Bagaimana Cara Kerja Wireless Network

Koq bisa ya, komputer yang satu berhubungan dengan yang lain. Padahal kan... kaga ada kabel yang menghubungkan mereka. Dan.. padahal juga kan... komputer-komputer itu tidak bersentuhan langsung secara fisik.

Apa karena mereka (para komputer itu, red) sudah diajari ilmu kebatinan? Kira-kira... software apa ya, yang bisa ngajarin komputer ilmu kebatinan? Kamu punya? Minta dong satu. Copy deh... copy...

Kau boleh setuju, boleh juga tidak. Tapi, menurut hemat kami (kami memang suka berhemat), Wireless Network itu bukan merupakan salah satu cabang dari ilmu kebatinan (apalagi kebatilan, red).

Wireless LAN, tidak punya hubungan apapun dengan dunia gaib, penampakan, dan keganjilan, apalagi keajaiban. Wireless LAN cuma sepotong ilmu pengetahuan, hasil dari kreatifitas, keisengan, dan rasa keingintahuan manusia akan alam disekitarnya.

Dengan mulai sedikit bernafsu engkau kemudian berkata... "So, jika memang Wireless LAN itu hanyalah salah satu cabang dari ilmu pengetahuan dan teknologi, berarti Wireless LAN itu bisa dijelaskan, digambarkan, dibuktikan, dan diceritakan secara ilmiah, membosankan, dan akal sehat dong?"

Dengan sedikit yakin kemudian kami menjawab... "Yep, bagaimana cara kerja dari Wireless LAN itu bisa dijelaskan, digambarkan, dibuktikan, dan diceritakan secara ilmiah, tidak membosankan, dan tetap menggunakan akal sehat."

Dengan sedikit gusar dan perut yang mulai membesar, kemudian engkau mengeluarkan perintah... "Coba ceritaken!!"

Baiklah, karena engkau begitu memaksa, begini ceritanya...

Menurut buku yang kami baca (jadi... bukan menurut hemat kami lho), agar komputer-komputer yang berada dalam wilayah Wireless Network bisa sukses dalam mengirim dan menerima data, dari dan ke sesamanya, maka ada tiga komponen dibutuhkan. Yaitu:

  1. Sinyal Radio (Radio Signal).
  2. Format Data (Data Format).
  3. Struktur Jaringan atau Network (Network Structure).

Dan masih menurut buku yang kami baca, masing-masing dari ketiga komponen ini berdiri sendiri-sendiri. Yang artinya, mereka tidak harus diberdirikan. Mereka bisa berdiri sendiri, tanpa harus diapa-apain dulu (misalnya dilihat, diraba, digosok, dipegang, diterajang, etc). Eh... ma'af... mulai agak jorok deh.

Yang kami maksud dengan berdiri sendiri-sendiri tadi adalah dalam hal cara kerja dan fungsinya. Jadi begini mas, kalo kita ingin mengibaratkan sebuah network sebagai kue lapis, maka masing-masing komponen tadi berada pada lapisan yang berbeda-beda. Mereka bekerja dan mengontrol lapisan yang berbeda.

Sinyal Radio contohnya, bekerja pada lapisan bawah yang biasa disebut dengan physical layer, atau lapisan fisik. Lalu Format Data atau Data Format mengendalikan beberapa lapisan diatasnya. Dan strukture jaringan berfungsi sebagai alat untuk mengirim dan menerima sinyal radio.

Sampeyan pernah dengar cerita mengenai bagaimana cara kerja modem dalam mengirim dan menerima data, ke dan dari internet bukan? Nah, dalam dunia Wireless LAN, cara kerja peralatan wirelessnya juga mirip seperti itu.

Saat akan mengirim data, peralatan-peralatan Wireless tadi akan berfungsi sebagai alat yang mengubah data digital menjadi sinyal radio. Lalu saat menerima, peralatan tadi berfungsi sebagai alat yang mengubah sinyal radio menjadi data digital yang bisa dimengerti dan diproses oleh komputer.

Cara Kerja Wireless

Gimana Mas? Sudah mulai jelas dan puas dengan penjelasan kami mengenai cara kerja dari Wireless Network dalam mengirim dan menerima data? Masih kurang puas? Baeklah, dengan sangat terpaksa, kami coba untuk ngebahasnya lebih lanjut. Kami akan ngebahasnya secara singkat dibawah ini.

Sampeyan mungkin masih penasaran dan bertanya-tanya, gimana ceritanya, koq sinyal radio itu bisa diubah menjadi data digital, dan sebaliknya. Nah, biar sampeyan tidak mati penasaran, lalu arwahnya gentayangan, dan menakut-nakuti orang yang tidak sampeyan sukai, maka bukankah lebih baik jika kita coba mencari jawabannya disini.

Jadi begini mas, dengan masih menggunakan kata... bukan menurut hemat kami, yang artinya kami lebih suka menggunakan kata... menurut buku yang kebetulan kami temukan lalu kami baca... prinsip dasar yang digunakan pada teknologi wireless ini sebenarnya diambil dari persamaan yang dibuat oleh James Clerk Maxwell di tahun 1964.

Dalam persamaan itu, dengan gamblang dan jelas Maxwell berhasil menunjukkan fakta bahwa, setiap perubahan yang terjadi dalam medan magnet itu akan menciptakan medan-medan listrik. Dan sebaliknya, setiap perubahan yang terjadi dalam medan-medan listrik itu akan menciptaken medan-medan magnet.

Lebih lanjut Maxwell menjelaskan... saat arus listrik (AC atau alternating current) bergerak melalui kabel atau sarana fisik (konduktor) lainnya, maka, beberapa bagian dari energynya akan terlepas ke ruang bebas di sekitarnya, lalu membentuk medan magnet atau alternating magnetic field.

Kemudian, medan magnet yang tercipta dari energy yang terlepas itu akan menciptakan medan listrik di ruang bebas, yang kemudian akan menciptakan medan magnet lagi, lalu medan listrik lagi, medan magnet lagi, dan seterusnya, hingga arus listrik yang asli atau yang pertama terhenti (terputus, red).

Bentuk energy yang tercipta dari perubahan-perubahan ini, disebut dengan radiasi elektromagnetik (electromagnetic radiation), atau biasa kita kenal sebagai gelombang radio. Itu artinya, radio dapat di definisikan sebagai radiasi dari energi elektromagnetik yang terlepas ke udara (ruang bebas).

Hello... are you still there? Ok, tak lanjutin. Seperti yang sering sampeyan dengar bahwa, kalo alat yang menghasilkan gelombang radio itu biasa dinamakan TRANSMITTER. Lalu alat yang digunakan untuk mendeteksi dan menangkap gelombang radio yang ada udara itu, biasa dinamakan RECEIVER.

Nah, agar kedua alat tadi (transmitter dan receiver) lebih fokus saat mengirim, membuat pola gelombang, mengarahkan, meningkatkan, dan menangkap sinyal radio, ke dan dari udara, maka dibantulah dengan alat lain, yaitu ANTENA. Sampe disini... ada keluhan? Tidak ada? Baeklah... kita lanjutin.

Sedulur-sedulur mungkin mulai gerah dan bertanya-tanya, apa perlunya seh ngomongin soal alat-alat itu. Toh, di toko elektronik juga banyak, tinggal beli aja, ngapain repot-repot mempelajarinya. Untuk sedikit mengurangi kegerahan itu, kami akan menjelaskannya dibawah ini.

Berkat persamaan dari Maxwell, transmitter, receiver, serta antena, yang kemudian disatukan dalam semua peralatan wireless LAN itulah, maka komputer bisa berkomunikasi, mengirim dan menerima data melalui gelombang radio, atau biasa disebut dengan wireless netwok.

Tapi bang, stasiun Radio itu kan banyak, dan frequencynya berbeda-beda, koq bisa nggak tabrakan alias bercampur aduk? Gimana cara ngaturnya? Lalu, apa peralatan wireless juga bisa di pake buat ngedengerin siaran radio?

Pertanyaan yang bagus mas. Jadi begini ceritanya, menurut buku ini, agar tidak saling bertabrakan, gelombang radio yang akan dikirimkan ke udara itu bisa diatur frequencynya. Yaitu dengan cara mengatur atau memodifikasi arus listrik yang berada pada peralatan pengirim dan penerima tadi (transmitter, receiver).

Dan jarak yang menjadi pemisah antar frequency dinamakan SPECTRUM. Lalu, bagian terkecil dari spectrum disebut dengan BAND. Dan untuk mengukur jumlah perulangan dari satu gelombang ke gelombang yang terjadi dalam hitungan detik, digunakanlah satuan HERTZ (Hz).

Hertz, diambil dari nama orang yang pertama kali melakukan percobaan mengirim dan menangkap gelombang radio, yaitu HEINRICH HERTZ. Satu hertz dihitung sebagai jarak antara satu gelombang ke gelombang berikutnya. Dan sinyal radio itu umumnya berada pada frequency ribuan, jutaan, atau milyaran hertz (KHz, MHz, GHz).

Nah, dengan mengatur frequency itulah maka sinyal radio bisa tidak saling bertabrakan. Dan untuk pertanyaaan apakah peralatan wireless bisa dipake untuk menangkap siaran radio, maka dengan sangat menyesal kami harus mengatakan bahwa itu tidak mungkin akan terjadi. Kenapa?

Sebabnya, ya... itu tadi. Sinyal gelombang atau sinyal wireless itu berada pada frequency yang berbeda dengan sinyal atau gelombang dari stasiun radio yang biasa kita dengar. Gimana mas? Masih belum puas? Jangan kuatir, nanti kita bakal mempelajari mengenai wireless network ini lebih lanjut lagi.

Related Posts:

iklan

Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]


Sample 2 “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno) “Tidak seorang pun yang menghitung-hitung: berapa untung yang kudapat nanti dari Republik ini, jikalau aku berjuang dan berkorban untuk mempertahankannya”. (Pidato HUT Proklamasi 1956 Bung Karno) “Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa.” (Soekarno) “Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun”. (Bung Karno) “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.” (Pidato Hari Pahlawan 10 Nop.1961) “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” – Bung Karno “Bangsa yang tidak percaya kepada kekuatan dirinya sebagai suatu bangsa, tidak dapat berdiri sebagai suatu bangsa yang merdeka.” (Pidato HUT Proklamasi 1963 Bung Karno) “……….Bangunlah suatu dunia di mana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan……” (Bung Karno) Untuk memilih jenis tomat yang akan ditanam hendaknya sesuaikan dahulu dengan karateristik lokasi. Apabila kebun Anda berada di dataran tinggi pilihlah varietas yang cocok untuk dataran tinggi begitu juga sebaliknya. Benih tomat bisa didapatkan dengan mudah diberbagai toko penyedia saprotan. Apabila Anda sulit mendapatkannya atau harganya terlalu mahal, kita bisa membuatnya sendiri. Caranya dengan menyeleksi buah tomat yang paling baik dari segi ukuran (besar) dan bentuk (tidak cacat). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna(tidak cacat atau keriput). Langahnya sebagai berikut, pilih buah tomat yang akan dijadikan benih. Kemudian biarkan buah tomat tersebut menua di pohon. Setelah cukup tua ambil bijinya dan bersihkan dari lendir yang menyelubunginya dengan air. Setelah itu rendam dalam air, pilih biji yang tenggelam. Kemudian lakukan seleksi sekali lagi terhadap biji tomat, pilih yang bentuknya sempurna (tidak cacat atau keriput).