak saudara dan handai taulan, atau bercengkrama dan bertukarpikiran bersama teman dan saudara serta tetangga, atau mendatangi tempat-tempat wisata untuk menjernihkan pikiran dan suasana, dll.

  • Katakan pada dirimu, “Aku Bisa!!!” - Spiriiiiit. Konon.... salah satu cara yang terbaik dan menyenangkan untuk mendapatkan kembali rasa percaya diri yang hampir mati adalah dengan cara berteriak dengan penuh rasa percaya diri sambil berkata..."Aku bisaaaaaa!!!" Berteriaklah sekencang dan seyakin yang kau mampu.

Tapi pastikan juga bahwa tidak ada orang yang akan merasa terganggu. Lakukanlah ditempat-tempat yang tidak aman dan nyaman. Misalnya di dalam kamar dan depan cermin. Jangan melakukannya ditempat-tempat yang berbahaya. Misalnya di pasar, supermarket, ditengah jalan, atau ditempat-tempat kerumunan lainnya.

  • Anggaplah di interview itu seperti perlombaan - Saat mencari pekerjaan, mungkin kau akan sering mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. Misalnya pencuekan, penolakan, pengusiran, pelecehan, bahkan mungkin penghinaan. Itu wajar, biasa, lumrah, dan sah-sah saja. Akan lebih baik lagi jika kau telah bersiap untuk itu.

Anggaplah semua itu sebagai tahap-tahap yang harus kau lalui. Pernah melihat pertandingan? Dari situ kau pasti tahu bahwa tidak semua tim atau pemain akan menang. Harus ada yang kalah, betul? Tapi kekalahan itu bukanlah akhir segalanya. Kekalahan berarti sebagai awal dari kemenangan, betul?

  • Berkumpullah bersama orang-orang yang memiliki sikap positip - Saat mencari pekerjaan dan mendapat penolakan, sangat mudah bagimu untuk mendapat sikap dan pikiran yang negatif dari teman-teman senasib. Tapi untuk bisa sukses, kau harus mampu menghindar dan meminimalkan kerusakan-kerusakan seperti itu.
  • Jangan terlalu mempersoalkan penolakan - Satu hal yang paling sulit untuk dilakukan saat mencari pekerjaan adalah untuk tidak terlalu mempersoalkan penolakan secara berlebihan. Sadarilah... saat sedang mencari pekerjaan... banyak hal-hal yang diluar kendali mu, contohnya penolakan.

Saat mendapat penolakan, cobalah untuk tetap meyakinkan diri bahwa itu adalah cara lain yang diberikan oleh sang penguasa alam semesta untuk memberikan kesempatan kepada mu untuk mencari dan mendapat pekerjaan yang lebih layak dengan hasil yang lebih baik, betul?

  • Anngaplah mencari pekerjaan itu sebagai sebuah pekerjaan - Konon... orang-orang yang sukses saat mencari pekerjaan itu umumnya karena mereka menganggap mencari pekerjaan adalah sebagai pekerjaan. Jadi, mereka merasa tidak sedang menganggur atau sebagai pengangguran. Dan itu akan menambah rasa percaya diri. Saat mencari kerja, bersikap dan berbuatlah seperti seorang yang sedang bekerja. Jangan bersikap seperti pengangguran.
  • Fokus pada apa yang bisa kau kendalikan - Kata bapak... mencari pekerjaan itu seperti menjalani aktivitas lain dalam kehidupan ini. Banyak hal yang sama sekali diluar kendali mu. Misalnya suhu politik, krisis ekonomi, peningkatan harga, dan kenaikan pajak. Serta hal-hal lain yang berada diluar jangkauan mu.

Namun begitu, kata bapak... masih banyak hal-hal lain yang bisa kau kendalikan. Misalnya cara berpikir bersikap, fokus dan kesiapan mu dalam menghadapi setiap kejadian, etc. Nah, daripada menghabiskan energi untuk memikirkan hal-hal yang berada jauh diluar jangkauan, bukankah lebih baik jika kau curahkan energi mu untuk hal-hal yang bisa kau kendalikan, betul?

  • Bayangkan kesuksesan - Visual... visual... visual. Lagi-lagi soal visual. Tampaknya soal visual memvisualkan ini sangat erat hubungannya dengan segala jenis kesuksesan. Kenapa? Konon... dengan memvisualkan... itu akan menambah keyakinan. Memvisualkan adalah teknik tertua yang pernah digunakan oleh manusia untuk mendapat apa yang diinginkannya.

Nah... itu tadi beberapa tips yang bisa kami persembahkan untuk saudara-saudaraku yang sedang resah mencari pekerjaan. Kami sadar, tips-tips seperti ini mungkin sudah sering kamu dengar dan banyak beredar di pasaran. Kami cuma bisa berharap, semoga tulisan ini bisa menambah keyakinan bahwa apa-apa yang pernah kamu dengar dan baca itu memang benar adanya. Sekian dan terimakasih, wasalam.

Related Posts:

Mengenal XML

Pernahkah kau merasa sangat membutuhkan sebuah format dokumen yang bisa digunakan untuk bertukar data - entah pertukaran itu terjadi melalui internet ataupun intranet? Pernah? Ayo ngaku!!! Pernah kaga? Jangan bo'ong lu? Dosa!!

Jika emang kamu merasa pernah, atau kamu pernah merasa, atau merasa kamu pernah, atau pernah kamu merasa, dan seterusnya... maka... melalui kesempatan yang berbahagia ini... ijinkanlah kami untuk memperkenalkan sebuah format dokumen yang mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah-masalah yang mungkin belum, akan, sedang, atau telah kamu dapati dan lalui dewasa ini... dan format itu adalah... XML.

Apa itu XML? Dan kenapa? Apa keistimewaannya? Kenapa bukan XL saja? Kenapa harus ada huruf M? Kenapa ketiga-tiganya harus digunakan? Apa tidak cukup dengan yang berukuran L saja? Atau M saja? Atau X saja? Kenapa manusia begitu serakah sehingga rela menggabungkan ketiga ukuran itu, lalu menjadikannya sebuah format dokumen yang baru? Kenapaaaaa....?

Dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itulah... artikel ini kami buat-buat. Dan kami memang sengaja membuat artikel ini menjadi sedikit aneh dan bertele-tele. Kenapa? Itu tidak lain dan tidak bukan disebabkan karena kami sadar sesadar-sadarnya... masih banyak umat manusia di dunia ini yang hingga kini masih sama sekali belum mengenal, apalagi menyadari betapa berharga dan bermanfaatnya XML itu.

Padahal saat ini... sudah sangat banyak sekali industri-industri yang telah berhasil menemukan, menggunakan, memanfaatkan, dan merasakan keajaiban dan kehebatan XML. Dunia blogging contohnya. Ga percaya? Baik... apa kau punya blog di blogspot? Pernah mengganti templatenya? Coba perhatikan formatnya, XML bukan? Contoh lain... apa kau termasuk salah satu penggemar RSS? Pernah memperhatikan format yang digunakan oleh RSS? XML bukan?

Nah... sudah terbukti bukan? Contoh-contoh tadi rasanya sudah dapat memberikan sedikit gambaran mengenai industri-industri yang telah memanfaatkan XML.

Disadari atau tidak, secara langsung atau tidak langsung, mungkin kita pernah merasakan betapa nikmatnya dapat bersentuhan dengan format XML. Nah, tidakkah kau ingin mengenal lebih dekat dengannya? Tidakkah kau juga ingin bisa memanfaatkannya?... Tidak?

Meski bibir mu berkata tidak, tapi kami yakin hati mu berkata lain. Keyakinan itu kami dapat berdasarkan fakta bahwa bibir tak selalu kompak dengan hati. Maka dari itu, kami memaksakan diri untuk tetap bercerita panjang lebar mengenai XML. Begini ceritanya...

Sebagai internet maniak, kamu mungkin sudah sangat akrab dengan HTML, betul? Dan sebagai internet marketer, kamu juga mungkin sudah sangat akrab dengan kegagalan, betul? Dan sebagai internet maketer yang gagal, kamu pasti sudah akrab dengan keputus-asaan, betul? Dan sebagai seorang yang putus asa, kamu pasti merasa sangat dekat dengan kematian, betul? Nah... sekarang, coba jawab, apa hubungan semua pertanyaan itu dengan XML?

Yup, kamu betul, jika kita coba dan paksa menghubungkannnya, maka kita bisa melihat adanya hubungan dan keterkaitan yang erat antara semua pertanyaan itu, dengan XML, contohnya hubungan antara HTML dengan XML. Tahukah engkau teman, bahwasanya HTML dan XML itu sebenarnya berasal dari satu garis keturunan yang sama, yaitu keluarga besar Markup Languange.

Coba perhatikan kesamaan yang terdapat pada dua huruf terakhir dari HTML dan XML... yup... yaitu ML, yang diambil secara paksa dari singkatan Markup Languange atau Bahasa Markup. Dan sebagai dua jenis bahasa yang memilki garis keturunan yang sama, maka mau tidak mau, mengakui atau tidak mengakui, berarti mereka sebenarnya berasal dari induk bahasa yang sama, yaitu Standard Generalized Markup Language atau disingkat SGML.

Akan tetapi... however... meski mereka berasal dari satu induk yang sama, tentu saja mereka tetap harus memiliki perbedaan, betul? Tidak seperti saudaranya (HTML) yang memiliki tag atau syntax-syntax yang telah di defenisikan, format XML tidak memiliki predefined tag atau tag yang telah didefinisikan. Itu artinya, kamu, dia, kalian, dan mereka, atau siapapun yang ingin membuat dokumen XML, bebas untuk membuat tag-nya sendiri.

Gimana? Makin bingung? Tenaaaang... jangan putus asa dulu kawan.... jalan kita masih panjang. Untuk sedikit mengurangi kebingungan mu itu, coba kita ingat-ingat lagi cerita fiktif kita mengenai HTML. Disitu diceritaken bahwa, dokumen yang berformat HTML itu menggunakan tag-tag tertentu untuk membuat struktur, memformat tampilan, dan menampilkan isinya, betul?

Contohnya untuk membuat paragraph, HTML akan menggunakan format <p>....p>. Atau tag <b>......b>.untuk mencetak tebal, dan seterusnya, betul? Nah, sedangkan XML tidak memiliki tag-tag seperti itu. XML membebaskan mu untuk membuat tag mu sendiri, asalkan tetap menuruti aturan-aturan yang telah ditentukan. Itulah sebabnya kenapa kau mungkin sering menemukan dokumen XML yang tag-nya sangat jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Dan tidak seperti tag-tag HTML yang berfungsi sebagai perintah untuk browser tentang bagaimana suatu dokumen HTML harus ditampilkan, tag-tag XML hanya berfungsi sebagai pemisah, yup... PEMISAH. Yaitu memisahkan antara Data dengan Context. Tag-tag XML tidak lain dan tidak bukan hanya berfungsi untuk menunjuk dan mendefinisikan struktur dari suatu dokumen XML.

Untuk lebih jelasnya... misalkan begini... Katakanlah kau ingin membuat katalog yang berisi tidak kurang dari 10.000 koleksi eBook mu. Di dalam katalog itu, kau ingin mendata dan mengelompokkan setiap eBook berdasarkan:

  • Judul
  • Penulis
  • Penerbit
  • Harga
  • Tema
  • ISBN

Setelah itu, kau ingin menampilkan... dan bahkan jika memungkinkan... menjualnya melalui website atau blog mu. Nah, pertanyaannya... bagaimana kau bisa melakukannya dengan mudah? Coba kau bayangkan bagaimana seandainya kau melakukan itu hanya dengan menggunakan format HTML biasa. Sangat melelahkan bukan?

Tapi berkat XML, pekerjaan mu itu jadi jauh lebih ringan. Dengan XML, pekerjaan-pekerjaan seperti contoh diatas jadi lebih mudah untuk dilakukan. Dengan XML, kamu bisa mendata dan mengelompokkan, dan menyortir eBook-eBook itu dengan cepat dan mudah. Yaitu dengan cara membuat kode-kode seperti contoh dibawah ini:

<ebook>.
<Judul>Belajar Internet</Judul>.
<Penulis>Qjoko Blo'on</Penulis>.
<Penerbit>PT. Rindu Order</Penerbit>.
<Harga>Rp. 50.000</Harga>.
<Tema>Marketing</Tema>.
<ISBN>1129450</ISBN>.
</ebook>.

Coba perhatikan contoh kode atau tag-tag XML diatas, lalu bandingkan dengan tag-tag HTML, sudah bisa melihat perbedaannya? Masih belum? Masih bingung dan belum bisa menemukan perbedaan antara HTML dengan XML? Masih belum bisa menemukan keistimewaan yang dimiliki oleh XML? Kalo begitu... tetaplah disini... kami akan membahasnya lebih banyak di episode berikutnya.

Related Posts:

iklan

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]


Sample 2 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput).