Permission Marketing

Menurut para pakar, salah satu cara terbaik untuk mempromosikan website ataupun blog, yaitu menggunakan teknik permission marketing. Bahkan konon, permission marketing telah menjadi hal yang wajib diketahui dan dipelajari oleh mereka yang sedang menekuni bidang internet marketing.

Apa, kenapa, dan bagaimana permission marketing itu sebenarnya? Keistimewaan apa yang dimilikinya? Bagaimana cara orang melakukannya? Siapa saja yang mampu melakukannya? Siapa target dan sasarannya? Kapan sebaiknya teknik internet marketing ini digunakan? Dan bagaimana cara menggunakannya?

Berdasarkan info yang kami dapat, permission marketing itu boleh dilakukan oleh siapa saja. Siapapun yang ingin mempromosikan website, blog, produk, atau jasa melalui internet, bebas untuk menggunakan cara ini.

Untuk melakukan permission marketing, terlebih dulu sang pelaku wajib mendapatkan ijin dari orang-orang yang menjadi targetnya? Siapa targetnya? Yaitu kelompok orang yang rutin menggunakan internet, dan rajin membaca email. Kewajiban ini dimaksudkan agar si pelaku permission marketing tidak dianggap sebagai oknum atau spammer.

Bagaimana caranya? Menurut info, untuk bisa melakukan permission marketing, si pelaku setidaknya harus memiliki website, blog, atau resource jenis apapun yand ada di internet. Buat apa'an? Gunanya, untuk mencari, menarik perhatian, menyeleksi, lalu mengoleksi alamat-alamat email dari orang-orang yang menjadi targetnya.

Permission Marketing

Selain memiliki resource di internet, si pelaku juga harus pandai-pandai membujuk, meyakinkan, dan mencari cara agar sang target mau dan sukarela memberikan alamat emailnya. Kenapa harus dengan sukarela? Sebab, dengan mendapatkan rasa suka itu, secara simbolis sang pemilik email telah memberikan ijinnya kepada si pelaku.

Ijin buat apa'an? Yaaa.. itu tadi, ijin buat melakukan marketing. Emang mau marketing-in apa'an? Itu tergantung tujuan si pelaku, mau ngapain di melakukan permission marketing. Misalnya, mempromosikan produk atau jasa dari program affiliasi, menginformasikan postingan terbaru dari website ataupun blognya, dan lain-lain.

Terus? Setelah ijin didapat, barulah sang pelaku dapat melakukan teknik-teknik marketing berikutnya. Teknik berikutnya? Yep, secara teratur dan terencana, sang pelaku akan mengirimkan email yang berisi info-info menarik seputar topik yang menjadi pilihannya. Itu ditujukan agar sang target akhirnya mau mengikuti keinginan sang pelaku.

Emang, maunya si pelaku itu apa'an? Itu tergantung. Tergantung dimana? Bukan dimana, tapi kemana. Maksud lo? Tergantung dari mau kemana si pelaku tadi ingin mengarahkan sang target. Juga, tergantung dari reaksi apa yang ingin si pelaku dapatkan dari orang-orang yang menjadi target marketingnya.

Misalnya, katakanlah sang pelaku tadi adalah seorang blogger yang ingin blognya secara teratur di kunjungi oleh orang-orang yang menjadi targetnya. Berarti melalui teknik permission marketing, sang blogger tadi akan berupaya agar orang yang menjadi target merasa tertarik untuk berkunjung setiap kali sang blogger membuat tulisan.

Contoh lain, katakahlah sang pelaku tadi adalah seorang affiliasi yang ingin menjual produk atau jasa dari program affiliasi yang diikutinya. Berarti, melalui teknik permission marketing ini, si pelaku tadi akan berupaya agar para targetnya tertarik untuk membeli produk atau jasa yang sedang dipromosikannya.

Seberapa efektif teknik permission marketing ini? Itu tergantung dari seberapa baik kamu melakukannya. Kapan sebaiknya teknik marketing ini dilakukan? Kapan pun kau menginginkannya. Tapi semakin cepat semakin baik. Lalu, bagaimana cara melakukannya? Apa yang harus dipersiapkan?

Yaa... itu tadi. Yang pertama tujuan, atau misi. Yang kedua, sebuah resource di internet. Baik yang berupa website, blog, atau apapun yang bisa menjadi sarana untuk mengumpulkan alamat email. Dan yang ketiga, sebuah sistem yang berfungsi untuk mengirim email kepada orang-orang yang telah memberikan ijinnya kepada mu.

Nah, cukup sederhana bukan? Tertarik untuk mencoba?

Related Posts:

Mengenal Wireless Network Adapter

Agar komputer bisa terhubung dengan suatu jaringan atau network, berarti komputer tersebut membutuhkan suatu alat khusus. Alat khusus yang dirancang untuk mengubah, mengirim, dan menerima data, dari dan ke jaringan. Alat ini biasa di sebut dengan Network Adapter.

Bagaimana dengan jaringan nirkabel atau wireless network? Sama. Agar komputer bisa menangkap, mengenali, mengirim, dan menerima data, ke dan dari jaringan tanpa kabel alias wireless network, berarti komputer tersebut membutuhkan wireless network adapter.

Nah, jika kau ingin komputer mu bisa mendeteksi, kemudian bergabung dengan jaringan wireless yang ada disekitar, berarti kau membutuhkan wireless network adapter. Didalam wireless adapter, terdapat transmitter yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal radio, dan receiver yang berfungsi untuk menerima gelombang atau sinyal.

Jika kebetulan laptop mu sudah memiliki wireless adapter built-in, dan kau merasa cukup puas dengan kemampuan yang dimilikinya, berarti kamu mungkin tidak perlu membeli wireless adapter yang baru. Tapi, jika kebetulan laptop atau komputer mu belum memilkinya, berarti kamu perlu membelinya.

Di luar sana, ada banyak jenis, tipe, merek, dan bentuk wireless adapter. Kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan kualitas juga beda-beda. Untuk mencari dan mengetahui wireless adapter yang paling sesuai dengan keinginan, berarti terlebih dulu kamu perlu mengenal bentuk-bentuk wireless adapter.

Bentuk-bentuk Wireless Adapter

Wireless adapter umumnya di tempatkan pada salah satu dari port input/output (I/O port) di komputer. Misalnya pada expansion card slot, atau pada socket yang terdapat pada motherboard, atau pada socket PCMCIA, atau juga pada socket USB. Dimana dan bagaimana wireless card ini ditempatkan, bergantung dari bentuknya.

Tentu saja, masing-masing bentuk wireless adapter memiliki kekurangan dan kelebihan. Untuk mengetahui bentuk mana yang paling pas untuk mu, mungkin akan tergantung juga pada jenis komputer yang kau gunakan.

Misalnya, wireless adapater yang berbentuk PC Card biasanya paling cocok untuk laptop. Sedang USB adapter, bisanya paling pas untuk Desktop. Tapi tentu saja itu tidak harus. Kau masih tetap bebas untuk memilih bentuk wireless adapter yang kau inginkan. Asalkan komputer mu menyediakan slot yang dibutuhkan.

Internal Adapters

Hampir semua laptop keluaran baru memiliki modul wireless adapter pada mini PC Cardnya. Modul ini di tempatkan secara langsung di motherboard. Sebuah antenna, juga di sertakan bersamanya. Tujuannya, antara lain untuk menambah kemudahan dan kenyamanan pada para pengguna laptop.

Dengan wireless adapter yang menempel langsung di motherboard, para pengguna laptop jadi tidak perlu repot membawa-bawa wireless adapter itu bersama laptopnya. Hal ini juga demi memperkecil resiko kehilangan wireless adapter tersebut. Misalnya terlupa, atau tertinggal. Kerugiannya?

Cuma satu, karena adapter itu menempel di motherboard, membuat adapter itu tidak bisa dicabut dan dipindahkan. Untuk apa dipindahkan? Misalnya saat ingin menggunakan wireless adapter itu di laptop atau desktop mu yang lain.

Laptop-laptop yang menyertakan modul wireless adapter di motherboardnya, umumnya menyertakan tombol untuk menghidupkan dan mematikan fungsi ini. Gunanya, antara lain untuk menjaga keamanan dan menghemat battere. Nah, jika ternyata laptop mu memiliki adapter internal, cobalah untuk mencari tombol itu, dan gunakan.

Jika kau sedang tidak ingin menggunakan wireless, maka sebaiknya fungsi itu dimatikan. Itu untuk mencegah agar komputer mu tidak disusupi oleh orang lain melalui jaringan wireless. Juga demi menghemat battere. Jangan lupa pula untuk menghidupkannya lagi, saat kau ingin mengakses jaringan wireless.

PC Cards

Meski latop mu tidak memiliki wireless adapter internal, kamu tidak perlu sedih dan kecewa. Kau tetap bisa mendeteksi dan mengakses jaringan wireless dengan laptop mu itu, dengan cara membeli wireless adapter yang berbentuk PC Cards. Lalu menempatkannya pada slot PCMCIA card.

Bagaimana dengan pilihan merek? Jangan takut, hampir semua produsen peralatan Wireless memproduksi adapter tipe ini. Selain bentuknya yang praktis, beratnya juga tidak terlalu membebani. Yang mana, dua hal ini merupakan faktor yang paling di inginkan oleh para pengguna laptop.

Coba perhatikan gambar di bawah, ini adalah salah satu contoh dari wireless adapter PC Card.

D-Link wireless Ethernet adapter with an internal antenna

Bagaimana dengan battere? Apakah saat tidak digunakan, PC Cards seboros Internal Adapter?

Nope, para pakar mengatakan bahwa saat sedang tidak digunakan, PC Cards tidak seboros Internal Adapter.

Tapi demi penghematan, tentu saja kau bisa melepaskannya saat sedang tidak digunakan.

Menurut info, PC Cards ini terbagi dalam dua tipe. Tipe pertama disebut Original Standard. Disebut sebagai tipe PCMCIA model lama, karena masih menggunakan kecepatan transfer data 16-bit, dan hanya mendukung jaringan wireless berstandard 802.11b. Tipe ini terdapat pada laptop keluaran lama.

Sedang untuk tipe yang kedua, memiliki kecepatan transfer 32 bit, karena sudah mensupport fitur CardBus. PC Cards tipe ini mampu mendeteksi dan mengakses jaringan wireless berstandard 802.11a/g/n. Laptop-laptop yang diproduksi tahun 1990-an keatas, biasanya sudah mendukung PC Cards tipe ini.

Sedang untuk laptop-laptop keluaran 2006 keatas, biasanya mampu menggunakan kedua tipe dari PC Cards tadi. Laptop keluaran terbaru, umumnya menggunakan slot khusus yang disebut dengan ExpressCard. Secara fisik, slot tipe ini menggunakan tipe card yang berbeda, dan tidak kompatible dengan kedua tipe diatas.

USB Adapters

Untuk saat ini, wireless adapter yang di tempatkan pada slot USB mungkin merupakan alternatif terbaik untuk mengakses jaringan wireless. Kenapa? Sebab, hampir semua komputer keluaran 1999 keatas, baik berupa laptop atau desktop, pasti sudah dilengkapi dengan slot USB.

Wireless adapter tipe ini, baik yang di tempatkan secara langsung, maupun yang dihubungkan lagi dengan kabel, umumnya juga sudah dilengkapi dengan antenna built-in. Selain itu, bentuknya yang kecil dan ringan, membuatnya praktis untuk dipindah atau dibawa bersama komputer.

Coba perhatikan gambar dibawah. Ini adalah contoh Wireless Adapter yang berbentuk USB.

Wireless USB adapters are stand-alone devices that connect to the computer through a cable.Wireless adapter USB ini, hadir dengan bentuk dan ukuran yang beragam. Kemampuan dan fitur yang dimilkipun berbeda. Dari yang paling sederhana, hingga yang futuristik.

Itu antara lain disebabkan karena masing-masing produsen memiliki philosophy dan target pasarnya sendiri. Mulai dari pengguna umum, techno phobia, hingga techno mania.

Dan, karena antennanya lebih besar dan mudah untuk dimanipulasi, kau bisa mengharapkan performa yang lebih baik dibanding internal adapter.

Selain adapter yang berbentuk seperti pada gambar 2, ada juga USB adapter yang bentuknya sangat mirip dengan Flash Drive atau Flash Disk.

Contohnya bisa kamu lihat pada gambar 3.

Compact USB Wi-Fi adapters are small and convenient, but they might not reach as far as other adapters.Karena bentuk dan ukurannya yang lebih kecil, USB adapter tipe ini umumnya memiliki transmitter dan receiver dengan kemampuan yang lebih rendah dibanding PC Cards, ataupun USB adapter yang terlihat pada gambar 2.

Itu tentu saja akan mempengaruhi kemampuannya dalam hal menangkap dan mengirimkan sinyal wireless. USB adapter tipe ini seringkali gagal untuk mendeteksi dan menangkap sinyal. Akibatnya, komunikasi melalui wireless seringkali terputus.

Expansion Cards Untuk Komputer Desktop

Wireless adapter tipe ini, bentuknya mirip dengan card-card expansion lain. Misalnya sound atau video card. Cara penempatannya juga sama. Yaitu di selipkan pada slot khusus yang terdapat pada motherboard. Coba perhatikan gambar dibawah ini. Ini adalah salah satu contoh dari wireless adapter tipe expansion cards.

Meski terlihat berbeda, tapi banyak tipe adapter ini yang sebenarnya adalah adapter yang sama dengan yang di tempatkan pada slot PCMCIA, lalu ditambahkan card yang fit dengan expansion slot di motherboard.

Jika kebetulan kamu membeli adapter tipe ini dengan antenna built-in, berarti kamu tidak perlu mencari antenna external dengan konektor yang pas. Tapi jika ternyata tidak ada antenna bulit-in?

Berarti kamu harus mencari antenna external dengan konektor yang fit. Yep, merepotkan memang. Selain masih harus berurusan dengan kabel mengabel, beberapa masalah lain juga sering di temui. Misalnya, sinyal yang hilang atau terganggu oleh casing komputer, atau perangkat lain yang berada di sekitar.

Dengan semua kesulitan itu, bukan berarti bahwa adapter tipe ini tidak bisa bekerja dengan baik. Adapter tipe ini tetap mampu bekerja sama baiknya dengan adapter tipe lain. Terutama jika kamu menguasai hal yang berhubungan dengan teknologi wireless. Misalnya mengenai apa saja yang sering menjadi pengganggu sinyal, etc.

Tapi kalo kamu tidak ingin repot, Wireless USB adapter mungkin lebih tepat untuk mu.

Related Posts:

KALANGAN MUDA MASUK INDUSTRI KREATIF


Sejumlah kaum muda masuk industri kreatif. Langkah ini didorong ide dan pemikiran baru bisnis yang dimiliki mereka. “Industri kreatif lebih didominasi oleh pengusaha muda karena memang trennya kreativitas pengusaha muda jauh lebih tinggi, inovasi dan keberanian untuk mengambil new concept, “ kata Erwin Aksa, ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) kepada WartaEkonomi. Berikut petikannya.

Saat ini makin banyaknya pemuda yang mendirikan usaha, dan ternyata berhasil. Apa pendapat Anda?

Dalam masa sekarang ini sudah banyak pemuda-pemuda yang memiliki kreativitas, inovasi dan semangat yang tinggi, dan sudah banyak menguasai sektor-sektor usaha dalam negeri. Khususnya di sektor keuangan didominasi oleh kaum muda. Jadi sektor itu membutuhkan kreativitas yang tinggi, dan apa yang terjadi sekarang bahwasanya kaum muda sudah mulai bangkit untuk mengambil alih berbagai sektor. Sektor mineral, perkebunan, minning oil dan gas sudah banyak didominasi oleh pengusaha muda yang tentunya memiliki akses kedunia perbankan juga memiliki akses kepada manajemen yang lebih baik.

Pertumbuhan pengusaha muda antara tahun 2007-2008 bagaimana?

Enterpreuner-enterpreuner muda pertumbuhannya cukup baik, dan ada beberapa yang berhasil mengambil posisi dan proyek-proyek strategis, bahkan di tahun ini salah satu anggota HIPMI Sandiaga Uno dianugerahi gelar enterpreuner of the year, dan sudah banyak keberhasilan yang diciptakan pengusaha muda, memang yang menjadi persoalan hari ini adalah kuantitasnya yang tidak terlalu banyak, oleh karena itu kita berusaha mendorong agar kuantitas pengusaha muda yang bisa masuk ke kancah nasional bisa bertambah dari tahun ke tahun.

Karakteristik pengusaha muda sekarang dan jaman dulu?

Dari tahun ke tahun misi dari pengusaha muda tetap sama, yaitu bagaimana membangkitkan dan menyemangati pengusaha untuk bisa berkarya dan menciptakan value untuk negara. Dan apa yang kita lakukan hari ini adalah memotivasi lebih banyak lagi pengusaha, skup nya diperluas bukan hanya di kota besar tapi juga di kota kecil ke daerah pedalaman, supaya kita bisa mendorong dan memberi kesempatan bagi pengusaha muda untuk bangkit.

Kalau dikatakan enterpreuner muda sekarang lebih beruntung karena aksesnya terbuka, pengalaman dan jaringan yang baik bagaimana menurut Anda?

Sekarang kompetisi memang lebih besar lebih banyak dan lebih hebat, namun tentunya kesempatan juga lebih luas. Beda dengan 10-15 tahun lalu dimana kompetisi antara pengusaha tidak seramai hari ini. Karena pertama, pengusahanya dulu belum banyak, kedua kesempatannya juga terbatas. Tapi kalau sekarang persaingannya lebih besar namun imbang dengan kesempatan yang juga lebih banyak. Sekarang yang menjadi tantangan dan kunci adalah informasi, siapa yang dapat akses informasi, dan jaringan yang bisa mengakses ke informasi itu maka akan memenangkan pertandingan hari ini.

Kebanyakan enterpreuner muda mengambil bidang ekonomi kreatif, pendapat Anda?

Industri kreatif merupakan industri baru di negara kita, pertama kita lihat industri kreatif sudah ambil bagian dalam perekonomian kita walaupun belum sebesar industri sektor riil atau manufaktur. Tapi industri kreatif lebih didominasi oleh pengusaha muda karena memang trennya kreativitas pengusaha muda jauh lebih tinggi, inovasi dan keberanian untuk mengambil new concept terobosan sangat dituntut di industri kreatif karena kalau tidak punya terobosan tentunya bukan industri kreatif. Nah industri yang terkait dengan industri kreatif apakah itu event organizer, atau industri berbasis kreativitas dan seni memang harus didasari dengan inovasi dan kreativitas baru. Dan kebanyakan didominasi oleh enterpreuner muda yang selalau memperbaharui know how nya, mendapat informasi dari mana saja.

Peluang industri kreatif?

Peluangnya besar karena basisnya human resources atau creativity artinya sangat sulit akan the end. Jadi resistensi kita tinggi sekali terhadap produk impor, jarang barang-barang kreatif yang kita impor, karena akan berbeda tastenya, culturenya, biasanya orang-orang dlam negeri yang tahu apa yang dibutuhkan market dalam negeri. Industri ini prospeknya luar biasa, banyak perusahaan asing bergerak di kreativitas yang awal mulanya masuk ke indonesia belum diminati tetapi setelah bertahun-tahun saya melihat sudah banyak profesional yang muda yang tadinya bekerja di perusahaan kreatif asal luar negeri sudah mulai bikin usaha sendiri yang berkompetisi dengan perusahaan tempat mereka bekerja sebelumnya. Jadi kalau kita melihat dominasi asing di industri asing, sudah mulai tersaingi dengan industri lokal, yang pengusahanya juga lulusan perusahaan asing tersebut. Nah ini trennya, dan ini akan berakibat perusahaan asing akan memiliki ruang yang cukup.

Pandangan Anda tentang pengusaha muda yang main di sektor lain selain industri kreatif, apa yang jadi modal mereka?

Yang pertama biasanya di sektor padat modal karena legacy dari orangtua atau keluarga, tidak banyak pengusaha muda yang memulai dari nol. Karena pengusaha muda ada tiga jenis, pertama karena dia lahir didunia usaha, artinya dia generasi kedua atau ketiga. Kedua, karena memang lingkungan, lahir dari lingkungan pengusaha, ketiga pengusaha karena dididik untuk jadi pengusaha. Jadi kalau kita lihat dari pengusaha yang lahir dari dunia usaha sendiri biasanya mereka hanya meneruskan usaha yang telah dibangun oleh keluarganya. Sementara yang profesional yang lahir dari lingkungan itu sendiri biasanya menciptakan usaha yang tadinya mereka bekerja di sektor yang sama. Biasanya mereka yang bekerja di bisnis advertisement, biasanya mereka bekerja hanya 1-2 tahun lalu keluar dan membuat perusahaan sendiri. Nah yang ketiga karena memang dididik untuk jadi pengusaha, biasanya mereka masuk dalam mikro bisnis baru seperti jual beli HP, bisnis yang modalnya tidak terlalu besar.

Di Indonesia punya budaya paternal yang kental, hal ini mengganggu tidak?

Dunia usaha ada yang berasal karena keturunan jadi mereka melanjutkan usaha orang tuanya, namun biasanya mereka memang sudah dibuat oleh orang tuanya dan mereka hanya melanjutkan bukan menciptakan perusahaan tersebut. Biasanya setelah dia membawa nilai baru dalam perusahaan, misalnya ingin membawa dan memperbaiki visi misi organisasi dan memodernkan semuanya baru mereka bisa dilepas oleh sang orangtua. Tapi memang sang founder harus pandai juga bagaimana mengkader penerusnya supaya benar-benar eksistensi perusahaan bisa dijaga, dan tongkat estafet bisa terus berjalan. Supaya anggapan generasi ketiga hanya menghancurkan menjadi anggapan yang salah.

Menurut Anda sebagai ketua HIPMI apakah perlu regulasi dari pemerintah untuk melindungi semangat enterpreuner muda atau diserahkan saja supaya pengusaha muda ini berjuang sendirian?

Pasar bebas sangat baik dan menguntungkan pengusaha muda karena pasar bebas ini membuat kita lebih kreatif dan efisien dan lebih berinovasi cuma memang banyak hal yang harus kita cermati karena memang pengusaha Indonesia sedang menghadapi persaingan dengan negara seperti China yang memiliki keunggulan yang tidak dimiliki negara kita. Misalnya keunggulan dalam hal infrastruktur, di kita sangat jelek dan tidak membantu sektor usaha bahkan daya saing kita rendah karena efisiensi infrastruktur kita rendah sekali. Selain itu perbankan kita tidak memberi satu dorongan dari segi moneter, yang saya lihat langsung adalah suku bunga yang di negara lain suku bunga masih sekitar 2% sementara kita demandingnya bisa sampai 17%. itu mengakibatkan kita harus menyediakan margin yang lebih tinggi ketimbang kawan-kawan yang di China sana.

Makanya harga-harga kita harus lebih tinggi, sekitar 10-15% ketimbang barang-barang yang ada di China. Ini mengakibatkan kita tidak bisa berkompetisi karena mereka dengan mudahnya menjual barang-barang murah. Maka kita harus mampu berdaya saing lebih tinggi, kalau kita sudah berusaha berkompetisi dengan meningkatkan kualitas sementara pemerintah tidak memberi proteksi pasar kita dari serbuan produk asing tentunya kita tidak punya kemampuan yang besar. Karena di China mereka diberi insentif, oke kita memang tidak bisa dipenuhi pemerintah tetapi paling tidak suku bunganya bisa diberikan special rate bagi pengusaha muda supaya kita punya kemampuan ekspansi yang lebih besar dan cepat karena kalau dibebani bunga maka akan lebih besar beban bulanan dalam neraca cashflow mereka, akhirnya perusahaan yang memiliki akses di sektor keuangan yang lebih besar akan lebih cepat ketimbang teman-teman kita yang UMKM dan didominasi oleh pengusaha baru yang aksesnya terbatas.

Harus ada kebijakan yang diberikan pemerintah bahwa sektor UMKM yang didominasi pengusaha muda bisa growth. Memang tidak semua orang bisa berdagang batubara atau sawit tetapi seluruh pengusaha kita punya kemauan untuk berdagang, misalnya kebisaan membuat produk atau ide, nah yang seperti ini harus didukung dengan suku bunga yang murah. Makanya saya katakan kita harus melakukan intervensi pada kebijakan moneter supaya pengusaha muda bisa dapat akses permodalan dan sumber uang yang murah. HIPMI sendiri pertama memberi motivasi kepada pelajar dan mahasiswa supaya mereka melihat bahwa dunia usaha adalah alternatif terbaik untuk bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik. Artinya jangan selalu berpikir untuk jadi profesional atau pegawai yang sangat dibatasi oleh income yang sudah ditetapkan, karena menjadi pengusaha tidak ada limit. Makin besar kreativitas dan semangat serta kerja keras maka hasilnya akan jauh lebih besar ketimbang menjadi pegawai.

Sumber: Warta Ekonomi, 20-10-2008

Related Posts:

Hal Yang Harus Kau Lakukan Sebelum Membuat Produk di Internet

Masih tertarik menjual ilmu di internet? Sudah dapat ide produk info yang ingin dijual? Sudah? Baik... katakanlah saat ini ide tentang produk info yang sangat di inginkan oleh calon konsumen sudah di dapat. Beberapa penelitian tambahan untuk memperkuat ide itu juga sudah kau lakukan. Selanjutnya apa lagi?

Ada satu langkah terakhir yang harus kau lakukan sebelum ide itu benar-benar terlaksana dan mulai memasuki tahap produksi. Apa itu? Yaitu... penilaian akhir. Kenapa kau membutuhkannya? Sebab, menurut info yang kami dapat, penilaian akhir ini yang ikut menjadi penentu apakah produk mu laku terjual atau tidak.

Kami yakin anda pasti tidak ingin susah payah dan menghabiskan waktu, tenaga, serta biaya, yang akhirnya sia-sia karena telah membuat produk yang sepi peminatnya, betul? Ok, sudah siap memasuki tahap penentuan? Sudah memutuskan ide yang mana yang kau pilih?

Sekarang, jawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. Pertanyaan-pertanyaan ini bukan hasil karangan dan khayalan kami semata. Melainkan dari orang yang menjadi sumber inspirasi kami. Dengan menjawab "Ya" untuk setidaknya 8 pertanyaan dibawah ini, berarti kau memang sudah siap untuk mulai berproduksi.

Berikut pertanyaannya:

  1. Apa kau benar-benar menyukai topik itu? Saat mulai menulis, bisakah kau menikmatinya?

Menurut mu, kenapa faktor suka dan nikmat itu penting? Kalo menurut hemat kami sih, dua faktor itu bisa ikut meringankan jalan dan menambah motivasi. Memang benar, itu mungkin tergantung dari sikap mental masing-masing. Ada orang yang tetap termotivasi, walau sebenarnya dia tidak suka.

Tapi konon... however... bagi kebanyakan orang, unsur suka dan nikmat merupakan unsur yang paling mujarab buat terus termotivasi untuk menulis. Apalagi untuk menulis sesuatu yang sifatnya memerlukan kontinuitas, konsistenitas, serta antusianitas. Menurut mu?

  1. Sudakah kau menemukan setidaknya 20 tempat di internet yang akan di jadikan sarana untuk berpromosi dan memasarkan produk?

Tempat-tempat itu misalnya... search engine, website, blog, forum, ezine, mailing list, jaringan periklanan, etc. Menurut mu, kenapa hal ini menjadi penting? Kalo menurut hemat kami sih, ini penting untuk dilakukan agar nantinya kau tahu dimana, dan bagaimana produk itu akan dipasarkan.

Tapi itukan... bisa nanti, setelah produk siap diluncurkan? Menurut info yang kami dapat, kesalahan inilah yang sering dilakukan orang. Kenapa salah? Apanya yang salah? Urutannya. Sebab, menurut para pakar bisnis, urutannya yang seharusnya adalah mencari pasar dulu, baru membuat produk. Bukan sebaliknya.

  1. Ada tidak, orang-orang yang mau kau interview dan menjadi bagian dari produk itu?

Menurut sang pemberi info, kau membutuhkan setidaknya 5 orang yang mau di interview. Menurut hemat mu, kenapa hal ini penting? Menurut hemat kami, hal ini penting karena itu akan memberi nilai tambah dalam hal kredibilitas dan faktualitas, serta realitas.

Dengan menunjukkan dan menyertakan orang-orang nyata yang memang sudah melakukan apa yang ingin kau promosikan dan sarankan melalui produk mu itu, para konsumen akan makin yakin bahwa produk mu itu memang benar-benar bisa bekerja sebagaimana yang kau janjikan, betul atau salah?

  1. Sudakah kau menemukan setidaknya 3-5 masalah yang sering dihadapi oleh calon pembaca mu?

Kenapa hal ini penting? Menurut hemat kami, itu penting karena bisa membuat mu jadi lebih fokus ke pokok-pokok permasalahan. Salah satu alasan mu membuat produk adalah karena kau memberikan solusi, betul? So, solusi apa yang bisa kau berikan, kalo permasalahannya belum kau temukan, betul?

  1. Mampukah kau menemukan setidaknya 100.000 calon konsumen, baik secara online maupun offline?

100.000? Wuah, buanyak buanget. Apa memang harus segitu? Kalo menurut hemat kami seh, itu relatif. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya. Misalnya, seberapa luas pasar yang ingin kau kuasai, harga dari produk tersebut, target keuntungan yang kau dapat, etc.

  1. Sudahkah kau membaca setidaknya 4-5 info produk dari pesaing mu?

Apa memang harus? Yep, menurut hemat kami, itu memang harus. Kenapa? Sebab, dengan melakukan itu, kau jadi punya nutrisi tambahan. Kau jadi punya bahan yang lebih banyak saat mulai berproduksi. Dengan melakukan itu, kau juga jadi punya bahan pembanding. Dan masih banyak lagi keuntungan lain, betul?

  1. Sudahkah kau temukan setidaknya 5 kekurangan pada produk-produk pesaing mu?

Apa perlunya? Apa untuk mengungkit-ungkit kejelekan orang lain? Apa itu buukan licik namanya? Ingat bung, ini dunia bisnis. Maksud lo? Masih ingat sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pebisnis? Salah satunya yaitu harus selalu siap berkompetisi. Lalu?

Konon, siap atau tidak siap, suka atau tidak suka, dalam dunia bisnis, orang akan selalu berusaha keras mencari dan menemukan kelemahan serta kekurangan mu. Mungkin memang bukan untuk menjatuhkan mu, tapi untuk membuat produk yang lebih bermutu. Bagaimana dengan mu? Siap melakukannya?

  1. Sudahkah kau menemukan setidaknya 5 orang yang mau memberikan testimoni?

Kalo menurut hemat kami, ini masih ada hubungannya dengan point ketiga. Dengan menyertakan kesaksian dari orang-orang yang telah menguji dan mencoba produk mu, itu akan menambah kredibilitas dan kepercayaan dari calon konsumen mu. Berarti harus mencari orang yang mau nyoba produk kita dong? Yep.

  1. Sudahkah kau menemukan nama domain yang mudah diingat, dan pas dengan isi dari produk mu?

Langkah ini dilakukan untuk mempersiapkan website yang bakal menjadi kendaraan buat memasarkan produk mu. Ingat bung, yang namanya nama domain itu, sama vitalnya dengan nama atau merek perusahaan. Karena itu, usahakan untuk mencari nama domain yang mudah diingat.

Kerena itu, penting untuk bagimu mencari dan membeli nama domain yang tepat, sebelum orang lain yang mengambilnya. Kau bisa mencari kemudian mengecek apakah nama domain pilihan mu itu sudah ada yang punya atau belum di Better Whois.

So, itu tadi beberapa pertanyaan yang harus kau jawab untuk tahu apakah ide mu itu benar-benar bisa berjalan atau tidak. Kami cuma bisa berharap, dengan mengetahui hal ini, akan mencegah kita dari berbuat hal-hal yang konyol. Misalnya... itu tadi... membuat produk yang tidak ada peminatnya. Sia-sia.

Jadi cuma itu? Nope. Jadi masih ada lagi? Yep.

Berikut ini beberapa pertanyaan lain yang juga harus kau jawab:

  • Kualitas produk. Apakah produk mu mampu memecahkan permasalahan? Apakah produk mu memberikan keuntungan kepada pamakainya? Jika tidak, STOP. Berhentilah membuat produk yang tidak banyak gunanya bagi orang lain. Jika iya? Teruskan perjuangan mu... kawan.

Menurut info yang kami dapat, ada dua cara yang paling efektif untuk menjual produk. Yaitu free trial dan jaminan uang kembali. Dua cara ini juga termasuk cara yang ekstrim. Kenapa? Sebab, bila ternyata produk mu tidak berkualitas, dua cara ini juga yang paling cepat untuk membunuh mu.

  • Kompetisi. Maukah kau menghabiskan waktu, tenaga, biaya, dan umur mu, hanya untuk bisa memasuki pasar yang sudah terlalu penuh sesak dengan produk sejenis? Okelah, katakanlah kau punya produk yang hebat. Tapi apa gunanya kalo susah ditemukan?

Jika kau memaksa untuk tetap ikut bersaing dipasar yang penuh sesak, berarti kau harus siap dan berusaha sekuat tenaga untuk tampil menonjol di antara kerumunan. Jika tidak, konsumen akan sulit menemukan mu. Berarti, mungkin akan lebih baik jika kau cari pasar yang agak sepi. Jadi produk mu lebih mudah dikenali.

  • Pangsa Pasar. Pangsa pasar yang luas itu memang bagus. Tapi konon, internet lebih ideal untuk produk dari niche yang lebih spesific. Kenapa? Sebab, konon, produk-produk khusus seperti itu masih susah untuk ditemukan. Nah, jika kebetulan kau tahu jenis produk yang banyak peminatnya, tapi masih susah mencarinya, itu bisa menjadi ladang bisnis yang subur.
  • Mudah di promosikan. Bisakah produk mu itu dipromosikan dengan biaya yang murah, atau bahkan tidak membutuhkan biaya sama sekali? Saat memutuskan membuat produk, cari tahu juga teknik marketing yang paling murah tapi tetap efektif. Misalnya melalui search engine gratis, contohnya Google.

Jika ternyata nantinya kau menemukan bahwa calon konsumen mu bukanlah jenis orang yang suka menggunakan sarana yang gratis dan murah di internet, berarti mungkin kau perlu mempertimbangkan kembali ide mu itu. Mungkin kau perlu mencari ide lain yang lebih murah untuk dipromosikan.

  • Keuntungan/harga. Meski untuk membuat produk di internet itu murah, tapi produk dengan nilai profit yang tinggi pasti lebih enak untuk dijual. So, buatlah produk yang hanya membutuhkan biaya produksi yang rendah, tapi memiliki nilai jual yang tinggi.
  • Supply dan Eksklusifitas. Sebagai produsen, kau harus memastikan bahwa kaulah satu-satunya orang yang berhak mengontrol dan menyuplai produk mu. Kau tentu tidak ingin produk mu yang bermutu tinggi, ternyata di jual sembarangan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
  • Mudah dijual didistribusikan di internet. Rasanya percuma membuat dan mempromosikan produk melalui internet, tapi ternyata susah untuk didistribusikan di internet, betul. Karena itu, carilah jenis produk yang mudah untuk didistribusikan di internet. Itu akan menguntungkan bukan hanya dirimu, tapi juga konsumen mu.
  • Customer Support. Apakah produk mu mudah digunakan? Jika konsumen bisa langsung menggunakannya tanpa harus dibantu secara khusus, itu berarti nilai plus.

Sudah? Yep. Untuk sekarang, cukup segitu dulu.

Kalo kebanyakan, ntar bikin mual. So, sampe ketemu di tulisan kami berikutnya.

Related Posts:

13 Ide Hot Untuk Membuat Produk Info

Masih tentang ide menjual ilmu di internet, maka melalui tulisan kali ini, kami ingin mengajak sedulur sekalian untuk mencoba, berlatih, menilai, menimbang, mencari, mengumpulkan, dan mengembangkan ide-ide, yang siapa tahu bisa kau dijadikan sebagai produk info yang hot. Tertarik?

Berikut ini beberapa ide dan judul yang mungkin bisa kau kembangkan menjadi info produk.

  1. Cara menjual jasa percetakan di internet.

Kami rasa ide ini sangat pas buat kamu yang tahu bagaimana bisnis percetakan bisa menjual jasanya secara online. Kau mungkin bisa menjual produk info yang berisikan... tutorial, tips-tips, website, testimoni, synopsis, studi kasus, dan beberapa profil perusahaan percetakan yang sukses di internet.

  1. 101 Situs untuk memasarkan software di internet.

Kalo yang ini, kami rasa akan cocok untuk mereka yang banyak bergaul dan mengenal programmer atau pembuat software. Kepada mereka, kau bisa menjual info produk yang berisi daftar situs, e-zine, forum, atau online resource lainnya, yang pas buat para programmer yang ingin memasarkan produknya.

  1. Cara memasarkan kursus melalui internet.

Apa kau punya info di situs-situs mana biasanya para pencari ilmu bercokol? Betapa beruntungnya kau kawan. Tahukah kau berapa harga dari pengetahuan mu itu? Menurut mu, kira-kira berapa... para penyelenggara kursus, dan sekolah-sekolah khusus berani membayar untuk info seperti itu?

  1. Cara membuat butik online yang sukses.

Info produk seperti ini kami rasa sangat pas buat kamu yang punya info-info penting buat para pengusaha butik dan toko pakaian yang ingin menjual produknya melalui internet.

Misalnya info mengenai... cara mensetup dan menghosting website, shopping chart dengan berbagai fitur dan pilihannya, cara membuat account merchant, cara memilih dan menyiapkan sistem pembayaran online. Juga info mengenai teknik-teknik online marketing, serta cara membuat online katalog.

  1. Menjual karya seni melalui internet.

Menurut perkiraan mu, berapa banyak seniman dan seniwati yang akhirnya jadi frustasi? Yep, tak terhitung. Apa penyebab utamanya karena bakat seninya yang kurang? Nope, belum tentu. Buktinya, banyak lho, seniman dan seniwati yang sebenarnya punya bakat hebat tapi tetap gagal.

Lalu kira-kira... apa dong penyebabnya?

Mungkin pengetahuan marketing mereka yang kurang. Dan itu membuat mereka jadi tidak tahu kemana dan bagaimana cara memasarkan karya seninya. Dan akhirnya... ya... para seniman dan seniwati itu jadi bangkrut, lalu frustasi, kemudian patah hati, rendah diri, bahkan nekat bunuh diri.

Nah, menurut mu, bagaimana perasaan mereka seandainya ada orang yang mau peduli? Bagaimana perasaan mereka terhadap orang yang mau mengajarkan bagaimana cara memasarkan karya seni melalui internet? Maukah kau menjadi penyelamat bagi para seniman dan seniwati itu?

  1. Cara sukses menjual jasa profesional melalui internet.

Konon, banyak juga para profesional seperti dokter, pengacara, accountant, pelatih, atau dosen, yang nasibnya tidak jauh beda dengan para seniman tadi. Para profesional itu boleh saja jago di bidang yang mereka kuasai. Tapi kalo untuk urusan online marketing, mereka tak berkutik.

Nah, kekurangan mereka itu bisa menjadi peluang bisnis. Kau tidak perlu menjadi dokter, pengacara, atau accountan untuk sekedar ngajarin mereka bagaimana cara menjual jasa profesionalnya melalui internet. Kau cukup menguasai teknik-teknik online marketing. Karena cuma itu yang mereka butuhkan.

  1. Cara menjual music melalui internet.

Apa kau tahu bagaimana cara agar para pemusik bisa menjual karyanya melalui internet? Apa kau punya data yang akurat, serta profile dari para pemusik yang sukses jualan di internet? Apa kau info yang akurat mengenai dimana, dan bagaimana para pemusik biasanya berjualan musicnya melalui internet?

  1. Cara menjual produk kreasi sendiri melalui internet.

Sering mendengar tentang kontest membuat produk yang inovatif? Di negeri kita yang tercinta ini, kontest-kontest seperti itu sepertinya masih sangat jarang. Padahal sebenarnya, banyak lho, manusia-manusia Indonesia yang tidak kalah kreatif dibanding manusia-manusia non-Indonesia.

Nah, sayang bukan, jika kreatifitas mereka itu harus terhambat cuma karena mereka tidak tahu cara memasarkan produk kreasinya. Kau, kami, kalian, dan kita semua, bisa membantu para kreator itu. Antara lain dengan cara membuat info produk yang mengajarkan cara menjualnya, betul?

  1. Cara memasarkan bisnis local melalui internet.

Kasus ini sama seperti kasus-kasus diatas. Jika kita perhatikan, mulai banyak bisnis lokal yang tertarik untuk menggunakan internet sebagai media pemasaran. Tapi sayang, tampaknya masih sedikit info yang benar-benar pas dengan situasi dan kendala yang mereka hadapi.

  1. Menjual peluang bisnis melalui internet.

Apa kau punya info bagaimana para pebisnis biasanya menemukan calon investor melalui internet? Tahukah kau dimana dan bagaimana calon investor biasanya mencari peluang bisnis melalui internet? Punya tips cara meyakinkan investor? Atau tips cara berinvestasi yang aman dalam menilai suatu peluang bisnis?

  1. Menjual film secara online.

Pernah menemukan situs lokal yang mau membeli film-film video amatir? Atau melihat situs lokal yang menjual video-video amatir? Nah, kami rasa belum banyak orang yang punya info itu. Menurut mu, ada nggak ya, kira-kira orang yang mau membayar untuk mendapat info seperti itu?

  1. Cara mencari pekerjaan melalui internet.

Menurut hemat kami, topik ini yang paling hot. Se-hot suster ngesot kalo pake' jenggot, duduk di pinggir got dengan mata melotot. Pipinya kempot, badannya peot. Pokoknya... hooo...oot dah.

  1. Panduan online marketing untuk designer interior.

Produk info yang dibuat khusus agar para designer interior dapat memasarkan rancangannya di internet. Kenapa designer interior? Yaa... mungkin karena mereka termasuk prospek yang menjanjikan. Apa menurut mu mereka keberatan, kalo ditawarin ebook seharga Rp.50-200 ribu?

Nah, itu tadi beberapa ide konyol dari kami. Kami sadar, kami memang suka ngebanyol dan konyol. Tapi ketahuilah, dibalik kekonyolan kami, tersimpan... kebanyolan. Intinya?

Sampe ketemu di tulisan kami berikutnya.

Related Posts:

ADAKAH INDUSTRI KREATIF?


Oleh Anwari WMK


Di tengah karut-marutnya perekonomian nasional, ternyata ada seorang pejabat tinggi negara yang berbicara dengan aksentuasi meyakinkan tentang segala sesuatu dalam kaitan konteks dengan industri kreatif di Indonesia. Seakan, industri kreatif bakal tumbuh dengan sendirinya berlandaskan kekuatan inovatif yang inherent dalam perekonomian nasional.

Dalam kuliah umum di Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu berbicara secara meyakinkan tentang perkembangan industri kreatif di Indonesia. Bahkan, industri kreatif yang ada saat ini dieksplisitkan sebagai bagian penting perekonomian Indonesia. Industri kreatif, menurut Menteri Perdagangan, mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 104,6 triliun (6,3%) dari produk domestik bruto (lihat editorial, “Budaya dan Industri Kreatif” di Kompas, 8 September 2008, hlm. 6).

Ini berarti, ilmu pengetahuan dan teknologi diasumsikan telah terintegrasi dengan realitas yang ditengarai sebagai elemen fundamental pembentuk industri kreatif. Padahal, dalam kenyataan sesungguhnya, perekonomian Indonesia masih belum sepenuhnya mampu mewujudkan industri kreatif, akibat lemahnya aspek kelembagaan. Karena itu, setiap pembicaraan berkenaan dengan industri kreatif mutlak untuk ditelaah secara kritis.

Dengan outstanding pemikiran model knowledge economy, Mari Elka Pangestu menyinggung dua dimensi yang terkait erat dengan industri kreatif di Tanah Air. Pertama, industri kreatif sedemikian rupa diasumsikan berfungsi sebagai faktor yang mampu mempercepat terjadinya pengurangan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Lantaran fleksibel menyerap lapangan kerja, industri kreatif dalam konteks ini diposisikan sebagai pilar pengentasan kemiskinan.

Kedua, perguruan tinggi atau universitas diandaikan telah memiliki kesiapan menyambut era industri kreatif. Sehingga dengan demikian, perguruan tinggi atau universitas diasumsikan benar-benar memiliki kesiapan memperkuat posisi perekonomian nasional Indonesia melalui kemunculan industri kreatif (Kompas, 6 September 2008). Sungguh pun begitu, secara substansial, kita harus hati-hati dan waspada membaca pernyataan Menteri Perdagangan itu. Sebab, boleh jadi, apa yang dikatakan Menteri Perdagangan itu hanyalah sebuah utopia atau impian yang tak memiliki kejelasan basis keunggulan.

Benar bahwa di Indonesia dewasa ini terbentuk formasi industri kreatif. Bahkan, formasi tersebut mencakup 14 subsektor industri, yaitu periklanan, arsitektur, pasar barang seni, kerajinan, desain, fashion, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan, serta film, video, dan fotografi. Hanya saja, formasi industri kreatif itu, perkembangannya ke depan sangat ditentukan oleh faktor sumber daya manusia (SDM) berkualitas. Ini berarti, sangat besar peran perguruan tinggi atau universitas dalam hal memasok SDM berkualitas, persis sebagaimana dibutuhkan oleh kalangan industri kreatif.

Masalahnya kemudian, benarkah perguruan tinggi atau universitas dewasa ini benar-benar berdiri sebagai avant garde terciptanya SDM berkualitas? Ataukah perguruan tinggi dan universitas malah mencetuskan kendala ke arah penguatan indusrti kreatif?

Pertanyaan ini bukan sesuatu yang mengada-ada. Tak pelak lagi, inilah dua pertanyaan yang bersifat kritikal. Dalam kenyataan sesungguhnya di lapangan, perguruan tinggi atau universitas sesungguhnya belum sepenuhnya siap berperan sebagai pilar pendukung untuk menciptakan keunggulan kompetitif bagi industri kreatif. Ini karena, universitas sendiri terbentur masalah internal saat diharapkan mampu mendukung penguatan industri kreatif. Sebuah pemberitaan menyebutkan, bahwa 60 ribu dari 120 ribu dosen (50,65%) di berbagai universitas di Indonesia tidak layak mengajar, karena belum memenuhi standar kompetensi sebagai pengajar tingkat universitas (Seputar Indonesia, 4 September 2008, hlm. 5). Tragisnya lagi, dosen-dosen yang tak berkualitas itu kemampuan akademiknya setara dengan guru Sekolah Dasar atau SD (Seputar Indonesia, 5 September 2008, hlm. 5).

Dengan latar belakang persoalan ini timbul pertanyaan yang bersifat menggugat: bagaimana mungkin dengan jebloknya kualitas dosen semacam itu universitas mampu menjadi basis tegaknya industri kreatif di Indonesia?

Pada satu sisi, memang sudah saatnya bagi Indonesia mengembangkan industri kreatif. Kekayaan budaya dan kemajemukan penduduk merupakan realisme yang dapat dikembangkan lebih lanjut untuk menciptakan keunggulan ekonomi melalui kehadiran industri kreatif. Tapi di lain sisi, Indonesia berhadapan dengan masalah institusionalisasi pengembangan SDM berkualitas. Potensi industri kreatif, dengan sendirinya, ditelikung oleh rendahnya kualitas SDM, akibat lemahnya universitas. Dengan demikian pula arah pengembangan industri kreatif ke depan tidak harus bergantung pada kemampuan universitas dalam hal menghasilkan SDM berkualitas. Dengan kata lain, niscaya bagi industri kreatif untuk menemukan SDM berkualitas dari luar kelembagaan universitas.

Apa yang disebut “komunitas kreatif” dan “jenius lokal” sudah saatnya untuk diperhatikan secara saksama sebagai pilar pendukung kemajuan industri kreatif . Hal mendasar yang patut digaris bawahi dalam konteks ini ialah “komunitas kreatif” dan “jenius lokal” diandaikan sebagai suplemen atau pengganti SDM berkualitas yang tak sepenuhnya dapat dipasok oleh kelembagaan universitas. Tanpa bermaksud melecehkan peran penting universitas, apa boleh buat, harus dikatakan dengan tegas sejak sekarang, bahwa komunitas kreatif dan jenius lokal itulah yang menjadi tumpuan harapan mewujudkan industri kreatif di Indonesia.

Apa yang dimaksud dengan komunitas kreatif ialah terbentuknya kesadaran kolektif yang melibatkan sekelompok orang untuk menghasilkan jasa dan komoditas yang sepenuhnya berpijak pada inovasi dan kreatifitas. Komunitas seperti ini muncul di banyak tempat di Indonesia, terutama di wilayah-wilayah tujuan wisata, seperti Yogyakarta dan Bali. Di kawasan-kawasan inilah industri kreatif menemukan tempat persemaian secara subur. Jenius lokal yang dimaksudkan adalah bakat-bakat perorangan yang mampu menciptakan kreasi-kreasi unik dan layak dikembangkan sebagai industri.

Baik industri periklanan, penerbitan dan lain-lain, sangat mungkin dipenuhi oleh para jenius lokal. Mengingat para jenius lokal ini lebih mengandalkan bakat ketimbang formalitas, maka harus ada upaya pemetaan terhadap keberadaan mereka. Hal minimal yang harus ada ialah mempermudah terjadinya integrasi para jenius lokal ke dalam totalitas gerak dinamik industri kreatif.

Sungguh pun demikian, tetap harus ada pengakuan secara jujur, bahwa pihak universitas yang paling relevan mempersiapkan SDM berkualitas demi memajukan industri kreatif. Penjelasan serba sekilas terhadap komunitas kreatif dan jenius lokal di atas sepenuhnya bertitik tolak dari posisi universitas yang sejauh ini tidak ideal. Artinya, ada kebutuhan yang sangat besar bagi bangsa ini untuk melakukan revitalisasi peran universitas. Agenda pokok dari revitalisasi itu adalah terciptanya universitas riset di Indonesia. Inilah model universitas yang mampu melakukan upaya utilisasi ilmu pengetahuan untuk kemajuan ekonomi dan sosial (lihat Anwari WMK, UGM: Menuju Universitas Penelitian, Jakarta: Khanata-Pustaka LP3ES Indonesia, 2006, hlm. 80-105).

Dengan demikian, jelas sudah duduk perkara industri kreatif. Bahwa, eksitensi dan kontinuitas industri kreatif dalam realitas Indonesia dideterminasi oleh ada tidaknya kontribusi universitas. Hal lain di luar universitas yang berperan memasok SDM ke arah penguatan industri kreatif hanyalah elemen yang bekerja secara ad hoc. Sayangnya, kita masih harus menunggu waktu tuntasnya revitalisasi universitas. Kapan revitalisasi itu dimulai? Atau sama sekali tak pernah dimulai?

Sumber: analisis-berita.com

Related Posts:

10 Tahap Untuk Menjual Ilmu Di Internet

"The internet is knowledge. And knowledge is something we all have. Yes, even you! You know something that people don't. Guess what? You can sell in on the net."

Hmm... Kata-kata yang menggugah, betul? Dan kalo kita renungi, lamuni, lalu khayali, ape yang diomongin oleh ntu orang emang ada benernya juga. Kite udah pada tahu, internet itu emang sumber, dan ngumpulnya segala macem ilmu. Dari yang paling hitam, remang-remang, rada terang, ampe yang terang-terangan, betul?

Tapi yang bikin kite agak ragu adalah kalimat kedua, ketiga, dan selanjutnya. Nyang katanye, kita semua nih sebenernya punya ilmu. Katanye, kita nih tahu sesuatu nyang orang lain kaga tahu. Dan nyang lebih hebohnya lagi nih, katenye kite bisa ngejual ilmu itu di internet.

Masak sih, yang bener? Berarti kita bisa kaya dong. Gimana caranya?

Menurut info nyang kami dapet sih, cara ngejual ilmu nyang dimaksud, yaitu dengan membuat information product, atau produk yang berupa informasi, lalu mengemas, kemudian ngejualnye.

Jadi informan maksudnye? Yup, kira-kira semacem itulah.

Tapi... ape semua orang bisa ngelakoninnye?

Bisa!!! Menurut informasi nyang kami dapet sih, sebenernya, semua orang bisa melakukannya, asalken dia bener-bener mau dan tahu caranya. Yep, itu termasuk kau, aku, dia, kami, kalian, dan mereka.

Nyang bener?

Iye bener. Menurut orang ntu, kite semua ni, sebenernya punya banyak ilmu. Baek ilmu yang kita dapet secara sengaja, atopun tidak sengaja, bahkan karena faktor terpaksa. Ilmu-ilmu... yang mungkin kaga dimilki orang laen. Dan orang berani membayar buat ngajarin mereka nguasa'in ilmu itu.

Yang bener lo?

Yee... dibilangin kaga percaya. Sekarang, coba lo itung, udah berapa banyak umur yang kou habisin? Dan dari sekian umur yang udah abis itu, coba inget-inget lagi, kira-kira... berapa banyak ilmu yang kou dapet. Katakanlah 1 hari kau dapet 1 ilmu, berarti 1 tahun sudah 365 ilmu. Dan kalo dikali jumlah umur mu, maka menjadi...

Nah, lumayan banyak... bukan? Coba bayangin, andai benar yang dikatakan orang bahwa... setiap kejadian, masalah, pengalaman, atau apapun yang pernah kau alami itu sebenarnya adalah ilmu, berarti... semakin banyak kejadian atau aktivitas yang kau lakukan setiap hari, semakin banyak ilmu yang bisa kau dapat, betul?

Jadi semuanya itu ilmu? Yep.

Apapun itu? Yup.

Termasuk hal-hal yang sepertinya sepele dan kaga penting?

Yap, bagi mu mungkin sepele, tapi belon tentu bagi orang lain.

Misalnya?

Katakanlah saat ini kau punya hobi yang katanya... tidak layak dikelompokkan kegiatan mencari ilmu. Katakanlah hobi mu itu misalnya... ngerayu cewek (jika kau cowok), atau ngerayu cowok (jika kau cewek atau rada mirip).

Tapi berkat semua pengalaman yang pernah kau alami, dan berkat ketekunan mu mendalami hobi itu, serta beberapa berkat-berkat lainnya, maka secara tidak sadar hobi itu telah membuat mu menjadi seorang perayu yang sejati.

Lalu?

Nah, ntah kau sadar atau tidak, hobi itu telah membuat mu menguasai beberapa cabang ilmu, misalnya komunikasi dan persuasi. Sekarang, coba hitung, berapa banyak orang yang punya ilmu itu. Coba hitung juga, berapa banyak orang yang tidak punya. Kemudian hitung lagi, berapa banyak orang yang ingin punya ilmu seperti itu. Sudah?

Sekarang, coba kau khayalkan, berapa kira-kira orang berani membayar untuk bisa dapat ilmu itu? Berapa harga yang akan kau tawarkan, kepada orang yang minta diajarin ilmu yang mungkin dianggap sesat itu? Gimana Man? Masih menganggap pengalaman itu bukan sesuatu yang berharga?

Okelah, katakanlah kita orang mulai tertarik buat jualan ilmu di internet, lalu... gimana caranya?

Kalo soal itu sih, berarti kita sama Man (or Woman). Kami orang juga masih mencari informasi seperti itu. Kami masih ngumpulin info-info yang mengarah kesitu. Nah, kalo kalian orang tertarik untuk ikut sekedar membandingkan atau mengoreksi apa yang sudah kami orang dapat, berikut ini langkah-langkahnya:

Langkah 1. Mencari dan Mengumpulkan Ide.

Menurut info yang kami dapat, kesulitan pertama dan terbesar yang dialami orang yang ingin menjual info product, atau produk yang berupa informasi adalah tidak punya atau sulit mencari ide.

Walau awalnya mereka punya ide menjual produk informasi, tapi ujungnya mereka bingung karena tidak punya ide mengenai informasi apa yang bisa mereka jual. Lagi-lagi, alasan klasik yang dipersalahkan, yaitu kurang kreatif.

Padahal konon (masih menurut info yang kami dapat)... kreatif itu sebenarnya sifat semua orang. Yang membedakan cuma ukurannya.

Masih berkutat dengan konon... katanya... sifat kreatif itu seperti otot. Berarti, dia perlu dilatih. Dan makin sering dilatih, maka makin membesar. Tidak percaya?

Coba berhenti bergerak selama beberapa hari. Dijamin, anda akan mengalami kejang otot. Begitu juga dengan sifat kreatif.

Dia akan kejang-kejang, kalo lama kaga di latih, tapi tiba-tiba dipaksa keluar. Itulah sebabnya, menurut info yang kami dapet, kita perlu mencari cara buat melatih sifat kreatif itu.

Misalnya?

Sang pemberi info memberi kami 5 cara untuk melatih sifat kreatif dalam mencari ide:

  1. Menggali tambang emas di dalam dirimu. Maksudnya, cari dan temukan bakat sejati yang ada dalam dirimu. Cari hal-hal yang sangat mudah untuk kau lakukan. Misalnya... menulis, membaca, memasak, bahkan melawak. So, saat mencari ide untuk membuat info produk, tempat pertama yang terbaik adalah di dalam dirimu.
  1. Lihat dari kacamata orang lain. Ingin menjadi orang lain, cobalah untuk melihat dari sudut pandangnya. Lalu perhatikan, apa yang kau lihat dari diri orang tersebut. Setelah itu, tanyakan pada diri mu sendiri, mampukah aku membuat info produk yang menyangkut topik (niche) yang bersangkutan.

Misalnya, katakanlah kau ingin menjadi blogger profesional, itu berarti mungkin... menulis, adalah bidang yang paling kau senangi. Atau misalnya kau ingin menjadi web designer, maka berarti mungkin sebenarnya kau sangat suka menggambar. Atau jika kau sangat mengidolakan Tukul, berarti melawak... dst.

  1. Mengubah kesulitan menjadi solusi. Kesulitan apa yang sering membuat mu pusing? Apa kau pikir orang lain juga tidak punya masalah yang sama? Misalnya, katakanlah kau bekerja pada seorang boss yang punya sitat kejam, bengis, dan sadis. Dan kau yakin banyak orang yang juga mengalaminya.

Berarti kau bisa menjadikannya sebagai ladang bisnis dengan cara membuat info produk yang berjudul misalnya.... "Bagaimana cara menyenangkan bos yang jahat tanpa harus menjilat." Atau... "Bagaimana cara membunuh boss mu dalam 5 detik." atau...

  1. Biarkan para pesaing membantu mu. Tujuan dasar dari latihan ini adalah untuk membuat produk baru yang lebih baik dari produk-produk sejenis yang sudah ada dipasaran. Produk baru dan yang lebih baik itu kau buat berdasarkan pengamatan yang kau lakukan terhadap para pesaing mu tadi.
  1. Cari tahu apa yang pembaca inginkan. Cari dan tuliskan beberapa ide mengenai jenis info yang kira-kira paling banyak diinginkan oleh target pasar. Lalu adakan survey. Ajukan pertanyaan. Bujuk, suruh, kalo perlu paksa mereka untuk memberi tahu apa yang mereka inginkan.

Okey... menemukan ide... itu langkah pertama. Langkah yang konon katanya.... susah-susah mudah. Langkah yang penting dan musti dilalui. Kenapa? Sebab, kata bapak... semua berawal dari ide.

Manusia bisa terbang ke bulan, awalnya dari ide. Manusia bisa menyelam ke laut dalam, juga diawali dengan ide. Begitu berharganya ide, hingga banyak orang yang berusaha keras menemukannya. Beruntunglah bagi orang yang selalu banyak ide. Berarti dia sudah punya modal buat jadi orang kaya, betul?

So, langkah keduanya apa?

Berhubung dan berhubung.... kita sambung lagi di tulisan berikutnya.

Related Posts:

MENYEMAI TOLERANSI, MENGEMBANGKAN EKONOMI KREATIF


Ekonomi kreatif, tulis John Howkins dalam The Creative Economy: How People Make Money from Ideas (2001), adalah sebuah analisis komprehensif tentang ekonomi baru yang didasarkan pada masyarakat kreatif, industri kreatif, dan kota kreatif. Lima tahun setelah buku Howkins terbit, Richard Florida dkk meluncurkan karya serupa berjudul The University and the Creative Economy (2006). Buku ini menekankan pentingnya peran universitas sebagai penyemai nilai-nilai toleransi yang bermanfaat bagi pengembangan ekonomi kreatif. Begitu urgennya kreatifitas, Florida dengan tegas memaklumkan, bahwa kelas kreatif baru telah menjadi kelas dominan dalam masyarakat Amerika.

Esensi Toleransi

Dalam perspektif ekonomi kreatif, toleransi dipahami sebagai kesediaan secara sadar, cerdas, dan terbuka untuk menerima masukan, saran, ide, bahkan perbedaan terutama yang berkaitan dengan rancang bangun dan disain sebuah produk ekonomi. Menurut Florida, toleransi berarti menjadi terbuka terhadap perbedaan keberagaman manusia dan ide. Masih dari sudut pandang ekonomi kreatif, toleransi mencakup pula kehendak secara sadar untuk memberikan atensi atau perhatian dan empati kepada gagasan atau ide yang datang dari luar meskipun tidak harus menerimanya. Sebagaimana dikatakan Davenport dan Beck, bahwa pengelolaan pengertian dan atensi kini telah menjadi faktor determinan bagi keberhasilan usaha.

Mengapa toleransi penting bagi pengembangan ekonomi kreatif? Jawabnya ada dua. Pertama, karena toleransi membuka kemungkinan seluas-luasnya bagi masuknya gagasan, pikiran, disain atau rancang-bangun baru yang bernilai ekonomi dari luar. Ini sangat penting bagi pengembangan ekonomi kreatif karena mendorong lahirnya kreasi-kreasi, disain, dan produk baru. Kedua, karena ekonomi kreatif itu sendiri memandang kekuatan kreativitas manusia sebagai kendaraan yang membawa pada pencapaian tujuan. Dengan toleransi, kreativitas yang diperoleh dari hasil olah pikir manusia dapat diperbarui secara terus-menerus. Dan, pembaruan hanya bisa terjadi jika terbuka pintu seluas-luasnya bagi masuknya nilai-nilai positif dari luar.

Dengan diberikannya tempat terhormat bagi toleransi dalam ekonomi kreatif, maka dengan sendirinya ekonomi kreatif menutup diri bagi masuknya faham in the making, sebab dengan faham ini, sebuah kreasi tangan-tangan terampil akan berhenti menjadi wacana bahkan tertutup bagi masuknya ide atau disain dari luar ketika ia telah mencapai fase sebagai sebuah produk kreatifitas. Dengan menolak faham in the making, tercipta sebuah konsensus bahwa pintu toleransi dalam berkreasi menciptakan beragam produk bernilai ekonomi harus tetap dibuka lebar-lebar. Konsensus ini sekaligus menegaskan bahwa toleransi merupakan aspek terpenting pendorong kreatifitas yang tak dapat disepelekan segitu saja.

Mungkin dapat dikatakan, toleransi telah menjadikan ekonomi kreatif sebagai "ruang publik" dalam pengertiannya yang terbatas karena di dalamnya aneka kreasi, gagasan, dan rancang bangun dari berbagai kalangan dipertemukan guna menciptakan sinergi positif demi terwujudnya produk ekonomi kreatif berkualitas tinggi.

Peran Universitas

Universitas atau perguruan tinggi tidak hanya memiliki mekanisme yang membantu pengembangan ekosistem inovasi, tetapi juga berkontribusi pada penggemblengan talenta dan mempromosikan toleransi dan keberagaman. Ahli sejarah ekonomi Joel Mokyr dan pakar psikologi sosial Simonton mencatat, bahwa seluruh masyarakat, sepanjang sejarah, cenderung berkembang pesat ketika mereka terbuka dan selektif memilih yang terbaik (eclectic). Sebaliknya, mereka mengalami stagnasi sepanjang periode mereka memutuskan untuk memencilkan diri dan bertahan pada kejumudan, seperti yang dialami China, Jepang, dan negara-negara Muslim Timteng di masa lalu. Sejumlah studi menunjukkan, bahwa orang-orang berbakat dan kreatif menyukai keberagaman sosial dan opsi-opsi budaya. Keterbukaan pada ide atau menjadi kreatif adalah puncak tertinggi dari talent attraction dan kesuksesan ekonomi.

Universitas, menurut Florida, mencatat sejarah panjang sebagai pusat keberagaman dan toleransi. Universitas dan masyarakat universitas bahkan telah lama menjadi tempat yang menjamin kebebasan berbicara, berekspresi, melakukan aktivitas politik, dan tempat di mana warganya dapat dengan bebas mengembangkan ide-ide yang berbeda sekalipun. Selain itu, universitas juga merupakan lembaga formal dari mana nilai keberagaman dan efeknya pada keberagaman dan toleransi menyebar keluar dari ruang kelas dan laboratorium. Dengan menciptakan lingkungan sosial keterbukaan dan norma meritokratik, universitas telah membentuk atmosfer yang kondusif memacu pengembangan ekonomi kreatif.

Bagi Indonesia, selain diperlukan menjaga integrasi nasional bagi bangsa yang superplural ini, toleransi juga merupakan unsur terpenting bagi pengembangan ekonomi kreatif. Untuk itu, seluruh perguruan tinggi harus didorong agar mengambil peran lebih aktif dan konstruktif.

Malik Ruslan, Peneliti dan penulis. Associate editor Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta

Jurnal Nasional, 24 Nov 2008

Related Posts:

7 Langkah Membuat Perencanaan Marketing

Planning itu... cuma bikin pening, betul? Buat apa pake rencana-rencana segala? Mending langsung dikerjain, betul? Buat apa direncanain kalo ternyata tidak di kerjain, betul? So, mending dikerjain, dari pada cuma di pikirin, betul?

Seperti orang kebanyakan, untuk urusan marketing atau sejenisnya, kami juga lebih suka langsung pergi keluar sana, mencari dan melakukan apapun yang kami bisa, alias kaga pake rencana-rencanaan segala. Kami juga memegang prinsip, dari pada cuma dipikirin, mending langsung dikerjain, lalu membiarkan semua berjalan apa adanya.

Efektifkah cara itu? Beberapa diantaranya cukup efektif, tapi kebanyakan sih... cuma buang waktu dan tenaga, serta sedikit biaya (yep, kami memang masih mengandalkan modal dengkul, kasian dengkul kami).

Btw, prihatin atas nasib dengkul yang selalu menjadi andalan untuk mencari sesuap nasi di internet, kami akhirnya sadar, jika tidak ingin dengkul lemes sia-sia, berarti kami harus memperbaiki teknik marketing kami. Tapi... bagaimana caranya? Bagaimana kami bisa memperbaiki nasib dengkul kami yang malang ini?

Masih adakah seseorang diluar sana yang ikut prihatin atas nasib kami dan mau membantu? Ternyata ada. Bahkan cukup banyak. So, batuan apa yang kami terima? Apakah berupa sembako, supermi, minyak sayur, gula, kopi dan beberapa bungkus rokok sebagai teman setia bergadang di malam-malam yang panjang?

Nope, kami belum seberuntung itu. Bantuan yang kami terima hanyalah berupa petunjuk dan petuah-petuah, yang kami yakin tidak akan banyak gunanya... itu bila kami cuma mau mendengarkannya, tapi tidak mau melakukannya. So, petunjuk dan petuah-petuah apa saja yang diberikann olehnya?

Kira-kira, begini bunyinya... Jika kau ingin melakukan aktivitas marketing yang benar, dengan cara dan arah yang benar, berarti kau harus memulainya dengan membuat perencanaan. Mendengar petuah itu, kami tidak mungkin pasrah begitu saja dong. Dengan sikap agak malas, kemudian kami bertanya... kenapa harus direncanakan dulu?

Sang pemberi petunjuk kemudian menjawab... Sebab, dengan tidak membuat perencanaan terlebih dulu, maka kau akan menghadapi kesulitan-kesulitan. Antara lain... menuju arah yang benar tapi melakukan aktivitas marketing yang salah. Atau sebaliknya, melakukan aktivitas marketing yang benar, tapi menuju arah yang salah.

Sadar bahwa memang kesulitan-kesulitan seperti itu yang kami dapat, akhirnya kami memutuskan untuk pasrah, lalu bertanya... Bagaimana caranya untuk membuat perencanaan? Susah tidak? Lama tidak? Butuh biaya tidak?

Mendengar kepasrahan kami itu, sang pemberi petuah menjawab... Tidak, tidak, ya... sedikit. Untuk membuat perencanaan marketing itu tidak sulit, dan tidak lama. Bahkan kau bisa melakukannya hanya dalam satu hari. Modalnya? Selembar kertas, sebuah pensil, secangkir kopi, beberapa batang rokok, dan pikiran yang tenang.

Sang pemberi petuah kemudian melanjutkan... Ada tujuh tahap untuk membuat perencanaan marketing. Yaitu:

Langkah 1. Pahami Pasar dan Kompetisinya.

Ini adalah kesalahan umum yang sering dilakukan bisnis kecil. Mereka ingin segera memulai bisnis dan menawarkan produk atau jasa yang cool, tanpa terlebih dulu berusaha memahami target, dan apa yang mereka inginkan. Sebab, jika kau berusaha menjual produk yang tidak mereka inginkan, jangan harap mereka mau membelinya.

Sederhana bukan? Sebuah pasar yang menguntungkan, adalah pasar yang penuh dengan orang-orang yang begitu putus asa untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Hingga mereka akan berlari dan berebut untuk mendapatkan produk atau jasa yang kau tawarkan.

Pasar seperti itu ibarat danau dengan ikan-ikan lapar. Kau cuma perlu melempar kail, dan mereka akan mengejar. Ibarat mangsa yang mengejar predator. Untuk memahami pasar, tanyaken hal berikut ini pada dirimu sendiri....

  • Masih ada tidak bagian dari pasar itu yang belum terpenuhi keinginannya secara maksimal?
  • Apa aku bisa menghasilkan cukup banyak uang jika menyediakan produk atau jasa di pasar itu?
  • Berapa banyak yang harus aku lakukan agar bisa menang?
  • Seberapa berat kompetisi yang harus dihadapi?
  • Kelemahan apa yang dimiliki para pesaing, agar aku bisa memanfaatkannya?
  • Apakah target menginginkan kompetisi yang ku tawarkan?

Langkah 2. Pahami Konsumen.

Mengenali konsumen secara mendalam adalah langkah awal untuk menghasilkan penjualan. Sampai kau benar-benar tahu siapa target mu, apa yang mereka inginkan, dan apa yang bisa memotivasi mereka untuk membeli, maka kau takkan bisa membuat perencanaan marketing yang efektif.

Untuk bisa menjual, kau harus benar-benar paham mengenai apa yang mereka inginkan, bukan butuhkan. Jangan keliru membedakannya. Sebab, antara keinginan dan kebutuhan itu beda. Jarang orang yang membeli karena merasa butuh. Tapi orang pasti akan membeli apa yang mereka mau (kalo perlu ngutang), betul?

Untuk benar-benar memahami konsumen mu, tanyakan pertanyaan ini pada dirimu sendiri:

  • Cara apa yang digunakan oleh konsumen ku untuk mendapatkan produk yang sejenis?
  • Pihak mana yang menjadi penentu saat mengambil keputusan untuk membeli? Misalnya kau menawarkan produk berupa rumah, maka tentuken siapa yang biasanya menjadi sang penentu dalam mengambil keputusan. Apakah sang suami, atau istri?
  • Kebiasaan seperti apa yang dimiliki oleh sang target? Misalnya dimana dan bagaimana biasanya mereka mencari dan mengumpulkan informasi.
  • Apa yang menjadi motivasi utama mereka untuk membeli? Misalnya ingin cepat kaya, cepat dapet jodoh, cepet kawin, cepet ngetop, dan cepet-cepet lainnya.

Langkah 3. Pilih Sebuah Niche.

Jika kau berkata bahwa target mu adalah "siapa saja", maka sepertinya tak seorangpun yang akan menjadi konsumen mu. Dunia bisnis adalah dunia yang kompetitif, kau akan relatif lebih mudah bertahan dan berkembang jika memilih pasar yang lebih sempit, ketimbang berusaha menang di pasar yang sangat luas.

Cari sebuah niche yang kecil dan sempit, berusahalah untuk mendominasinya. Baru kemudian kau mempertimbangkan untuk mencari niche berikutnya. Pastikan juga untuk memilih niche yang membuat mu tertarik. Tidak ada yang lebih destruktif selain memilih niche yang tidak bisa membuat mu terus merasa tertarik.

Langkah 4. Tentukan Pesan-pesan Marketing Mu.

Pesan-pesan marketing mu tidak cuma bertujuan untuk memberitahu target mengenai apa yang kau lakukan, tapi juga berusaha untuk meyakinkannya agar menjadi konsumen mu. Ada dua macam pesan yang harus kau kembangkan.

Yaitu:

  • Pertama, pesan-pesan yang singkat dan langsung ke sasaran (to the point). Pesan-pesan ini untuk menjawab pertanyaan "So, apa yang kau lakukan?"
  • Yang kedua, yaitu pesan-pesan yang lengkap dan berisi semua materi marketing dan promosi.

Langkah 5. Tentukan Media Marketing Mu.

Media yang akan menjadi kendaraan untuk mengantarkan pesan-pesan marketing mu. Sangat penting untuk mencari dan memilih jenis media yang memberikan hasil tertinggi tapi dengan biaya terendah. Triknya adalah menyesuaikan antara pesan-pesan marketing, target, dan media yang digunakan.

Lankah 6. Tentukan Target Penjualan dan Tujuan Marketing.

Target atau goal merupakan hal yang kritis bagi kesuksesan mu. Sebuah harapan adalah target atau goal yang belum dituliskan. Dan jika kau belum menuliskan apa yang menjadi target mu, berarti kau cuma berharap untuk sukses. Pastikan bahwa goal mu itu: masuk akal, terukur, bisa tercapai, realistik, dan ada batas waktunya.

Langkah 7. Perkirakan Marketing Budget.

Perkiraan ini bisa perkiraan kasar maupun bersih, tergantung seberapa detail kau menginginkannya. Akan bagus pula jika kau memulainya dengan perkiraan kasar terlebih dulu. Baru kemudian menyertakan detail-detailnya.

Misalnya kau bisa memulainya dengan cara membuat perkiraan mengenai berapa banyak waktu, tenaga, dan biaya dibutuhkan untuk mendapatkan seorang konsumen. Lalu memperhitungkan berapa keuntungan yang akan kau dapat. Dari perkiraan itu kau bisa menentukan berapa banyak investasi yang ingin kau tanamkan.

Jadi begitulah. Itulah beberapa petuah yang kami dapat. Rumit bukan? Yah... mo bagaimana lagi. Namanya juga bisnis. Andai ada cara yang lebih mudah untuk berbisnis. Ada nggak ya? Bagi infonya dong!!!

Related Posts:

5 PILAR UTAMA INDUSTRI KREATIF


Arsitektur, produk mode, barang kerajinan, musik, lukisan, atau pertunjukan seni bukan barang baru. Meski begitu, pemerintah memasukkannya ke dalam kelompok industri kreatif. Industri kreatif atau sering disebut juga ekonomi kreatif semakin mendapat perhatian utama banyak negara karena industri ini memberi kontribusi nyata terhadap perekonomian negara.

Selain menyumbang pada ekspor, penyerapan tenaga kerja, dan produk domestik bruto (PDB), ekonomi berbasis ide kreatif ini juga dianggap tidak terlalu bergantung pada sumber daya alam tak terbarukan. Dengan kata lain, dapat menjadi ramah lingkungan, sejalan dengan kebutuhan mengurangi kerusakan lingkungan.

"Yang termasuk di dalam industri kreatif bukan industri baru. Masalahnya, bagaimana membangkitkan industri ini agar memberi nilai tambah ekonomi lebih tinggi. Nilai ekonomi industri ini diangkat karena keragaman budaya kita tinggi dan manusianya secara alamiah kreatif. Ini potensi dan daya saing kita," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Di dalam peta industri kreatif, pemerintah membuat model berdasarkan pada individu kreatif dengan lima pilar utama: (1) industri yang terlibat dalam produksi industri kreatif; (2) teknologi sebagai pendukung mewujudkan kreativitas individu; (3) sumber daya seperti sumber daya alam dan lahan; (4) kelembagaan mulai dari norma dan nilai di masyarakat, asosiasi industri, dan komunitas pendukung hingga perlindungan atas kekayaan intelektual; dan (5) lembaga intermediasi keuangan.

Aktor utama yang terlibat adalah intelektual, termasuk budayawan, seniman, pendidik, peneliti, penulis, pelopor di sanggar budaya, serta tokoh di bidang seni, budaya, dan ilmu pengetahuan; bisnis, yaitu pelaku usaha yang mentransformasi kreativitas menjadi produk bernilai ekonomi; dan pemerintah sebagai katalisator dan advokasi, regulator, konsumen, investor dan wiraswasta, serta perencana kota.

"Kunci semua itu implementasi hasil pemetaan. Kami di pemerintahan mulai berkoordinasi. Dari cetak biru ini harus ada rencana aksi dari tiap lembaga terkait. Dari situ harus ada mekanisme koordinasi, bisa di lembaga menko yang ada atau lembaga pemerintah yang dijalankan seperti swasta," kata Mari.

Di dalam implementasi itu termasuk memastikan ekonomi kreatif tidak berada hanya pada 14 sub-sektor industri. Berdasarkan pengalaman negara-negara lain, tahap itu baru fase pertama dari ekonomi kreatif. Fase berikut, proses kreatif harus ada di semua kegiatan ekonomi.

Indonesia, menurut Mari, sebetulnya mulai memasuki tahap tersebut. Industri keramik kelas dunia Royal Doulton dari Inggris yang motifnya dibuat dengan lukisan tangan, misalnya, membuka pabrik di Jakarta sebagai satu-satunya pabrik di luar Inggris karena percaya kepada kreativitas dan keterampilan orang Indonesia. Seniman batik Iwan Tirta, misalnya, diminta mendesain motif untuk peralatan makan. Begitu juga sepatu Nike dan Adidas mulai membuat desain sepatunya di sini. Fase terakhir adalah pada akhirnya konsumen menentukan arah, dinamika, dan evolusi ekonomi kreatif.

"Ini menyangkut isu demografi. Hampir semua pasar baru, termasuk Indonesia, memiliki lebih banyak penduduk usia muda daripada orang dewasa. Mereka sumber ekonomi kreatif sekaligus pasar. Dinamika ini harus kita pahami," tambah Mari.

Sumber: Kompas, 17-07-2008

Related Posts:

15 Kesalahan Website Bisnis Kecil

Bagaimana caranya membuat website? Rasanya sudah terlalu banyak buku, blog, tutorial, atau web designer yang mengajarkan itu. Dan tulisan ini memang bukan untuk membahas itu. Yang ingin kami bahas disini adalah bagaimana caranya membuat website yang bisa berfungsi sebagai sarana bisnis yang efektif. Hmmm... keren bukan.

Seperti halnya dirimu, dari dulu kami kami terus mencari dan sangat ingin tahu, website seperti seh... yang efektif untuk sarana bisnis itu? Apa yang design-nya memukau, dengan warna-warni, tata letak, gaya bahasa, teks, script, suara, video, gadget, teknologi, dan gambar yang serba berkilau?

Mungkin. Unsur-unsur yang tergolong dalam kategori penampakkan itu pasti besar pengaruhnya. Tapi apa cuma itu? Apa keaefektifan sebuah website bisnis itu hanya diukur dari seberapa hebat penampilannya? Sepertinya mulai kita perlu meragukan kepercayaan itu. Buktinya?

Banyak koq, website bisnis yang dibuat dengan dana jutaan rupiah, tapi tidak mampu berfungsi seperti yang diharapkan. Tidak sedikit website bisnis yang dibuat dengan dana yang jauh lebih murah dan sederhana, tapi mampu berfungsi menjadi kendaraan bisnis yang melesat secepat kilat.

Lalu, apa dong masalahnya? Apa yang membedakan keduanya? Apa cuma masalah dana dan design? Atau ada faktor lain? Teknik marketing yang mereka gunakan misalnya? Yep, mungkin itu salah satunya. Dan menurut informasi yang kami dapat, ada 15 kesalahan umum yang sering dilakukan oleh website bisnis kecil. Yaitu:

  1. Tidak mampu menonjolkan kelebihan mereka dari pesaing.

Menurut mu, seberapa sering kau menemukan website bisnis kecil yang terlihat sama persis? Sering, bahkan mungkin sangat sering. Ga percaya? Coba cari website yang menjual produk atau jasa tertentu?

Misalnya... produk atau jasa yang berbau internet marketing. Coba perhatikan, kebanyakan website itu terlihat mirip. Dari produk ke produk, website ke website, sebagian besar terlihat dan terdengar sama. Paling cuma beda-beda dikit, betul?

So, itu artinya kita kudu berani tampil beda dong? Yep, begitu yang kami dengar. Jika pengunjung mu tak dapat mengerti kenapa kau berbeda dengan yang lain, dan hanya kaulah satu-satunya orang yang tepat untuk mereka, maka bersiaplah untuk merasa kehilangan.

Tapi kira-kira... perbedaan seperti apa yang dimaksud? Kelainan (bukan keganjilan lho) seperti apa, yang bisa membuat orang lebih memilih mu, ketimbang para pesaing mu?

Menurut petunjuk yang kami terima, kelainan itu bisa berupa apa saja. Tidak masalah apapun bentuk dan caranya, selama kelainan itu diinginkan dan menguntungkan bagi konsumen. Percuma dong... susah-susah tampil beda, kalo tidak ada orang yang menginginkannya, betul?

  1. Tidak punya strategi dalam mencari traffik.

Menurut kabar yang kami terima, banyak pemilik bisnis kecil yang mendesign websitenya, tapi tidak pernah mendesign cara untuk mencari pengunjung. Artinya, mereka tidak punya rencana untuk mencari pengunjung. Lalu buat apa dong, website itu mereka buat?

strategi dalam mencari traffik

Lalu apa dong yang seharusnya mereka lakukan? Masih menurut kabar yang kami dengar, ada beberapa teknik marketing yang seharusnya mereka persiapkan dan lakukan. Diantaranya: Lingking Strategy, Banner Advertising, Program Affiliasi, Search Engine, Email, Ezine, Newsletter, Viral, dan Offline Marketing.

  1. Tidak punya strategi untuk menjaring alamat email.

Konon, kesalahan satu ini yang paling sering dilakukan website bisnis kecil. Dengan tidak memiliki strategi yang khusus dalam usahanya untuk menjaring alamat email dari pengunjung, berarti mereka sudah kehilangan prospek. Tidakkah mereka sadar, betapa pentingnya strategi ini?

  1. Tidak memanfaatkan Headline dan Sub Headline.

Masih berdasarkan konon, 80% keberhasilan direct advertising terletak pada judul atau headline-nya. Coba cari iklan-iklan yang menurut mu cukup sukses. Lalu perhatikan judul atau headline-nya. Menarik, biasa saja, membosankan, aneh, lucu, atau bagaimana?

  1. Content yang tidak menarik dan membosankan.

Tetap berdasarkan konon, banyak pemilik website bisnis yang tidak tahu cara membuat content. Hingga tidak sedikit website bisnis yang contentnya sangat minim lagi membosankan.

Menurut info yang kami dapat, ada beberapa cara untuk menarik perhatian. Diantaranya yaitu dengan cara memuat kisah-kisah nyata, studi kasus, data hasil studi, survey, graphic, fakta, gambar, photo, kalimat-kalimat pendek, etc.

  1. Membuat navigasi website yang membingungkan.

Tetap berdasarkan konon, dunia cyber itu dunia yang kejam, kelam, seram, runyam, sadis, sinis, bengis, dan tak mengenal kata ampun. Begitu pengunjung tiba di website yang navigasinya rumit nauzubillah, cukup satu jari untuk membuatnya pergi.

Berikut petunjuk yang kami terima mengenai 3 langkah untuk mencari formula yang tepat saat membuat navigasi: Pertama, tentukan MWR atau Most Wanted Response mu. Apapun bentuknya itu. Misalnya, mengumpulkan email, atau membuat pengunjung untuk membeli.

Kedua, sediakan jalur atau pathway bagi pengunjung agar menuju MWR mu. Dan yang ketiga, sediakan halaman penutup. Halaman yang menjadi MWR mu.

  1. Menggunakan gambar terlalu banyak dan mengganggu.

Masih dengan konon, godaan satu ini rupanya sulit dihindari. Mungkin itulah yang jadi penyebab, kenapa banyak webmasters yang tidak kuat menahannya. Padahal, dari hasil uji dan penelitian terhadap berbagai jenis interface, gambar yang berlebihan justru mendapat response yang negatif.

  1. Hanya menggunakan spec dan data yang membosankan.

"People buy benefits, not feature." begitu yang kami dengar. Banyak website bisnis yang hanya mengumbar spec dan data yang membosankan, who care. Data bukan untuk bacaan, data cuma untuk lampiran. Orang lebih tertarik dengan informasi dan kenyataan, bukan data.

  1. Tidak mempersiapkan sarana untuk mereka yang skeptis.

Skeptis itu sifat umum... ini juga konon lho. Sebagian besar orang bersikap skeptis, bahkan extermelis skeptis terhadap penjual, betul? Di internet, para skeptis itu malah lebih extremis lagi.

So, bersiaplah untuk menghadapi para skeptis yang extremis itu, dengan cara: Menyediakan contact info, about us, photo dan data diri, testimoni, reputasi, jaminan, photo kru dan staff (kalo ada), studi kasus, etc.

  1. Content yang cuma fokus tentang dirimu dan bisnis mu.

Ma'af bung, tidak ada orang yang perduli dengan dirimu atau kehebatan mu. Yang mereka perdulikan hanyalah apa yang bisa kau berikan untuk mereka, dan bagaimana kau bisa membantu mereka. Tidak percaya?

Coba pelajari dan selami diri mu. Adakah sifat egois, mau enaknya saja, dan hanya perduli dengan diri sendiri di dalam dirimu? Pelajari sifat itu, lalu terapkan dalam setiap content mu, begitu menurut informasi yang kami dapat.

  1. Menempatkan Link, Banner, dan Pop-Up yang menjauhkan konsumen dari tawaran mu.

Menurut hemat kami, ini berhubungan erat dengan MWR (Most Wanted Response) tadi. Tentukan mana yang menjadi proiritas, lalu singkirkan hal-hal yang mungkin malah menjauhkan pengunjung dari MWR mu.

  1. Waktu load yang lama.

Ini juga masih ada hubungan dengan penggunaan gambar, flash, script, banner yang berlebihan(ini menurut hemat kami, lho). Selain itu, tempat hosting juga menjadi salah satu penyebabnya.

  1. Tidak menyertakan sistem pencatat statistik.

Kau tidak bisa meningkatkan apa yang tidak kau ukur, itu menurut hemat kakek kami lho. Yep, kakek kami juga suka berhemat. Hanya dengan cara mencatat dan mengukur kau jadi tahu mana yang musti di perbaiki, begiitu petuah yang kami dapat.

  1. Tidak focus pada satu niche.

Kesalahan ini juga yang sudah, sering, dan tampaknya masih terus kami lakukan. Entahlah, mungkin karena kami memang mudah merasa bosan. Btw, seperti yang telah kita ketahui diatas, siapa yang peduli dengan kami, kalian hanya peduli dengan apa yang bisa kami berikan untuk kalian, betul?

So, kami cuma bisa menyarakan agar kalian tidak melakukan kesalahan seperti yang kami lakukan. Fokuslah pada satu niche atau topik. Jangan mencampur baurkannya. Sebab akan menyulitkan diri kalian sendiri. Percayalah, kami buktinya, dijamin.

  1. Salah Memilih Nama Domain.

Kesalahan ini juga yang telah kami lakukan. Itu karena tema belajar internet memang kami temukan karena faktor ketidaksengajaan, jadi bukan dari awal. Btw... menurut petunjuk yang kami terima, berikut ini beberapa kesalahan umum dalam memilih nama domain:

  • Menggunakan ekstensi selain .com.
  • Menggunakan hypen (-).
  • Menggunakan singkatan yang tidak lazim.
  • Tidak menyertakan keyword.
  • Sulit diingat.

Nah, baru segitu daftar kesalahan yang berhasil kami kumpulkan. Kami sadar, daftar kesalahan ini masih jauh dari harapan. Masih banyak lagi kesalahan-kesalahan website bisnis kecil yang belum kami gali dan ungkit-ungkit. Jadi, nantikan daftar-daftar kesalahan berikutnya.

Related Posts:

BANDUNG, KOTA KREATIF DI ASIA PASIFIK


Sebagai kota yang dihuni sekitar 60 persen kalangan muda berusia di bawah 40 tahun dan tempat berkembangnya banyak peguruan tinggi, industri kreatif di Kota Bandung bertumbuh pesat. Melihat potensi industri kreatif Bandung yang menjanjikan, British Council menunjuk Kota Bandung sebagai salah satu kota kreatif di wilayah Asia Pasifik.

Dalam rangka memperkenalkan industri kreatif Bandung di dunia internasional, Pemerintah Kota Bandung bekerjasama dengan British Council, Bandung Creative City Forum, serta Forum Event Bandung di sepanjang bulan Agustus 2008 menyelenggarakan Helar Festival, Bandung Creative Month yang terdiri dari 25 acara kreatif bertaraf internasional.

Dalam acara tersebut, berbagai acara kreatif diselenggarakan, antara lain pameran karya seni rupa, open house galeri, pameran distro, opera di hutan, serta pameran galeri barang bekas di bawah jembatan.

Berbagai pelaku bisnis kreatif dari berbagai negara, seperti Taiwan, Thailand, Singapura, India, Inggris, dan Australia akan turus serta dalam acara tersebut. Dengan acara ini, Kota Bandung diharapkan memiliki jaringan bisnis ekonomi kreatif dengan berbagai kota-kota penghasil industri kreatif di dunia.

Sebelumnya, pada pertemuan internasional kota berbasis ekonomi kreatif, yang dilaksanakan di Yokohama Jepang pada akhir Juli 2007, Bandung memperoleh penghargaan sekaligus tantangan, dengan terpilih sebagai projek rintisan (pilot project) kota kreatif se-Asia Timur.

Pemilihan Bandung sebagai kota percontohan bukanlah tanpa alasan, mengingat dalam 10 tahun terakhir, industri kreatif di Bandung menunjukkan perkembangan signifikan dan memengaruhi tren anak muda di berbagai kota. Perkembangan tersebut menjadi daya tarik bagi para pelaku ekonomi kreatif di dunia, sehingga melalui projek percontohan ini, Bandung diharapkan mampu memopulerkan semangat kota kreatif di dunia global.

Bersamaan dengan HelarFest sebanyak 80 pakar industri kreatif dari 16 negara mengelar pertemuan di Institut Teknologi Bandung. Mereka mempresentasikan pemikiran mereka tentang industri kreatif dan prospek Bandung sebagai kota kreatif se Asia Timur dalam Konferensi Internasional Artepolis 2. Pertemuan ini adalah yang kedua setelah pertemuan serupa tahun 2006.

Berbeda dengan pertemuan pertama tahun 2006 yang membawa misi munculnya berbagai komunitas kreatif di Bandung, pertemuan yang bertema “Komunitas Kreatif dan Pemaknaan Tempat: Berbagi Pengalaman Kreatif” membawa misi mendorong pelaku-pelaku komunitas kreatif melakukan aksinya.

Jika tahun 2006 Arte-Polis digelar oleh Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK) ITB, tahun ini pertemuan ini menggandeng Sekolah Bisnis dan Manajemen, Pusat Penelitian Seni Rupa dan Desain (PP-SRD), Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi (PP-TIK), Pusat Studi Urban Desain (PSUD) juga pemerintah seperti dinas perindustrian dan perdagangan. Acara ini juga 1 dari 31 rangkaian event Helarfest 2008 yang digagas Bandung Creative City Forum (BCCF).

Pertemuan Arte-Polis 2 menghadirkan pembicara kunci pakar internasional dan direktur KOMEDIA Charles Landry. Pria asal Inggris ini adalah penulis buku The Creative City : A Toolkit for Urban Innovators dan The Art Of City Making. Dari Indonesia adalah Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu.

Hadir juga pembicara utama Lily Kong, Direktur Asia Research Institute dari National University of Singapore, Masayuki Sasaki, professor Urban dan Ekonomi Kultural yang juga Direktur Urban Riset Jepang, John Newbigin, pakar kota kreatif dari Inggris serta Dr. Yasraf Piliang, Dr. Armein Langi dan Dr. Dwi Larso dari Indonesia.

Di luar acara itu, ada Konferensi Internasional dan Desain Charrette yang berlangsung hingga 10 Agustus 2008. Di event ini, para peserta dari dalam dan luar negeri berkolaborasi dalam satu sesi penciptaan di bawah flyover Jembatan Pasopati. Hasil desain ini diserahkan ke Pemerintah Kota Bandung sebagai persembahan dari warga dunia dan Indonesia bagi masyarakat Bandung.

Industri kreatif di Bandung memiliki kondisi yang berbeda dengan negara maju di Eropa dan Amerika. Di Eropa, industri kreatif muncul karena indusri manufakturnya sudah mengalami penurunan sehingga mereka mencari alternatif industri yang baru.

Di Indonesia, berbeda karena berangkat dari potensi yang ada. Banyak komunitas kreatif di masyarakat yang belum diangkat menjadi industri dan mendorong perekonomian. Jadi bukan karena industri manufaktur yang runtuh, tapi banyak potensi ekonomi rakyat yang belum diberdayakan atau belum diberi kesempatan.

Karena komunitas menjadi isu sentral, pertemuan ini bisa mengungkap komunitas industri yang ada di Bandung. Komunitas kreatif yang tumbuh subur di Bandung berbasis pada orang yang bertalenta. Jelas membedakan dengan industri kreatif negara maju yang berbasis orang berpendidikan.

Pada dasarnya, Bandung bisa diklaim sebagai kota yang sudah memiliki banyak potensi dan paling siap dalam merespons gelombang ekonomi. Hal ini karena potensi yang dimiliki Bandung belum tergali secara maksimal. Talenta muda yang berlimpah, jumlah perguruan tinggi yang mencapai 50, kemudahan mengakses teknologi, dan karakteristik masyarakat yang terbuka akan perbedaan dan perubahan, mampu memacu dan mendukung generasi mudanya untuk lebih berkreasi dan terjun ke dunia usaha.

Hanya saja saat ini belum ada langkah strategis dan politis dari pemerintah kota untuk menjadikan Bandung sebagai pemain utama dalam persaingan global di sektor ekonomi kreatif. Dibutuhkan dukungan penuh dari pemkot, seperti pemberian izin menyelenggarakan acara dan penyediaan creative center yang bisa difungsikan untuk mendukung kreativitas kota ini.

Selain itu, diperlukan ruang publik dan infrastruktur fisik kota yang berkualitas. Perencanaan dan perancangan kota yang inovatif dan responsif akan menjadi peluang pembangunan ekonomi.

Wali Kota Bandung Dada Rosada mengatakan, untuk saat ini yang diperlukan adalah implementasi dan tindakan nyata. Bukan sekadar usulan atau berhenti pada tataran konsep. Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan mengeluarkan Surat Keputusan Wali Kota mengenai pembentukan tim yang menangani projek BCC.

Sumber : TEMPO Interaktif

Related Posts:

iklan

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]


Sample 2 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput).