Mengenal XML

Pernahkah kau merasa sangat membutuhkan sebuah format dokumen yang bisa digunakan untuk bertukar data - entah pertukaran itu terjadi melalui internet ataupun intranet? Pernah? Ayo ngaku!!! Pernah kaga? Jangan bo'ong lu? Dosa!!

Jika emang kamu merasa pernah, atau kamu pernah merasa, atau merasa kamu pernah, atau pernah kamu merasa, dan seterusnya... maka... melalui kesempatan yang berbahagia ini... ijinkanlah kami untuk memperkenalkan sebuah format dokumen yang mungkin bisa menjadi solusi untuk masalah-masalah yang mungkin belum, akan, sedang, atau telah kamu dapati dan lalui dewasa ini... dan format itu adalah... XML.

Apa itu XML? Dan kenapa? Apa keistimewaannya? Kenapa bukan XL saja? Kenapa harus ada huruf M? Kenapa ketiga-tiganya harus digunakan? Apa tidak cukup dengan yang berukuran L saja? Atau M saja? Atau X saja? Kenapa manusia begitu serakah sehingga rela menggabungkan ketiga ukuran itu, lalu menjadikannya sebuah format dokumen yang baru? Kenapaaaaa....?

Dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh seperti itulah... artikel ini kami buat-buat. Dan kami memang sengaja membuat artikel ini menjadi sedikit aneh dan bertele-tele. Kenapa? Itu tidak lain dan tidak bukan disebabkan karena kami sadar sesadar-sadarnya... masih banyak umat manusia di dunia ini yang hingga kini masih sama sekali belum mengenal, apalagi menyadari betapa berharga dan bermanfaatnya XML itu.

Padahal saat ini... sudah sangat banyak sekali industri-industri yang telah berhasil menemukan, menggunakan, memanfaatkan, dan merasakan keajaiban dan kehebatan XML. Dunia blogging contohnya. Ga percaya? Baik... apa kau punya blog di blogspot? Pernah mengganti templatenya? Coba perhatikan formatnya, XML bukan? Contoh lain... apa kau termasuk salah satu penggemar RSS? Pernah memperhatikan format yang digunakan oleh RSS? XML bukan?

Nah... sudah terbukti bukan? Contoh-contoh tadi rasanya sudah dapat memberikan sedikit gambaran mengenai industri-industri yang telah memanfaatkan XML.

Disadari atau tidak, secara langsung atau tidak langsung, mungkin kita pernah merasakan betapa nikmatnya dapat bersentuhan dengan format XML. Nah, tidakkah kau ingin mengenal lebih dekat dengannya? Tidakkah kau juga ingin bisa memanfaatkannya?... Tidak?

Meski bibir mu berkata tidak, tapi kami yakin hati mu berkata lain. Keyakinan itu kami dapat berdasarkan fakta bahwa bibir tak selalu kompak dengan hati. Maka dari itu, kami memaksakan diri untuk tetap bercerita panjang lebar mengenai XML. Begini ceritanya...

Sebagai internet maniak, kamu mungkin sudah sangat akrab dengan HTML, betul? Dan sebagai internet marketer, kamu juga mungkin sudah sangat akrab dengan kegagalan, betul? Dan sebagai internet maketer yang gagal, kamu pasti sudah akrab dengan keputus-asaan, betul? Dan sebagai seorang yang putus asa, kamu pasti merasa sangat dekat dengan kematian, betul? Nah... sekarang, coba jawab, apa hubungan semua pertanyaan itu dengan XML?

Yup, kamu betul, jika kita coba dan paksa menghubungkannnya, maka kita bisa melihat adanya hubungan dan keterkaitan yang erat antara semua pertanyaan itu, dengan XML, contohnya hubungan antara HTML dengan XML. Tahukah engkau teman, bahwasanya HTML dan XML itu sebenarnya berasal dari satu garis keturunan yang sama, yaitu keluarga besar Markup Languange.

Coba perhatikan kesamaan yang terdapat pada dua huruf terakhir dari HTML dan XML... yup... yaitu ML, yang diambil secara paksa dari singkatan Markup Languange atau Bahasa Markup. Dan sebagai dua jenis bahasa yang memilki garis keturunan yang sama, maka mau tidak mau, mengakui atau tidak mengakui, berarti mereka sebenarnya berasal dari induk bahasa yang sama, yaitu Standard Generalized Markup Language atau disingkat SGML.

Akan tetapi... however... meski mereka berasal dari satu induk yang sama, tentu saja mereka tetap harus memiliki perbedaan, betul? Tidak seperti saudaranya (HTML) yang memiliki tag atau syntax-syntax yang telah di defenisikan, format XML tidak memiliki predefined tag atau tag yang telah didefinisikan. Itu artinya, kamu, dia, kalian, dan mereka, atau siapapun yang ingin membuat dokumen XML, bebas untuk membuat tag-nya sendiri.

Gimana? Makin bingung? Tenaaaang... jangan putus asa dulu kawan.... jalan kita masih panjang. Untuk sedikit mengurangi kebingungan mu itu, coba kita ingat-ingat lagi cerita fiktif kita mengenai HTML. Disitu diceritaken bahwa, dokumen yang berformat HTML itu menggunakan tag-tag tertentu untuk membuat struktur, memformat tampilan, dan menampilkan isinya, betul?

Contohnya untuk membuat paragraph, HTML akan menggunakan format <p>....p>. Atau tag <b>......b>.untuk mencetak tebal, dan seterusnya, betul? Nah, sedangkan XML tidak memiliki tag-tag seperti itu. XML membebaskan mu untuk membuat tag mu sendiri, asalkan tetap menuruti aturan-aturan yang telah ditentukan. Itulah sebabnya kenapa kau mungkin sering menemukan dokumen XML yang tag-nya sangat jauh berbeda antara satu dengan yang lain.

Dan tidak seperti tag-tag HTML yang berfungsi sebagai perintah untuk browser tentang bagaimana suatu dokumen HTML harus ditampilkan, tag-tag XML hanya berfungsi sebagai pemisah, yup... PEMISAH. Yaitu memisahkan antara Data dengan Context. Tag-tag XML tidak lain dan tidak bukan hanya berfungsi untuk menunjuk dan mendefinisikan struktur dari suatu dokumen XML.

Untuk lebih jelasnya... misalkan begini... Katakanlah kau ingin membuat katalog yang berisi tidak kurang dari 10.000 koleksi eBook mu. Di dalam katalog itu, kau ingin mendata dan mengelompokkan setiap eBook berdasarkan:

  • Judul
  • Penulis
  • Penerbit
  • Harga
  • Tema
  • ISBN

Setelah itu, kau ingin menampilkan... dan bahkan jika memungkinkan... menjualnya melalui website atau blog mu. Nah, pertanyaannya... bagaimana kau bisa melakukannya dengan mudah? Coba kau bayangkan bagaimana seandainya kau melakukan itu hanya dengan menggunakan format HTML biasa. Sangat melelahkan bukan?

Tapi berkat XML, pekerjaan mu itu jadi jauh lebih ringan. Dengan XML, pekerjaan-pekerjaan seperti contoh diatas jadi lebih mudah untuk dilakukan. Dengan XML, kamu bisa mendata dan mengelompokkan, dan menyortir eBook-eBook itu dengan cepat dan mudah. Yaitu dengan cara membuat kode-kode seperti contoh dibawah ini:

<ebook>.
<Judul>Belajar Internet</Judul>.
<Penulis>Qjoko Blo'on</Penulis>.
<Penerbit>PT. Rindu Order</Penerbit>.
<Harga>Rp. 50.000</Harga>.
<Tema>Marketing</Tema>.
<ISBN>1129450</ISBN>.
</ebook>.

Coba perhatikan contoh kode atau tag-tag XML diatas, lalu bandingkan dengan tag-tag HTML, sudah bisa melihat perbedaannya? Masih belum? Masih bingung dan belum bisa menemukan perbedaan antara HTML dengan XML? Masih belum bisa menemukan keistimewaan yang dimiliki oleh XML? Kalo begitu... tetaplah disini... kami akan membahasnya lebih banyak di episode berikutnya.

Related Posts:

iklan

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]


Sample 2 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput).